INDOPOSCO.ID – Meski diserang atas berbagai isu, elektabilitas pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden Prabowo – Gibran tetap moncer menempati urutan pertama dalam survei yang dilakukan oleh Lembaga survei Political Statistics (Polstat) Indonesia, Jumat (8/12/2023).
Salah satu temuan menarik dari survei Polstat kali ini adalah bahwa badai kritik dan isu yang beredar sebulan terakhir ternyata tidak menggoyang elektabilitas Prabowo-Gibran. Bahkan makin moncer meninggalkan dua paslon lainnya,” ungkap Apna Permana, Direktur Riset Polstat Indonesia, dalam rilisnya, Jumat (8/12/2023).
Dalam surveinya, Polstat mengungkapkan, semula sejumlah pihak berasumsi bahwa keputusan Prabowo menggandeng Gibran Rakabuming Raka akan membuat elektabilitasnya merosot. Badai kritik dan isu negatif yang menerjang Presiden Jokowi dan keluarganya akan mendegradasi tingkat keterpilihan Prabowo yang sedang on the track.
Ternyata, berdasar temuan dalam survei Polstat Indonesia kali ini tingkat kepuasan publik terhadap Presiden masih cukup tinggi sebanyak 76,9 persen.
“Ini menunjukkan bahwa berbagai isu negatif (seperti isu politik dinasti, munculnya kembali isu ijazah palsu, gonjang ganjing putusan MK, gosip-gosip negatif lainnya yang diarahkan kepada keluarga Jokowi) ternyata tidak terlalu mendegradasi tingkat kepuasan publik pada Presiden Jokowi, ” ucap Apna.
Ia menjelaskan, badai kritik dan isu negatif yang menyerang Presiden Jokowi dan keluarganya nampaknya cenderung hanya menjadi konsumsi elit dan kurang menjadi concern masyarakat banyak.
“Hal ini terkonfirmasi dalam hasil survei Polstat Indonesia. Misalnya soal politik dinasti, ketika Polstat menanyakan kepada responden apakah restu yang diberikan oleh Jokowi atas majunya Gibran sebagai cawapres sebagai bentuk politik dinasti, mayoritas publik atau 74,8 persen responden menyatakan tidak. Kemudian ketika responden ditanya apakah isu politik dinasti merupakan masalah serius yang akan mencederai Pemilu 2024, mayoritas publik atau 65,9 persen menyatakan isu politik dinasti bukan masalah serius,” ungkapnya.
Begitu pula mengenai isu kecurangan massif yang konon akan terjadi pada Pemilu 2024, kata Apna, mayoritas publik atau 63,8 persen responden mengaku tidak percaya kemungkinan terjadinya kecurangan massif tersebut.
Sedangkan mengenai netralitas aparatur Negara (khususnya TNI-POLRI), mayoritas publik atau 70,5 persen responden menyatakan tidak percaya terhadap isu yang menyebutkan TNI-POLRI tidak netral dan melakukan intimidasi untuk memenangkan paslon tertentu.
“Alhasil, berdasarkan hasil survei Polstat Indonesia kali ini, elektabilitas Prabowo-Gibran masih jauh di atas kedua kompetitornya, Ganjar-Mahfud dan Anies-Cak Imin. sebanyak 43,5 persen responden mengaku akan memilih Prabowo-Gibran. Sementara itu pasangan yang akhir-akhir ini cenderung mengambil posisi berlawanan dengan pemerintah, Ganjar-Mahfud, malah kian terpuruk dan kali ini hanya dipilih oleh 27,2 persen responden. Sedangkan Anies-Cak Imin memperoleh elektabilitas 25,8 persen. Hanya 3,5 persen responden yang belum bisa memutuskan pilih pasangan mana (undecided),” demikian Polstat membeberkan hasil surveinya.
Survei Polstat Indonesia ini dilakukan pada tanggal 27 November – 5 Desember 2023 di seluruh wilayah Republik Indonesia yang terdiri dari 38 provinsi. Populasi survei ini adalah seluruh penduduk Indonesia yang minimal sudah berusia 17 tahun dan memiliki E-KTP. Jumlah sampel sebesar 1200 responden diperoleh melalui teknik pengambilan sampel secara acak bertingkat (multi-state random sampling).
Batas kesalahan (margin of error)+/- 2,8 persen dan pada tingkat kepercayaan (level of confidence) sebesar 95 persen. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara tatap muka langsung dengan responden berpedoman kuesioner. Survei Polstat kali ini dilengkapi dengan analisis media monitoring untuk mengukur perkembangan sentimen publik terhadap para capres setahun jelang Pemilu 2024. (dil)
			
			








