• Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Koran
indoposco.id
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks
No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks
No Result
View All Result
indoposco.id
No Result
View All Result
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
  • Koran
Home Gaya Hidup

Masalah Pembuktian Forensik Kekerasan Seksual Seperti Ini

Juni Armanto by Juni Armanto
Jumat, 28 Oktober 2022 - 23:55
in Gaya Hidup
dr.-Baety-Adhayati

Wakil Sekjen Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia (PDFI) dr. Baety Adhayati, SpFM(K) dalam "media briefing" secara virtual di Jakarta, Jumat (28/10/2022). Foto : Antara/Rizka Khaerunnisa

1.2k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

INDOPOSCO.ID – Dokter spesialis forensik Baety Adhayati menjelaskan bekas luka pada korban yang kondisinya bergantung pada waktu kejadian menjadi kendala yang kerap ditemui di dalam pembuktian forensik terkait dengan kasus kekerasan seksual.

“Kasus-kasus yang baru, misalnya terjadi beberapa hari atau saat hari itu terjadi langsung lapor, itu jarang sekali terjadi atau misalnya dalam kurun waktu seminggu dua minggu, terus lapor itu termasuk yang jarang,” kata Baety yang juga Wakil Sekjen Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia (PDFI) dalam media briefing secara virtual diikuti di Jakarta, Jumat (28/10/2022).

Dia mengatakan biasanya korban kekerasan seksual tidak segera memeriksakan diri ke dokter, sehingga bukti-bukti penting seperti adanya ejakulat dalam alat kelamin atau di bagian tubuh lainnya sudah menghilang.

Baca Juga : Dokter Forensik Serahkan Hasil Autopsi Ulang Brigadir J ke Bareskrim

Dia mengakui idealnya pemeriksaan luka oleh dokter dilakukan sesegera mungkin setelah kejadian, sehingga probabilitas penemuan bukti forensik lebih tinggi. Baety juga memahami bahwa tidak mudah bagi korban mempertimbangkan dan memutuskan untuk melaporkan kasus kekerasan seksual yang dialami.

Korban baru mendatangi dokter ketika peristiwa kekerasan sudah berlalu sekian lama, bahkan hingga tahunan, sehingga bekas luka di tubuh korban tidak ditemukan karena sudah sembuh dengan sendirinya. Dalam beberapa kasus seperti pada korban anak, pihak orang tua, bahkan baru menyadari bertahun-tahun kemudian ketika didapati perubahan perilaku pada anak.

“Sehingga, agak sulit juga pembuktiannya. Kadang-kadang masih ditemukan luka lama tapi lebih sering tidak ketemu apa-apa, karena lukanya sudah sembuh, sudah tidak kelihatan,” ujar Baety.

Baety membagi tanda kekerasan atau bekas luka menjadi dua kategori, yaitu luka baru dan luka lama. Biasanya luka baru dapat berupa memar, luka lecet, luka terbuka, serta robekan selaput dara. Sementara luka lama yang mungkin bisa ditelusuri seperti bekas luka lama serta robekan lama.

“Biasanya kami lihat kasusnya, kejadiannya lama atau baru. Nanti kami lihat luka yang ditemukan relevan atau tidak dengan kejadian, apakah ini ditemukan luka baru atau luka lama,” katanya.

Dalam beberapa kasus, kata Baety, terkadang terdapat pula korban yang memeriksakan kondisi luka ke pihak bukan dokter atau pihak yang tidak kompeten untuk menilai luka. Yang menjadi permasalahan, korban kebingungan dan malah dioper dari satu tempat pemeriksaan ke tempat lainnya hingga pada akhirnya korban menyerah.

“Kadang-kadang yang seperti ini kan melelahkan juga untuk korban dan keluarga, sehingga akhirnya mereka tidak jadi lapor atau tidak jadi datang ke tempat rujukan,” ujar Baety.

Menurut dia, idealnya fasilitas kesehatan yang menyediakan pemeriksaan forensik mengedepankan hak privasi dan kenyamanan korban seperti tidak berdekatan atau bercampur dengan poli lainnya yang umum dikunjungi banyak orang.

