INDOPOSCO.ID – Wacana pergantian Panglima Tentara Nasional Indonesi (TNI) bergulir seiring bakal pensiunnya Marsekal TNI Hadi Tjahjanto pada akhir 2021.
Setidaknya ada dua nama yang menyeruak ke publik. Mereka adalah Jenderal TNI Andika Perkasa merupakan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) dan Laksamana TNI Yudo Margono adalah Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL).
Koordinator Maha Bidik Indonesia, Moch Ojat Sudrajat mengatakan, peralihan kepemimpinan dalam tubuh TNI tidak bisa lepas dari unsur politis. Meskipun pada hakikatnya, pemilihan ada pada hak preogratif Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Sejauh penilaiannya saat ini, biasanya pergantian kepemimpinan Panglima berdasarkan giliran dari tiap tiga Markas Besar (Matra) TNI.
“Kalau orde baru dipastikan Panglima TNI itu dari angkatan darat. Kalau reformasi bentuknya seperti giiran. Bagaimanpun ini ada unsur politik kalau menurut saya. Intinya bagaimana bisa meredam intensitas politik,” katanya saat dihunungi, Senin (28/6/2021).
Namun yang paling penting, idelanya seorang Panglima wajib menjaga persatuan dan kesatuan negara. Terlebih, tantangan saat ini mengjadapi polarisasi masyarakat.
Hal itu wajib dijaga. Mengingat pada tahun 2024 akan menghadapi Pemilihan Umum (Pemilu) serentak. Tahun politik jangan menjadi api dalam sekam.
“Bagaiamana menghadapi polarisasi, harus bijak. Saya sendiri merindukan tidak adanya polarisasi karena setelah ke sini makin menonjol. Panglima TNI harus merangkul semua pihak sehingga tidak ada lagi polarisasi,” terangnya.
Tetapi jika dari pengamatan pribadi, lanjut Ojat, Jendral Andika Perkasa lebih terbuka lebar potensinya menjadi Panglima TNI. Sebab, dasar tanggung jawab sebagai pimpiman KSAD nampak terlihat.
Jendral Andika dinilai lebih terbuka jika ada masalah dalam tubuh TNI AD. Seperti kasus penularan Covid-19 di TNI AD di Bandung langsung ditangani.
“Dari sisi ketegasan pak Andika mumpuni, kalau ada anak buahnya bersalah tidak ditutupi. Apapun pertimbangannya hak preogratif Presiden. Kalau pemerintah sudah memutuskan iti sudah matang. Kalau maayarakat melihatnya jangan sampai ada gesekan di lapangan,” paparnya.
Terlepas dari itu, Panglima TNI terpilih nanti harus dapat menjamin kesejahteraan anggotanya. Sehingga tidak ada lagi kasus pergesekan di tingkat bawah.
“Panglima itu suatu jabatan yang amanah cukup besar karena melindungi 3 Matra yakni Darat, Laut dan Udara. Membawahi 3 Jendral lainnya. Pengembangan kesejahteraan anggota, karena alusista mau diperbaharui, tapi kalau kesejahteraan TNI ya kasian. Adanya gesekan, maaf ada yang membekingi A, B karena kesejahteraanya tidak mencukupi,” tutupnya. (son)








