INDOPOSCO.ID – Dari ruang laboratorium kampus di Depok hingga ruang riset di Korea Selatan, langkah Miss Jennifer Wijaya membentang jauh – membawa mimpi dan semangat anak muda Indonesia menembus dunia farmasi global.
Kini, ia menjabat sebagai Technical Operations di Daewoong Global, salah satu perusahaan farmasi terbesar asal Korea Selatan, dan terlibat dalam proyek strategis Validation and Mapping Test Global Daewoong (VIC Clinic).
Dalam wawancara eksklusif melalui Zoom, di studio podcast INDOPOSCO, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Jennifer menuturkan perjalanan kariernya yang berawal dari kampus hingga menembus panggung industri farmasi internasional.
“Saya mengenal Daewoong pertama kali saat perusahaan ini bekerja sama dengan kampus saya, Universitas Indonesia. Mereka membangun laboratorium dan memberikan beasiswa. Dari situ saya tertarik dan melamar saat ada lowongan,” kenang Jennifer membuka perbincangan.
Lulusan Teknik Kimia ini mengaku awalnya tak memiliki latar belakang farmasi, namun hal itu tidak menghalanginya untuk melangkah.
“Saya masuk ke Daewoong benar-benar dari nol. Tapi perusahaan ini melihat potensi dan kemauan belajar, bukan hanya pengalaman,” ujarnya.
Keberanian melangkah keluar dari zona nyaman menjadi modal penting bagi Jennifer untuk beradaptasi di dunia yang sangat disiplin dan kompetitif seperti industri farmasi Korea Selatan.
Jennifer menuturkan, budaya kerja di Korea Selatan menuntut kecepatan, ketepatan, dan tanggung jawab yang tinggi. Sebelum berangkat, ia bersama rekan-rekannya menjalani pelatihan bahasa dan budaya Korea selama dua bulan agar siap menghadapi tantangan di lingkungan multinasional.
“Kami bahkan punya mentor pribadi, bukan hanya untuk pekerjaan tapi juga kehidupan sehari-hari—mulai dari cara mencari makanan halal, membeli pakaian musim dingin, sampai memahami budaya lokal,” ujarnya.
Bagi Jennifer, disiplin dan rasa tanggung jawab yang tinggi bukan sekadar kebiasaan, tetapi nilai hidup yang membentuk karakternya hingga hari ini.
Sebagai bagian dari Daewoong Global, Jennifer menyaksikan langsung komitmen perusahaan dalam memperkuat kerja sama riset di Indonesia.
Hingga kini, Daewoong telah membangun empat laboratorium penelitian di universitas-universitas besar: dua di Universitas Indonesia (UI), satu di Institut Teknologi Bandung (ITB), dan satu lagi tengah dibangun di Institut Pertanian Bogor (IPB).
“Laboratorium itu sangat membantu mahasiswa dan dosen meningkatkan kualitas riset. Waktu saya kuliah pun, riset saya mendapat dukungan langsung dari Daewoong,” katanya.
Menurut Jennifer, inisiatif ini menunjukkan bahwa Indonesia tidak hanya dipandang sebagai pasar, tetapi juga pusat pertumbuhan talenta global di bidang farmasi.
“Kami ingin menjadikan Indonesia sebagai pusat riset dan pengembangan farmasi dunia,” ungkapnya.
Salah satu proyek penting yang kini dijalankan Jennifer bersama timnya adalah penerapan Continuous Cleaning Verification (CCV), sistem yang memastikan kebersihan alat-alat produksi farmasi dilakukan secara berkelanjutan dan terukur setiap tahun.
“CCV menjadi tantangan karena harus menyesuaikan jadwal produksi dan validasi tanpa mengganggu rilis produk,” jelasnya.
“Tapi berkat kolaborasi tim yang solid, semua bisa dijalankan dengan baik,” tambahnya.
Bagi Jennifer, inovasi bukan sekadar teknologi baru, tetapi cerminan komitmen terhadap mutu, keamanan, dan kepercayaan publik terhadap produk farmasi.
Meski kini bekerja jauh di Korea, hati Jennifer tetap tertambat di tanah air. Ia menyimpan mimpi untuk suatu hari kembali dan berkontribusi dalam pengembangan farmasi di Indonesia, khususnya di daerah asalnya, Medan.
“Saya ingin mengembangkan bidang farmasi di Medan, tempat asal saya. Masih banyak daerah yang membutuhkan akses obat yang merata, bahkan hingga pulau-pulau kecil seperti Nias,” ucap Jennifer.
Visinya sederhana namun bermakna: memperluas jangkauan kesehatan dan riset hingga ke pelosok negeri.
“Sekarang saya fokus memperdalam ilmu di bidang riset dan operasi produksi. Suatu saat, saya ingin menerapkannya untuk masyarakat Indonesia,” tambahnya dengan semangat.
Di akhir wawancara, Jennifer menyampaikan harapan agar pemerintah Indonesia semakin memperkuat dukungan bagi riset dan pengembangan di kalangan generasi muda.
“Dulu saya sempat mencoba mengajukan dana riset, tapi jumlahnya sangat terbatas. Saya berharap ke depan pemerintah bisa memberi lebih banyak peluang beasiswa dan dukungan riset, agar farmasi Indonesia bisa bersaing di dunia,” tuturnya.
Baginya, anak muda Indonesia memiliki potensi besar untuk bersaing di panggung global, asalkan diberikan akses, ruang, dan dukungan yang memadai.
Dengan semangat belajar, kerja keras, dan cinta pada tanah air, Jennifer Wijaya membuktikan langkah kecil dari kampus bisa tumbuh menjadi lompatan besar di panggung dunia mimpi yang kini tumbuh subur di Negeri Ginseng. (srv)









