INDOPOSCO.ID – Di tengah dinamika pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, dua nama di kabinetnya mencuri perhatian publik. Bukan karena kontroversi, melainkan karena peran dan gaya komunikasi yang dinilai menonjol. Mereka adalah Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa dan Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya.
Analis komunikasi politik Hendri Satrio mengamati bahwa keduanya menjadi figur yang paling sering diperbincangkan sejak pemerintahan baru berjalan. “Memang ada dua anggota kabinet Prabowo yang menarik perhatian publik, yaitu Teddy dan Purbaya,” ujar Hendri melalui gawai, Minggu (19/10/2025).
Nama Purbaya Yudhi Sadewa kerap menghiasi pemberitaan dalam beberapa pekan terakhir. Di mata Hendri, gaya komunikasi yang terbuka dan respons cepatnya terhadap isu-isu ekonomi membuat publik sulit mengabaikannya.
“Purbaya wajar menjadi perbincangan. Gaya bicaranya yang ceplas-ceplos dan kecepatannya dalam menyelesaikan masalah keuangan menarik perhatian publik,” kata pria yang akrab disapa Hensa itu.
Sejak dilantik, Purbaya memang menunjukkan ritme kerja tinggi. Setiap pernyataannya tentang arah fiskal dan kebijakan anggaran langsung menjadi bahan diskusi di ruang publik dan media sosial. Gaya khasnya yang blak-blakan disebut sebagai napas baru dalam komunikasi ekonomi pemerintahan Prabowo.
Berbeda dari Purbaya yang sering tampil di depan kamera, Teddy Indra Wijaya lebih banyak bekerja di balik layar. Namun, posisinya sebagai Sekretaris Kabinet membuatnya tak luput dari perhatian.
Sebagian pihak menilai Teddy memiliki peran penting dalam mengatur akses komunikasi dengan Presiden, sebuah fungsi yang kerap memunculkan perbincangan publik. Hensa menilai hal itu sebagai bagian dari tanggung jawab strategis seorang Seskab.
“Saya melihatnya Teddy berperan mengatur waktu dan kegiatan Presiden. Sejak (Prabowo) jadi Menhan (Menteri Pertahanan), kampanye, hingga kini menjabat Presiden, dia terlihat mengelola agenda dan memperkenalkan relasi baru, terutama saat kampanye,” ujarnya.
Menurut Hensa, fungsi Seskab tidak sekadar administratif. Ia juga menjadi penyaring kegiatan yang dianggap strategis bagi Presiden. “Pemilihan kegiatan strategis itu penting. Tidak mungkin Presiden menghadiri semua agenda atau bertemu semua pihak. Ini membantu Presiden tetap fokus dan prima dalam mengambil keputusan,” jelasnya.
Hensa juga menilai, dalam sistem kepresidenan, tidak semua pihak bisa langsung bertatap muka dengan kepala negara. Karena itu, posisi seperti Seskab, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), hingga tokoh politik seperti Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad menjadi gerbang komunikasi antara Presiden dan publik.
“Menurut saya, tidak mungkin semua pihak bertemu langsung dengan Presiden. Makanya ada Seskab, Mensesneg, dan tokoh seperti Pak Dasco untuk menjembatani komunikasi,” kata Hensa.
Menariknya, Teddy dikenal bukan sosok baru di lingkar kekuasaan. Ia telah bekerja di bawah dua Presiden berbeda, sebuah catatan yang menurut Hensa menunjukkan tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap kinerjanya.
“Teddy sudah bekerja untuk dua Presiden berbeda dengan waktu yang cukup lama. Ini menunjukkan adanya kepercayaan terhadap kinerjanya, dan yang tahu kinerjanya bagus atau tidak ya Presidennya,” tambahnya.
Di tengah derasnya arus politik dan sorotan publik, dua figur ini menegaskan bahwa perhatian terhadap kabinet bukan selalu soal kontroversi. Kadang, kerja cepat dan strategi sunyi justru jadi panggung paling menarik di pemerintahan. (her)








