• Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Koran
indoposco.id
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks
No Result
Lihat Semua
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks
No Result
Lihat Semua
indoposco.id
No Result
Lihat Semua
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
  • Koran
Home Ekonomi

Industri Garmen Waspadai Efek Perang Rusia-Ukraina

Juni Armanto Editor Juni Armanto
Minggu, 30 Oktober 2022 - 22:11
in Ekonomi
Pekerja menyelesaikan produksi kain sarung di pabrik tekstil Kawasan Industri Majalaya, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (4/1/2019). Foto : Antara/Raisan Al Farisi/wsj/aa.

Pekerja menyelesaikan produksi kain sarung di pabrik tekstil Kawasan Industri Majalaya, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (4/1/2019). Foto : Antara/Raisan Al Farisi/wsj/aa.

Share on FacebookShare on Twitter

INDOPOSCO.ID – Ketua Umum Perkumpulan Pengusaha Produk Tekstil Jawa Barat (PPPTJB) Yan Mei mengingatkan bahwa akan terjadi dampak mengerikan dari perang antara Rusia dan Ukraina yang berlangsung lama, antara lain terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) dan penutupan pabrik garmen tekstil.

“Perang Ukraina memberi dampak besar, antaranya kepada kenaikan inflasi di Amerika dan Eropa, kenaikan biaya biaya logistik, dan anjloknya pesanan garmen,” kata Yan Mei di Jakarta, Minggu (30/10/2022).

BacaJuga:

MedcoEnergi Resmikan Pembangkit Listrik Combined Cycle di Batam: Efisiensi Naik, Emisi Turun

Pertamina Kejar Target NZE 2060 atau Lebih Cepat

PHE dan PDC Dukung Net Zero Emission dengan Energi Alam

Mengutip sumber dari BPS, Yan Mei yang didampingi Dessy Sulastri dari Dewan Pengupahan Kabupaten Bogor, Jawa Barat, mengatakan bahwa di Jawa Barat, terdapat 14 kabupaten dan kota yang sudah memberikan data jumlah pengurangan atau PHK.

Dari total 124 perusahaan yang ada, terdapat sebanyak 64.165 pekerja yang sudah menjadi korban PHK, serta 18 perusahaan terpaksa ditutup karena tidak mampu lagi bertahan di tengah situasi sulit tersebut.

Menurut Yan Mei, perusahaan garmen adalah sektor padat karya dengan rata-rata pendidikan tingkat SMP, sehingga mereka adalah kelompok yang paling rentan terhadap gejolak yang terjadi.

“Untuk keluar dari masalah pelik tersebut, masih ada langkah yang bisa ditempuh asalkan semua pihak bisa duduk bersama untuk mencari jalan keluarnya, terutama yang menyangkut masalah pengupahan,” katanya.

Melihat kondisi tersebut, Yan Mei berharap kepada Presiden Jokowi agar segera mengambil tindakan-tindakan yang cepat dalam mengamankan bahaya tutupnya industri garmen imbas dari perang Ukraina

Kabupaten Bogor dan Purwakarta mengalami kerentanan paling tinggi akibat tingkat upah yang sangat tinggi sehingga dalam situasi tekanan gejolak perang ukraina, sudah akan lebih dahulu kehilangan daya saingnya.

Kondisi tersebut diakui oleh Taufik Rachmat Garsadi dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat, yang mengungkapkan bahwa sedikitnya 43 ribu pekerja tekstil dan garmen di enam Kota/Kabupaten di Jawa Barat mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

Untuk mengatasi kondisi tersebut, Pemerintah Jawa Barat pun mengimbau agar perusahaan melakukan penyesuaian jam kerja hingga mengurangi upah untuk mempertahankan tenaga kerja.

Sementara itu juru bicara PPPTJB Sariat Arifia menegaskan bahwa imbauan Pemerintah Jawa Barat tersebut sudah sangat bagus dan karenanya harus dituangkan dalam payung hukum baik di tingkat provinsi bahkan nasional.

