• Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Koran
indoposco.id
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks
No Result
Lihat Semua
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks
No Result
Lihat Semua
indoposco.id
No Result
Lihat Semua
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
  • Koran
Home Gaya Hidup

Penderita Covid-19 dan Pembekuan Darah

Redaksi Editor Redaksi
Jumat, 12 Februari 2021 - 17:37
in Gaya Hidup
Ilustrasi. Foto : Pixabay

Ilustrasi. Foto : Pixabay

Share on FacebookShare on Twitter

INDOPOSCO.ID – Pembekuan darah pada kasus Covid-19 merupakan salah satu reaksi imun atau hasil peperangan saat antibodi melawan virus SARS-CoV-2. Pengobatan kondisi ini bisa melalui pemberian pengecer darah sesuai prosedur dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Ini artinya pengobatan kasus pembekuan darah tidak bisa sembarang misalnya dengan memberi air minum banyak pada pasien seperti pendapat seseorang yang muncul di media sosial (medsos) beberapa waktu lalu.

BacaJuga:

Sinaryo Jaelani Raih Mobil Pertamanya: Daihatsu Ayla Retro Future di GJAW 2025

LEPAS L8 Jadi Sorotan Utama di GJAW 2025, SUV Premium dengan Teknologi Canggih dan Desain Elegan

Setiap Napas Berharga: Mari Peduli Pasien Hipertensi Paru di Indonesia

Vito A. Damay, pakar kesehatan yang mengambil spesialisasi jantung dan pembuluh darah dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia (PERKI) menjelaskan, pasien bisa diberikan antikoagulan yang bertugas melarutkan kembali bekuan-bekuan darah yang berbahaya akibat peradangan infeksi pada pasien Covid-19.

Ada dua jenis antikoagulan yang biasanya diberikan pada pasien Covid-19, yakni LMWH atau Low Molecular Weight Heparin dan Unfractionated Heparin. Pemberian antikoagulan ini pun memperhitungkan risiko terjadi pengenceran darah yang juga mengikuti pengentalan darah. Tubuh orang yang terkena Covid-19 mengalami inflamasi virus SARS-CoV-2 menyebabkan koagulopati atau gangguan pembekuan darah.

“Koagulopati adalah istilah medis untuk gangguan pembekuan darah. Proses pembekuan darah ini menjadi kacau, sehingga terjadi aktivitas berlebihan. Darah menggumpal dan terjadi thrombosis (penggumpalan darah) pada pembuluh vena (pembuluh balik, Red) yang mengalir ke jantung,” ujar Vito kepada Antara belum lama ini.

Lebih lanjut, gumpalan darah ini akhirnya menyumbat pembuluh darah jantung yang harusnya mengalirkan darah ke paru-paru, akibatnya aliran dari jantung kanan ke paru-paru sangat berkurang atau tidak ada. Inilah alasan saturasi oksigen (kadar oksigen dalam darah) mendadak turun dan terjadi –risiko– kematian pada pasien.

Roberts Brodsky, pakar hematologi dari the Johns Hopkins University School of Medicine dan Panagis Galiatsatos, dokter spesialis pengobatan paru di Johns Hopkins Bayview Medical Center mengungkapkan, selain paru-paru, pembekuan darah termasuk yang terkait dengan Covid-19 juga dapat membahayakan sistem saraf.

Mereka menerangkan, gumpalan darah di arteri yang menuju ke otak dapat menyebabkan stroke. Beberapa orang yang tadinya sehat lalu terkena Covid-19 bisa mengalami stroke, kemungkinan karena pembekuan darah yang tidak normal.

Beberapa orang dengan Covid-19 juga dapat mengembangkan gumpalan darah kecil yang menyebabkan area kemerahan atau ungu pada jari kaki. Gejalanya bisa terasa gatal atau nyeri.

Parameter untuk memeriksa adanya gumpalan darah antara lain D Dimer dan fibrinogen. Semakin banyak pembekuan darah yang terjadi maka semakin banyak juga proses melarutkan bekuan itu yang akhirnya menyebabkan semakin tinggi pula D Dimer.

“D Dimer bagian dari penyakit Covid-19 yang masih menyimpan banyak misteri, salah satunya pembekuan darah yang kacau, merangsang proses keenceran darah. Maka, pemberian pengencer darah tidak boleh sembarangan,” jelas Vito.

Pembekuan ini berbeda dengan istilah kekentalan darah yang sebagian orang anggap bisa diatasi dengan meminum banyak air agar darah menjadi lebih encer. Pada kondisi darah mengental misalnya saat seseorang dehidrasi maka viskositas atau kekentalan dan osmolalitas –keseimbangan cairan dan garam tubuh–nya meningkat dan terjadi hemokonsentrasi.

Mudahnya, disebut darah mengental dan ini berbeda dengan darah menggumpal atau adanya bekuan darah seperti pada kasus Covid-19.

