• Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Koran
indoposco.id
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks
No Result
Lihat Semua
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks
No Result
Lihat Semua
indoposco.id
No Result
Lihat Semua
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
  • Koran
Home Nasional

Konsep Link and Match Perkuat Daya Saing Lulusan Vokasi

Ali Rachman Editor Ali Rachman
Sabtu, 17 Juli 2021 - 15:45
in Nasional
indoposco

Ilustrasi. Pendidikan dan Latihan (Diklat) vokasi. Foto: Arsip Kemendikbudristek

Share on FacebookShare on Twitter

INDOPOSCO.ID – Sinergi antara pendidikan vokasi dan industri amat penting dalam peningkatan kapasitas serta kualitas sumber daya manusia (SDM) yang dihasilkan. Saat ini, koneksi antara keduanya belum begitu optimal. Salah satu upaya yang harus ditempuh adalah penguatan konsep link and match kepada pelaku industri.

Pernyataan tersebut diungkapkan Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudriatek), Wikan Sakarinto dalam sebuah Webinar Series bertajuk Sinergi Ekosistem Riset Terapan sebagai Jembatan Vokasi dan Industri, Jumat (16/7).

BacaJuga:

Kementerian Ekraf Cetak Talenta Muda Samarinda dan Perkuat Ekonomi Kreatif Daerah

Kemendiktisaintek: Dikti Pegang Peran Strategis Cetak SDM Unggul dan Riset Inovasi

Kemenpar Perkuat Sinergi Wujudkan Co-Branding 5.0 Lewat WICF 2025

Dia menjelaskan, konsep link and match ini terdiri dari 8 standar. Pertama, kurikulum disusun bersama. Wikan mengaku, kurikulum akan di refom agar lebih berat pada pembentukan karakter dan soft skill daripada hard skill.

“Hard skill dan produktif iya, tetapi kita dikeluhkan karena lulusan kita kurang komunikasi, kurang mampu menghadapi tekanan dunia kerja, kita akan fokuskan kalau kita menyusun kurikulum bersama dengan industri itu soft skill karakternya kuat, hardskill akan otomatis kuat,” jelas dia melalui keterangan resminya di Jakarta, Sabtu (17/7).

Selanjutnya pembelajaran berbasis project riil dari dunia kerja (PBL). Tujuannya adalah untuk memastikan hard skill akan disertai soft skill dan karakter yang kuat.

Ketiga, jumlah dan peran guru, dosen, instruktur dari industri dan ahli dari dunia kerja, ditingkatkan secara signifikan sampai minimal mencapai 50 jam per semester, per program studi.

“Jadi, dosen-dosen dari Kadin harus rutin kita hadirkan di kelas. Sejak semester satu, anak-anak kita sudah diekspos dengan kondisi nyata,” tambah Wikan.

Poin keempat merupakan optimalisasi magang atau praktik kerja di industri atau dunia kerja. Menurutnya minimal dirancang 1 semester sejak awal.

“Jangan sampai langsung lompat ke nomor empat, sedangkan poin 2 dan 3 belum kita lakukan,” tuturnya.

Adapun yang kelima adalah sertifikasi kompetensi, yang sesuai standar dan kebutuhan dunia kerja (bagi lulusan dan dosen, guru/instruktur). Kemudian dosen/guru/instruktur secara rutin mendapatkan update teknologi dan pelatihan dari dunia kerja.

“Aspek ketujuh cukup krusial yakni riset terapan mendukung teaching factory atau teaching industry,” terang Wikan.

Dijelaskan Wikan, ketika bicara riset terapan, tidak bisa langsung lompat ke riset terapan. Ini bagian dari link and match. Riset terapan yang tepat itu teaching factory/teaching industry harus bermula dari kasus nyata di Industri atau masyarakat.

“Sehingga kebijakan kita untuk riset terapan itu ya ini, start from the end,” ungkapnya.

Wikan menyebutkan riset itu dimulai dari MRL (Market Readiness Level) bersama industri atau bersama Kamar Dagang dan Industri (Kadin), kemudian merancang kalau kelak produk mereka nanti sudah selesai, bagaimana memproduksi massal dan mendeliver ke pasar atau ke masyarakat.

“Harus ada VRL (Venture Readiness Level). Jadi kita harus punya kesiapan mitra industri yang nanti memproduksi masal. Karena kalau kampus atau SMK diminta untuk memproduksi masal itu ya salah,” kata dia.