“Karena situasi ekonomi, bahkan bagi industri garmen inilah kondisi terberat yang pernah ada. Payung hukum ini yang sudah sangat dinanti-nanti oleh industri garmen dan para buruh mengatur relaksasi pengupahan berbasis Pancasila, yakni musyawarah mufakat. Sehingga was-was para pelaku industri garmen ini segera selesai dan fokus menghadapi turbulensi bisnis,” kata Sariat dikutip Antara.

Sementara itu Wakil Ketua Kadin Bidang Maritim, Investasi, dan Luar Negeri Shinta Kamdani memprediksi sektor padat karya akan melakukan PHK karena permintaan pasar dari sektor tersebut turun tajam.

Meski Shinta tidak memprediksi kapan gelombang PHK sektor padat karya tersebut terjadi, ia yakin bahwa banyak perusahaan yang melakukan efisiensi di banyak bidang demi untuk mempertahankan kelangsungan hidup mereka. (aro)

Tags: Industri GarmenKonflik Rusia-UkrainaPPPTJBRusiaukraina
Berita Sebelumnya

Timnas U-20 Kondisi Segar-Bugar Lawan Moldova di Turki

Berita Berikutnya

TNI Amankan Miras Ilegal di Badau Kalbar

Berita Terkait.

1000401496
Ekonomi

MedcoEnergi Resmikan Pembangkit Listrik Combined Cycle di Batam: Efisiensi Naik, Emisi Turun

Kamis, 13 November 2025 - 18:42
WhatsApp Image 2025-11-13 at 16.38.37
Ekonomi

Pertamina Kejar Target NZE 2060 atau Lebih Cepat

Kamis, 13 November 2025 - 16:47
WhatsApp Image 2025-11-13 at 15.59.15
Ekonomi

PHE dan PDC Dukung Net Zero Emission dengan Energi Alam

Kamis, 13 November 2025 - 16:09
tempImage04Ix8h
Ekonomi

WGC: Prospek Emas 2026 Bergantung Tarif Dagang dan Suku Bunga AS

Kamis, 13 November 2025 - 06:09
IMG-20251112-WA0018
Ekonomi

Kimberly-Clark, UNICEF, dan Project HOPE Kolaborasi Dukung Kesehatan Perempuan dan Bayi di Indonesia

Rabu, 12 November 2025 - 21:48
SIAL
Ekonomi

SIAL InterFOOD 2025 Resmi Dibuka: Pameran F&B Terbesar di Asia Tenggara

Rabu, 12 November 2025 - 17:26
Berita Berikutnya
TNI Amankan Miras Ilegal di Badau Kalbar

TNI Amankan Miras Ilegal di Badau Kalbar

BERITA POPULER

  • Survei: 76,2 Persen Masyarakat Percaya terhadap Polri

    Survei: 76,2 Persen Masyarakat Percaya terhadap Polri

    3485 shares
    Share 1394 Tweet 871
  • Antusiasme Melonjak, JAECOO Serahkan Unit Perdana SUV Listrik J5 EV ke Konsumen di Seluruh Indonesia

    2747 shares
    Share 1099 Tweet 687
  • Gagalkan Aksi Curanmor di Cakung, Hansip Alami Luka Tembak di Perut

    713 shares
    Share 285 Tweet 178
  • PGN Raih Penghargaan Subroto 2025, Dukung Ketahanan dan Swasembada Energi Nasional

    673 shares
    Share 269 Tweet 168
  • Hansip yang Gagalkan Curanmor di Cakung Meninggal Dunia Usai Tertembak

    668 shares
    Share 267 Tweet 167
  • Redaksi
  • Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Standar Perlindungan Wartawan
  • Sertifikat Dewan Pers

© - & DESIGN BY INDOPOSCO.ID.

No Result
Lihat Semua
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks

© - & DESIGN BY INDOPOSCO.ID.