• Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Koran
indoposco.id
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks
No Result
Lihat Semua
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks
No Result
Lihat Semua
indoposco.id
No Result
Lihat Semua
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
  • Koran
Home Internasional

Soal Kekerasan terhadap Perempuan, Turki Tolak Kesepakatan Eropa

Redaksi Editor Redaksi
Sabtu, 20 Maret 2021 - 20:58
in Internasional
indoposco

Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan. Foto: Instagram/@rterdogan

Share on FacebookShare on Twitter

INDOPOSCO.ID – Presiden Recep Tayyip Erdogan menarik Turki keluar dari kesepakatan internasional yang dirancang untuk melindungi perempuan, surat kabar resmi negara itu mengatakan, Sabtu.

Langkah itu diambil meskipun ada seruan dari para pegiat, yang meyakini pakta itu sebagai kunci untuk memerangi peningkatan kekerasan dalam rumah tangga.

BacaJuga:

Penutupan Pemerintahan AS Diproyeksikan Berakhir Rabu Malam

Denmark Siapkan Aturan Larangan Media Sosial untuk Anak di Bawah 15 Tahun

Kebijakan Trump Tekan Laba Produsen Mobil Jepang dan Jerman

Kesepakatan Dewan Eropa, yang dibentuk di Istanbul, berisi perjanjian untuk mencegah, menuntut, dan menghapus kekerasan dalam rumah tangga serta mendorong kesetaraan.

Turki, yang menandatangani perjanjian itu pada 2011, mengalami peningkatan jumlah femisida (pembunuhan yang dialami perempuan karena kebencian terhadap perempuan) tahun lalu.

Tidak ada penjelasan soal alasan di balik penarikan itu. Tetapi, para pejabat di Partai AK yang berkuasa mengatakan tahun lalu bahwa pemerintah sedang mempertimbangkan untuk mundur di tengah perselisihan tentang upaya mengekang kekerasan yang meningkat terhadap perempuan.

“Jaminan hak-hak perempuan adalah peraturan saat ini dalam anggaran rumah tangga kami, terutama Konstitusi kami. Sistem peradilan kami dinamis dan cukup kuat untuk menerapkan peraturan baru sesuai kebutuhan,” kata Menteri Kebijakan Keluarga, Perburuhan, dan Sosial Zehra Zumrut di Twitter.

Orang-orang konservatif di Turki mengatakan pakta itu merusak struktur keluarga dan mendorong kekerasan. Mereka juga memusuhi prinsip kesetaraan gender, seperti yang tercakup dalam Konvensi Istanbul, dan menganggap perjanjian tersebut mempromosikan homoseksualitas –karena di dalamnya tercantum prinsip non-diskriminasi atas dasar orientasi seksual.

Kalangan pengkritik penarikan Turki dari perjanjian itu mengatakan langkah tersebut akan membuat Turki semakin keluar dari nilai-nilai Uni Eropa, organisasi kawasan yang diinginkan Turki untuk bergabung menjadi anggota.

Mereka berpendapat bahwa kesepakatan itu, dan undang-undang yang disetujui setelahnya, perlu diterapkan lebih ketat.

Turki bukanlah negara pertama yang bergerak untuk membatalkan kesepakatan itu.

Pengadilan tertinggi Polandia sedang meneliti dengan cermat pakta tersebut setelah seorang anggota kabinet mengatakan Warsawa harus keluar dari perjanjian yang dianggap terlalu liberal oleh pemerintah nasionalis itu.

Erdogan mengutuk kekerasan terhadap perempuan, termasuk dengan mengatakan bahwa pemerintahnya akan bekerja untuk memberantas kekerasan terhadap perempuan.

Tetapi, para kritikus mengatakan pemerintahan Erdogan belum berbuat cukup untuk mencegah femisida dan kekerasan dalam rumah tangga.

Turki tidak menyimpan statistik resmi tentang femisida. Data Organisasi Kesehatan Dunia menunjukkan 38 persen wanita di Turki menjadi sasaran kekerasan dari pasangan mereka, dibandingkan dengan sekitar 25 persen di Eropa.

Ankara telah mengambil berbagai langkah, seperti menandai individu yang diketahui melakukan kekerasan serta membuat aplikasi ponsel pintar bagi perempuan untuk memberi tahu polisi. Aplikasi itu telah diunduh ratusan ribu kali.

Keputusan Erdogan muncul setelah dia meluncurkan reformasi peradilan bulan ini yang menurutnya akan meningkatkan hak dan kebebasan, dan membantu memenuhi standar Uni Eropa.

Turki telah menjadi kandidat untuk bergabung dengan Uni Eropa sejak 2005, tetapi pembicaraan mengenai proses keanggotaan telah dihentikan karena perbedaan kebijakan dan catatan hak asasi manusia Turki. (bro)

Tags: Kekerasan Terhadap PerempuanRecep Tayyip Erdoganturki
Berita Sebelumnya

Transformasi Operasi Layanan dan Kultur, BRI Jalin Kerjasama dengan Microsoft

Berita Berikutnya

Libya Selidiki Temuan Belasan Jenazah di Benghazi

Berita Terkait.

trump-3
Internasional

Penutupan Pemerintahan AS Diproyeksikan Berakhir Rabu Malam

Kamis, 13 November 2025 - 15:03
anak2
Internasional

Denmark Siapkan Aturan Larangan Media Sosial untuk Anak di Bawah 15 Tahun

Senin, 10 November 2025 - 00:02
pelabuhan
Internasional

Kebijakan Trump Tekan Laba Produsen Mobil Jepang dan Jerman

Minggu, 9 November 2025 - 22:03
musium
Internasional

MIA, Museum dengan Koleksi Seni Islam Paling Lengkap di Dunia

Minggu, 9 November 2025 - 06:13
palestina
Internasional

Lawan Agresi Israel, Hizbullah Minta Pemerintah Lebanon Bergabung

Jumat, 7 November 2025 - 13:13
beruang
Internasional

Polisi di Jepang Diizinkan Tembak Beruang karena Serangan Meningkat

Jumat, 7 November 2025 - 00:07
Berita Berikutnya
indoposco

Libya Selidiki Temuan Belasan Jenazah di Benghazi

BERITA POPULER

  • Survei: 76,2 Persen Masyarakat Percaya terhadap Polri

    Survei: 76,2 Persen Masyarakat Percaya terhadap Polri

    3507 shares
    Share 1403 Tweet 877
  • Antusiasme Melonjak, JAECOO Serahkan Unit Perdana SUV Listrik J5 EV ke Konsumen di Seluruh Indonesia

    2747 shares
    Share 1099 Tweet 687
  • Gagalkan Aksi Curanmor di Cakung, Hansip Alami Luka Tembak di Perut

    713 shares
    Share 285 Tweet 178
  • PGN Raih Penghargaan Subroto 2025, Dukung Ketahanan dan Swasembada Energi Nasional

    673 shares
    Share 269 Tweet 168
  • Hansip yang Gagalkan Curanmor di Cakung Meninggal Dunia Usai Tertembak

    668 shares
    Share 267 Tweet 167
  • Redaksi
  • Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Standar Perlindungan Wartawan
  • Sertifikat Dewan Pers

© - & DESIGN BY INDOPOSCO.ID.

No Result
Lihat Semua
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks

© - & DESIGN BY INDOPOSCO.ID.