INDOPOSCO.ID – Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira mengatakan, program kartu prakerja tidak banyak membantu mengatasi pengangguran selama pandemi Covid-19.
Menurut Bhima, angkatan kerja yang belum mendapat kesempatan bekerja jumlahnya makin meningkat. Terutama ketika masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat hingga Level 4.
“Dampak kartu prakerja belum efektif mengurangi pengangguran, karena penggangguran meningkat khususnya selama PPKM bulan Juli-Agutus 2021,” kata Bhima melalui gawai di Jakarta, Sabtu (28/8/2021).
Meski ada perubahan fokus pada program kartu prakerja dari yang sebelumnya meningkatkan kemampuan sesuai kebutuhan pasar kerja, beralih menjadi pemberian bantuan sosial di saat pandemi Covid-19.
Terlebih bagi peserta program kartu prakerja, tidak punya semacam perjanjian mengikat untuk mendapatkan pekerjaan. Minimal mereka ketika lulus pelatihan dapat disalurkan ke perusahaan.
“Jadi, artinya pemerintah tidak menjamin bahwa lulusan prakerja mendapatkan pekerjaan,” tutur ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) itu.
Seharusnya pemerintah sebagai mengelola program kartu prakerja, selain memberikan pelatihan juga menyalurkan kepada perusahaan. Baik BUMN maupun swasta yang kerja sama dengan pemerintah.
“Jadi kalau ada perusahaan yang mendapat insentif perpajakan itu harusnya diminta untuk menyerap lulusan kartu prakerja,” tandasnya.
Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 19 telah resmi dibuka pada, Kamis 26 Agustus 2021. Pendaftarannya hanya melalui situs resmi www.prakerja.go.id. Dengan 800 ribu kuota peserta. (dan)