Dalam pengobatan, pasien Covid-19 yang menjalani perawatan di rumah sakit biasanya juga diinfus cairan saline NaCL 0.9 persen kecuali apabila dia mengalami kondisi lain. Komposisi cairan ini sama seperti pada tubuh sehingga mencukupi kebutuhan walaupun pasien lupa minum air.

“Sekali lagi itulah fungsinya ada cairan infus diberikan agar mencukupi kebutuhan cairan harian apalagi kalau lupa minum selama diopname,” ujar Vito.

Vito menyayangkan ada pendapat di masyarakat yang menyebut pengobatan Covid-19 hanya cukup dengan banyak minum air bukannya dengan cara yang selama ini dilakukan para dokter.

Pendapat ini bersumber dari seorang pria melalui video yang beredar beberapa waktu lalu. Dia mempertanyakan alasan rumah sakit tidak mewajibkan pasien Covid-19 minum air. Sang pria lalu mengklaim penelitian menunjukkan pasien Covid-19 mengalami pengentalan darah sehingga diberi obat heparin dan aspirin. Padahal seharusnya pasien ini diberi minum air hangat.

Vito menegaskan pendapat pria ini salah. Pengobatan standar sudah merujuk pada panduan pengobatan pasien Covid-19 yang diberikan Kementerian Kesehatan berdasarkan rekomendasi resmi para dokter termasuk spesialis paru, jantung dan pembuluh darah, penyakit dalam, spesialis anak dan anestesi.

Jadi, berdasarkan paparan yang diungkapkan pada paragraf-paragraf di atas, pembekuan darah pada kasus Covid-19 memang dapat mengakibatkan pembekuan darah vena yang fatal dan tidak bisa diobati dengan minum air yang banyak.

Di sisi lain, dia mengingatkan aktifnya pembekuan darah selain karena virus penyebab COVID-19 juga bisa diperparah kebiasaan sedenter atau tak aktif semisal rebahan. Selain itu, waspadai kondisi obesitas. Pada mereka yang mengalami obesitas, di dalam tubuhnya terjadi peradangan kronik yang meningkatkan risiko terjadinya pembekuan darah.

Vito menambahkan, kalau orangnya banyak rebahan, menyebabkan pembekuan darah semakin tinggi. Bahkan pada kasus bukan Covid-19, kebiasaan ini bisa menyebabkan pembekuan darah vena. (aro)

Tags: coronacovid-19pandemi
Berita Sebelumnya

Bruk! Tembok Stadion Uwes Qorny Mendadak Ambruk

Berita Berikutnya

Digital Advertising adalah Sebuah Revolusi Dalam Dunia Periklanan

Berita Terkait.

1000439089 (10)
Gaya Hidup

Sinaryo Jaelani Raih Mobil Pertamanya: Daihatsu Ayla Retro Future di GJAW 2025

Selasa, 2 Desember 2025 - 13:03
1000438753
Gaya Hidup

LEPAS L8 Jadi Sorotan Utama di GJAW 2025, SUV Premium dengan Teknologi Canggih dan Desain Elegan

Selasa, 2 Desember 2025 - 10:36
1000438699
Gaya Hidup

Setiap Napas Berharga: Mari Peduli Pasien Hipertensi Paru di Indonesia

Selasa, 2 Desember 2025 - 09:54
pen
Gaya Hidup

Siap Rilis Album, ENHYPEN Siap Comeback di Bulan Januari

Selasa, 2 Desember 2025 - 02:22
BYD
Gaya Hidup

BYD Jadi Primadona di GJAW 2025, ATTO 1 Pimpin Lebih dari 600 Sesi Test Drive

Senin, 1 Desember 2025 - 11:03
IMG-20251130-WA0021
Gaya Hidup

Setahun di Indonesia, JETOUR Perkuat Layanan dan Produksi Lokal

Minggu, 30 November 2025 - 23:30
Berita Berikutnya
Digital Advertising adalah Sebuah Revolusi Dalam Dunia Periklanan

Digital Advertising adalah Sebuah Revolusi Dalam Dunia Periklanan

BERITA POPULER

  • hujan

    Hujan dan Banjir Kader KB Asahan Tetap Antar MBG 3B

    810 shares
    Share 324 Tweet 203
  • Dedi Mulyadi: Siswa Masuk Barak Militer Bukan Latihan Perang, Bantu Kesehatan Mental

    794 shares
    Share 318 Tweet 199
  • Persik vs Semen Padang: Macan Putih siap Mental, Kabau Sirah punya Momentum

    666 shares
    Share 266 Tweet 167
  • DPR Tegaskan Tak Boleh Ada Penolakan Pasien, Imbas Meninggalnya Ibu dan Bayi Ditolak 4 Rumah Sakit

    658 shares
    Share 263 Tweet 165
  • Gary Iskak Tutup Usia, Diduga Alami Kecelakaan

    657 shares
    Share 263 Tweet 164
  • Redaksi
  • Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Standar Perlindungan Wartawan
  • Sertifikat Dewan Pers

© - & DESIGN BY INDOPOSCO.ID.

No Result
Lihat Semua
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks

© - & DESIGN BY INDOPOSCO.ID.