Kampus vokasi atau sekolah menengah kejuruan (SMK) adalah pabrik ide atau pabrik prototype dan dilahirkan bersama dengan industri. Baru setelah itu TRL (Tehnical Readiness Level). Ini dipublikasikan setelah produk sudah jadi.

“Di HAKI, paten, atau produk register itu boleh dipublikasikan. Tapi jangan sampai mindset kita untuk melakukan link and match tadi hanya administratif,” tutur Wikan.

Terakhir, komitmen serapan lulusan, oleh dunia kerja (bukan mengharuskan, tapi komitmen kuat).

“Jadi ada link and match antara vokasi dan industri. Minimal delapan standar ini harus dilakukan kalau kita benar-benar ingin punya kualitas,” tutupnya.

Sementara Dekan Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor (IPB) University, Nunung Nuryartono mengatakan, setidaknya harus ada bobot yang sama antara dosen-dosen yang melakukan publikasi, dosen aktif dalam masyarakat, termasuk ketika dosen menggerakan dan dosen yang menghasilkan output atau produk.

“Ini seyogyanya juga menjadi bagian dari penilaian yang tidak kalah pentingnya dibandingkan dengan artikel tadi. Termasuk ketika dia menghasilkan output atau produk. Kita tetap harus melakukan riset. Riset seperti apa yang diinginkan apakah basic research atau applied research,” kata dia.

“Nah kalau applied research, apa yang harus ditindaklanjuti agar itu betul-betul bisa digunakan oleh dunia industri,” lanjut Nunung.

Dia menambahkan, dalam melakukan penelitian, ada dosen dengan karakter basic research dan ada juga yang applied research. Tetapi menurutnya yang lebih penting adalah bagaimana memasukkan applied research di dalam satu puzzle ekosistem riset nasional di Indonesia. (arm)

Tags: kemendikbudristekPengangguranvokasiWirausaha
Berita Sebelumnya

Takbir Iduladha di Masjid dan Musala Boleh, Ini Penjelasan MUI

Berita Berikutnya

Nasi Tutug Oncom Temani Komika Hifdzi Khoir Jalani Isoman

Berita Terkait.

ekraf
Nasional

Kementerian Ekraf Cetak Talenta Muda Samarinda dan Perkuat Ekonomi Kreatif Daerah

Jumat, 14 November 2025 - 00:30
riset
Nasional

Kemendiktisaintek: Dikti Pegang Peran Strategis Cetak SDM Unggul dan Riset Inovasi

Kamis, 13 November 2025 - 23:13
menpar
Nasional

Kemenpar Perkuat Sinergi Wujudkan Co-Branding 5.0 Lewat WICF 2025

Kamis, 13 November 2025 - 22:22
SAWIT
Nasional

Minyak Sawit Pacu Surplus Perdagangan dan Energi Bersih Nasional

Kamis, 13 November 2025 - 22:02
akhyar
Nasional

Pemerintah Nilai Pesantren Jadi Pilar Ketahanan dan Kebangkitan Bangsa

Kamis, 13 November 2025 - 21:41
sandi
Nasional

Polri Tunggu Salinan Resmi Putusan MK yang Larang Polisi Aktif Duduki Jabatan Sipil

Kamis, 13 November 2025 - 21:31
Berita Berikutnya
indoposco

Nasi Tutug Oncom Temani Komika Hifdzi Khoir Jalani Isoman

BERITA POPULER

  • Survei: 76,2 Persen Masyarakat Percaya terhadap Polri

    Survei: 76,2 Persen Masyarakat Percaya terhadap Polri

    3303 shares
    Share 1321 Tweet 826
  • Antusiasme Melonjak, JAECOO Serahkan Unit Perdana SUV Listrik J5 EV ke Konsumen di Seluruh Indonesia

    2746 shares
    Share 1098 Tweet 687
  • Gagalkan Aksi Curanmor di Cakung, Hansip Alami Luka Tembak di Perut

    713 shares
    Share 285 Tweet 178
  • PGN Raih Penghargaan Subroto 2025, Dukung Ketahanan dan Swasembada Energi Nasional

    673 shares
    Share 269 Tweet 168
  • Hansip yang Gagalkan Curanmor di Cakung Meninggal Dunia Usai Tertembak

    667 shares
    Share 267 Tweet 167
  • Redaksi
  • Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Standar Perlindungan Wartawan
  • Sertifikat Dewan Pers

© - & DESIGN BY INDOPOSCO.ID.

No Result
Lihat Semua
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks

© - & DESIGN BY INDOPOSCO.ID.