• Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Koran
indoposco.id
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks
No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks
No Result
View All Result
indoposco.id
No Result
View All Result
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
  • Koran
Home Nasional

Wamen Nezar Patria Jelaskan Tantangan yang Perlu Diantisipasi Terkait AI

Laurens Dami by Laurens Dami
Sabtu, 22 Februari 2025 - 06:06
in Nasional
AI

Ilustrasi - Kecerdasan buatan (AI). 

1.2k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

INDOPOSCO.ID – Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi), Nezar Patria menjelaskan mengenai tantangan apa yang perlu diantisipasi, khususnya etika dalam teknologi kecerdasan buatan (AI).

Setidaknya, ia menjelaskan, ada sebanyak tujuh tantangan etika dalam teknologi AI yang perlu diantisipasi. Salah satunya adalah bias dan diskriminasi.

“Karena AI menggunakan data, dan pengolahan data ini dilakukan atau disiapkan oleh sebuah foundation model, yang berisi algoritma tertentu dan penyusunan algoritma ini terkadang juga tidak luput dari bias para developernya,” ujar Nezar dalam sambutannya di acara Tech & Telco Summit 2025 di Jakarta, seperti dilansir Antara, Jumat (21/2/2025).

Menurut Nezar, bias ini disebabkan oleh manusia, di mana dalam konteks ini merupakan developer (pengembang) dari AI tersebut. Ia menilai, manusia memiliki kepercayaan tertentu dalam hal tertentu juga.

Kemudian data-data dari AI pun diambil dari sumber-sumber yang sudah ada bias-bias tertentu. Bias ini pun beragam, meliputi ras, suku, agama sehingga hasil data AI juga cukup mendorong pada kelompok masyarakat tertentu.

Lalu yang kedua yakni transparansi dan akuntabilitas. Menurut Nezar, banyak dari sistem AI beroperasi seperti black box (kotak hitam), di mana proses internalnya sulit dipahami.

“Jadi kadang-kadang sulit ditebak dengan model yang ada, dan sudah banyak riset juga bagaimana memecahkan persoalan black box dalam prosesing data yang dilakukan oleh artificial intelligence ini,” ucap Nezar.

Hal ini berdampak pada sulitnya menilai serta mengetahui, siapa yang bertanggung jawab atas keputusan yang dibuat oleh teknologi AI.

Selanjutnya yang ketiga adalah perihal privasi, keamanan dan pengawasan. Nezar mengatakan, AI membutuhkan data dalam jumlah yang besar, untuk menghasilkan keputusan yang efektif.

Namun hal ini membuat data yang dibutuhkan meliputi data-data sensitif seperti data pribadi.

“Hal ini menimbulkan kecemasan dan juga kekhawatiran terkait pengumpulan, penyimpanan, dan penggunaan data yang dapat melanggar privasi individu,” tuturnya.

Selanjutnya yang keempat adalah dampak penggantian tenaga kerja dengan teknologi AI. Menurutnya, isu ini menjadi besar dan ramai dibicarakan hingga tingkat global.

Kemajuan teknologi AI memang membuka peluang pekerjaan yang baru untuk manusia. Namun, terdapat juga risiko-risiko yang ditimbulkan akibat kemajuan teknologi AI.

Salah satunya yakni kehilangan pekerjaan pada sejumlah sektor industri tertentu, yang diakibatkan penggantian tenaga kerja dengan teknologi AI.

“Karena itu dalam membuat policy dan membuat kebijakan di masa transisi atau di masa transformasi digital ini, dibutuhkan data-data yang cukup valid. Lalu strategi yang tepat juga agar kita bisa memastikan pekerjaan yang terdampak, dapat beradaptasi dengan perubahan,” imbuh Nezar.

Yang kelima adalah antisipasi dalam kreativitas dan kepemilikan karya seni oleh AI. Baginya, kreativitas dan kepemilikan karya seni dari AI tidak jelas status kepemilikannya.

Hal ini pun membuat banyak pihak menjadi komplain, serta fokus membahas mengenai hak cipta sebuah karya seni.

Lalu yang keenam adalah algoritma AI yang dimanfaatkan untuk manipulasi sosial. Isu algoritma AI menjadi isu yang diperhatikan karena rekayasa sosial lewat media sosial, bisa dilakukan dengan teknologi AI.

Terakhir adalah pengembangan senjata otonom berbasis teknologi AI, yang level autonomusnya bisa tanpa kendali manusia.

“Senjata itu bisa terbang sendiri dengan sejumlah data-data yang ada di dalamnya ya. Dan dia bisa melakukan reasoning sendiri lalu mengambil keputusan sendiri,” ungkap Nezar.

Bagi Nezar, teknologi ini mirip dengan teknologi AI agentik yang sedang berkembang. Atau bahkan senjata otonom akan menjadi tren setelah generatif AI. (dam)

Tags: AIWamen Nezar Patria
Previous Post

Kemkomdigi Jelaskan Nasib Spektrum Frekuensi Usai Merger XL Axiata-Smartfren

Next Post

Polres Metro Jakut Prioritaskan Penindakan dan Pengawasan Narkoba

Related Posts

whooshhh
Nasional

Prabowo Diminta Percepat Restrukturisasi Utang Whoosh, Setop Jebakan Sunk Cost Fallacy

Jumat, 31 Oktober 2025 - 23:57
kkpp
Nasional

KKP Hentikan Pemanfaatan Ruang Laut Tak Berizin di Sorong Papua

Jumat, 31 Oktober 2025 - 21:14
kkp
Nasional

KKP Gelar Aksi Laut Sehat Bebas Sampah di Pulau Terluar Kepri

Jumat, 31 Oktober 2025 - 20:02
kurnia
Nasional

Komisi II DPR Awasi Ketat Anggaran KPU Usai Kasus Gunakan Jet Pribadi Selama 59 Kali

Jumat, 31 Oktober 2025 - 18:48
gea
Nasional

BPKP Komitmen Perkuat Pengawasan Digital di Sektor Publik

Jumat, 31 Oktober 2025 - 17:48
migas
Nasional

PT Sinar Prapanca: Mitra Strategis Keamanan untuk Industri Migas dan Energi Nasional

Jumat, 31 Oktober 2025 - 14:46
Next Post
METRO

Polres Metro Jakut Prioritaskan Penindakan dan Pengawasan Narkoba

BERITA POPULER

  • expo

    Expo Kemandirian Pesantren Meriahkan MQK Internasional 2025 di Wajo

    1170 shares
    Share 468 Tweet 293
  • Menag Soroti Dampak Perang dan Kerusakan Iklim di Pembukaan MQK Internasional

    869 shares
    Share 348 Tweet 217
  • Ampas Teh

    713 shares
    Share 285 Tweet 178
  • PPK BPJN Banten Bantah Pekerjaan Ruas Jalan Nasional Bayah Cibareno Mangkrak, Ini Alasannya

    668 shares
    Share 267 Tweet 167
  • Presiden Prabowo Pulang Lebih Cepat dari KTT ASEAN karena Hal Mendesak

    662 shares
    Share 265 Tweet 166
  • Redaksi
  • Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Standar Perlindungan Wartawan
  • Sertifikat Dewan Pers

© - & DESIGN BY INDOPOSCO.ID.

No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks

© - & DESIGN BY INDOPOSCO.ID.