Fasilitas pemeriksaan yang ideal biasanya tersedia di rumah sakit tipe A. Namun sayangnya, fasilitas kesehatan yang berada di daerah belum semuanya mampu memiliki ruang khusus untuk pemeriksaan forensik korban kekerasan.

“Sebenarnya tidak selalu harus rumah sakit besar atau hanya yang mampu, tidak juga. Kadang-kadang perlu pemahaman dari manajemen rumah sakit juga untuk dapat menyediakan yang representatif, tidak harus bagus, yang penting ada dan representatif,” katanya dilansir Antara.

Menurut Baety, dukungan sistem dan infrastruktur penanganan korban kekerasan di tingkat wilayah sangat penting. Dengan begitu, akses bagi korban menjadi lebih mudah.

“Menurut saya yang paling penting adalah dukungan sistem dan infrastruktur penanganan korban kekerasan di tingkat wilayah, sehingga memudahkan korban untuk mendapatkan akses, bantuan untuk mendapatkan pelayanan,” kata Baety. (aro)

Tags: kekerasan seksualperkosaan
Previous Post

Putin Klaim Kian Banyak Negara Tak Tunduk Tekanan AS

Next Post

Peneliti Tiongkok Temukan Senyawa Antidepresan, Berpotensi kerja cepat

Related Posts

anker
Gaya Hidup

Perkuat Identitas Anker Innovations sebagai Ekosistem Teknologi Terpadu lewat 3 Produk Baru

Jumat, 7 November 2025 - 09:09
chery
Gaya Hidup

Chery Group Pecahkan Rekor Penjualan Global: 281 Ribu Unit Terjual di Oktober

Jumat, 7 November 2025 - 08:21
JAECOO
Gaya Hidup

JAECOO J5 EV, “The Real SUV” Listrik

Jumat, 7 November 2025 - 08:10
musim-hujan
Gaya Hidup

Berbagai Komponen Mobil yang Wajib Diperiksa saat Musim Hujan

Jumat, 7 November 2025 - 03:14
Bridgestone Tambah Jaringan di Timur Indonesia, TOMO Autoprima Care Paniki Dua Resmi Hadir di Manado
Gaya Hidup

Bridgestone Tambah Jaringan di Timur Indonesia, TOMO Autoprima Care Paniki Dua Resmi Hadir di Manado

Kamis, 6 November 2025 - 15:25
WhatsApp Image 2025-11-06 at 08.45.27
Gaya Hidup

Gandeng NVIDIA, Hyundai Bangun Pabrik AI Raksasa di Korea Selatan

Kamis, 6 November 2025 - 09:29
Next Post
ZZL-7

Peneliti Tiongkok Temukan Senyawa Antidepresan, Berpotensi kerja cepat

BERITA POPULER

  • WhatsApp Image 2025-11-01 at 08.26.51 (1)

    Bhayangkara FC vs Persita: Pendekar Cisadane Janjikan Laga Sulit untuk The Guardian

    970 shares
    Share 388 Tweet 243
  • Liverpool vs Real Madrid: The Reds Diuntungkan Statistik, Tapi…

    681 shares
    Share 272 Tweet 170
  • Persijap vs Malut United: Lini Belakang Bermasalah, Laskar Kalinyamat Harus Dispilin

    673 shares
    Share 269 Tweet 168
  • Hasil Liga Champions: Liverpool-Bayern Menang Tipis, Arsenal-Tottenham Berpesta

    671 shares
    Share 268 Tweet 168
  • Peserta TKA Siaran Langsung di Medsos, Kemendikdasmen: Sudah Ditindak Pengawas

    663 shares
    Share 265 Tweet 166
  • Redaksi
  • Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Standar Perlindungan Wartawan
  • Sertifikat Dewan Pers

© - & DESIGN BY INDOPOSCO.ID.

No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks

© - & DESIGN BY INDOPOSCO.ID.