• Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Koran
indoposco.id
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks
No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks
No Result
View All Result
indoposco.id
No Result
View All Result
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
  • Koran
Home Headline

Soroti Napiter Kambuhan, Komisi III: Banyak Didasari Urusan Ekonomi dan Kurangnya Profiling

Laurens laurens by Laurens laurens
Selasa, 28 Mei 2024 - 22:06
in Headline
nasirco

Anggota Komisi III DPR RI, M Nasir Djamil saat mengisi acara diskusi "Mencintai NKRI dari Balik Jeruji' di Jakarta, Selasa (28/4/2024). (Dok. Indopos.co.id)

1.2k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

INDOPOSCO.ID – Anggota Komisi III DPR RI Nasir Djamil menegaskan bahwa negara belum serius menerapkan deradikalisasi terhadap narapidana (napi) terorisme.

Hal tersebut ditegaskan Nasir dalam acara Forum Grup Discussion (FGD) berjudul “Mencintai NKRI dari Balik Jeruji’ yang digelar oleh Indopos.co.id dan Indoposco.id di Jakarta, Selasa (28/4/2024).

“Ya secara jujur harus kita akui bahwa pemerintah atau negara itu belum serius menangani napi terorisme, baik saat mereka dipidana, saat mereka di Lapas (Lembaga Pemasyarakatan) maupun setelah mereka selesai dari pemidanaan itu,” kata Nasir.

Kata Nasir, hal itu bisa dilihat dari masih banyak para mantan napi yang kembali melakukan hal serupa selepas keluar penjara atau bebas bersyarat.

“Macam-macam yang mereka lakukan, bisa kembali menjadi pelaku lapangan ataupun menjadi mentor mencari pengikut baru,” ucapnya.

Ketidaefektivan negara dalam melakukan program deradikalisasi atas Napiter kambuhan dilihat mulai dari kurangnya mendalami profil dari napiter serta pemetaan daerah-daerah.

“Yang menjadi kekurangan adalah kurangnya profiling Napiter serta profiling daerah. Mana yang termasuk daerah merah, hijau dan lainnya,” ungkapnya.

Selain itu politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini juga menekankan kambuhnya mantan napiter untuk menjalankan paham dan aksi terorismenya adalah karena urusan ekonomi. Mengingat stigma sebagai mantan Napiter sulit untuk mendapatkan pekerjaan.

“Stempel sebagai mantan Napiter membuat mereka sulit mendapatkan pekerjaan. Selesai menjalani proses hukum dan ucap ikrar kepada NKRI saat akan keluar dari penjara tidak diikutsertakan dengan pendampingan ekonomi. Sehingga mereka kesulitas untuk memghidupi istri dan anak-anak nya,” terangnya.

“Mau tidak mau mereka gampang diajak untuk kembali bergabung kepada jaringan komplotannya. Dan disitulah negara terlihat belum serius menangani program deradikalisasi,. Apa mungkin karena mereka kurang anggaran, itu kan yang juga harus kita bahas bersama,” pungkasnya menambahkan.

Sebagaimana diketahui, berdasarkan data BNPT per April 2024, terdapat 2.059 mantan napiter di hampir seluruh Indonesia. Sekitar 43 persen di antaranya bebas bersyarat atau bersedia menyatakan ikrar setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sejauh ini, sebanyak 103 mantan napiter kembali melakukan aksi teror atau terlibat dalam aktivitas yang mengarah pada tindak pidana terorisme.

Sebanyak 13 orang dari jumlah residivis itu bahkan diketahui sempat mengikuti program deradikalisasi. Aksi teror terakhir di Tanah Air adalah kasus bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, Bandung, Jawa Barat pada 7 Desember 2022. Teror itu juga dilakukan oleh seorang mantan napiter bernama Agus Sujatno alias Abu Muslim. (dil)

Tags: DeradikalisasiFGDKomisi III DPR RINapiterNasir Djamil
Previous Post

BPN Kota Depok Apresiasi Langkah Progresif Pemkot Depok Alih Media Sertifikat

Next Post

NasDem Buka Peluang Dukung Kaesang di Pilkada Kota Depok

Related Posts

roysur
Headline

Polisi Tetapkam Roy Suryo Cs Tersangka Kasus Tudingan Ijazah Palsu Jokowi

Jumat, 7 November 2025 - 12:29
suharto
Headline

Dinilai Berjasa, Muhammadiyah Dukung Soeharto Jadi Pahlawan Nasional

Kamis, 6 November 2025 - 14:30
WhatsApp Image 2025-11-06 at 12.30.50
Headline

Drama Pelarian Sebelum Ditangkap KPK, Gubernur Riau Ngumpet di Kafe

Kamis, 6 November 2025 - 12:41
WhatsApp Image 2025-11-06 at 09.02.32
Headline

Status Waspada, Gunung Semeru Erupsi Disertai Letusan Setinggi 1 km di Atas Puncak

Kamis, 6 November 2025 - 10:52
guntur
Headline

Prabowo Siap Tanggungjawab, KPK Tetap Usut Dugaan Markup Whoosh

Kamis, 6 November 2025 - 07:07
mbg
Headline

Kasus Keracunan MBG Tembus 16.109 Orang, Pemerintah Dinilai Gagal Lindungi Anak

Rabu, 5 November 2025 - 12:01
Next Post
nasdem

NasDem Buka Peluang Dukung Kaesang di Pilkada Kota Depok

BERITA POPULER

  • WhatsApp Image 2025-11-01 at 08.26.51 (1)

    Bhayangkara FC vs Persita: Pendekar Cisadane Janjikan Laga Sulit untuk The Guardian

    970 shares
    Share 388 Tweet 243
  • Liverpool vs Real Madrid: The Reds Diuntungkan Statistik, Tapi…

    681 shares
    Share 272 Tweet 170
  • Persijap vs Malut United: Lini Belakang Bermasalah, Laskar Kalinyamat Harus Dispilin

    673 shares
    Share 269 Tweet 168
  • Hasil Liga Champions: Liverpool-Bayern Menang Tipis, Arsenal-Tottenham Berpesta

    671 shares
    Share 268 Tweet 168
  • Peserta TKA Siaran Langsung di Medsos, Kemendikdasmen: Sudah Ditindak Pengawas

    663 shares
    Share 265 Tweet 166
  • Redaksi
  • Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Standar Perlindungan Wartawan
  • Sertifikat Dewan Pers

© - & DESIGN BY INDOPOSCO.ID.

No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks

© - & DESIGN BY INDOPOSCO.ID.