Enam Pemain IBL Terlibat Pengaturan Skor

INDOPOSCO.ID – Enam pemain peserta Liga Bola Basket Indonesia (IBL) terbukti terlibat pengaturan skor pada sejumlah pertandingan dalam kompetisi bola basket profesional musim 2021 lalu.
5 orang berasal dari klub Pacific Caesar Surabaya, yaitu Aga Siedartha, Arisanda, Gabriel Senduk, Yoseph Wijaya, dan Aziz Wardhana, serta satu pemain dari Bali United Basketball, Yerikho Tuasela.
Direktur Utama IBL Junas Miradiarsyah mengatakan bahwa sesuai peraturan IBL para pemain tersebut akan dijatuhi sanksi larangan bermain seumur hidup.
Baca Juga : Herman “Comeback” Bersama Dewa United di IBL musim 2022
“Sesuai aturan IBL, jika terjadi hal seperti itu maka pemain mau terlibat langsung atau tidak, dia inisiator atau hanya ikut-ikutan, semua dinilai terlibat. Hingga mereka dikenai pasal yang sama, yakni larangan bermain seumur hidup di lingkup IBL dan denda Rp100 juta,” tutur Junas seperti dikutip Antara, Rabu (29/12/2021).
Junas menjelaskan bahwa pihaknya baru menyampaikan kasus tersebut karena pengaturan skor merupakan isu sensitif. Akan tetapi, pengungkapan ini dinilai tetap dibutuhkan sebagai bagian dari efek kapok bagi para pemain.
“Hal seperti ini pernah terjadi pada 2017 lalu, tetapi kami tidak diam. Begitu juga kali ini, kami buat tim, mendalami alurnya dan itu membutuhkan waktu. Kami ingin kompetisi ini berjalan dengan profesionalisme dengan dasar transparansi, jangan sampai menumbangkan apa yang sedang kita bangun bersama,” jelas dia.
Baca Juga : Melalui Honda DBL, Gubernur Sulut Berharap Lahirkan Atlet Berprestasi Lagi
Ia menambahkan bahwa pengaturan skor ini terbukti setelah tim melakukan pengecekan pada beberapa aspek, seperti statistik pemain dari setiap gimnya dibandingkan dengan musim sebelumnya,”play by play” dan keganjilan yang ada.
Sementara itu, Ketua Badan Etik dan Hukum PP Perbasi Charles Bronson Siringoringo mengungkapkan bahwa pengaturan skor kali ini terjadi karena adanya permintaan dari pemain judi online.
“Apabila mereka bisa memenuhi target misalnya“pesanannya” kalah 10 bola maka mereka dapat uang dari para pemesan judi online. Jadi ini murni pesanan dari para pemain judi online, tidak ada arahan klub tertentu yang memesan untuk mengalah. Ini murni pesanan perorangan dari pemain judi,” tutur Charles.
Perwakilan Pacific Caesar Irsan Pribadi mengatakan bahwa pihaknya sudah mulai meletakkan kebimbangan terhadap beberapa pemain sejak awal musim. Ia mengatakan sekiranya ada 5 sampai 6 gim yang“dimainkan”.
Irsan mengatakan bahwa berdasarkan pengakuan dari para pemain, masalah keuangan menjadi motif mereka melakukan pengaturan skor.
“Selama pertandingan reguler di bubble, kami koordinasi rutin hingga mendapatkan bukti yang cukup dan pengakuan dari semua pemain. Kami mempertegas bahwa pemain bertindak atas inisiatif mereka, tidak ada manajemen, staf maupun pemain lain yang terlibat dalam match- fixing ini. Ini murni untuk kepentingan individu terutama alasan finansial,” tutur Irsan. (mg4)