INDOPOSCO.ID – Modus operandi pelaku terorisme saat ini bergeser dengan melibatkan perempuan. Keterlibatan perempuan dalam aksi teror, menurut Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi Partai NasDem Eva Yuliana, karena disinyalir perempuan lebih mudah tersentuh secara emosional dalam menerima paham-paham baru.
“Strategi itu kan harus membuat sesuatu yang berbeda. Ya kemungkinan perempuan lebih mudah menerima paham baru secara emosi,” ujar Eva Yuliana melalui gawai, Minggu (4/4/2021).
Ia menyebut, pelibatan istri dalam aksi teror pun demikian. Seperti pada aksi teror di Surabaya 2018 lalu yang melibatkan pasangan suami istri dan anaknya. Kemudian aksi teror di Makassar belum lama ini yang juga melibatkan pasangan suami istri.
“Jadi istri itu ikut apa kata suami atau perempuan mengimani suami,” ucapnya.
Pada kasus Makassar, masih ujar Eva, melibatkan generasi milenial. Ia menyebut, pendidikan keluarga menjadi paling penting untuk mencegah terpaparnya paham radikalisme. Dan kehadiran pemerintah, menurut Eva juga menjadi penting.
“Pemerintah harus hadir lagi dengan memperkuat kultur agama, sosial lebih baik. Dengan melakukan sosialisasi empat pilar,” katanya.
Lalu, kemudian, masih ujar Eva, pemerintah juga hadir bersama tokoh masyarakat untuk memperkuat barisan. Sehingga celah masuknya paham terorisme sangat kecil.
“Untuk media sosial pemerintah juga harus hadir lagi. Kemudian keterlibatan polwan sangat penting untuk meningkatkan pengamanan. Karena modus operandi terorisme saat ini berubah dengan melibatkan perempuan,” terangnya. (nas)








