INDOPOSCO.ID – Pemerintah terus memperkuat upaya pemerataan pendidikan bermutu melalui revitalisasi satuan pendidikan, sebagai bagian dari Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) yang diluncurkan Presiden Prabowo Subianto. Program ini menjadi langkah konkret untuk menghadirkan fasilitas pendidikan yang memastikan seluruh anak Indonesia, termasuk penyandang disabilitas, dapat belajar dalam lingkungan yang aman dan nyaman.
Sejak diluncurkan pada Mei 2025, program revitalisasi satuan pendidikan telah menjangkau ratusan satuan pendidikan di seluruh Indonesia. Secara nasional, sebanyak 382 SLB mendapatkan bantuan perbaikan infrastruktur. Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) pun menargetkan program revitalisasi bangunan sekolah untuk SLB di seluruh Indonesia dapat rampung seluruhnya pada akhir Desember 2025.
“Dari 382 SLB yang ada, pada bulan Oktober ini kami menargetkan sekitar 216 sekolah sudah mencapai kemajuan fisik minimal 50 persen,” ujar Direktur Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus, Saryadi, di Subang, Jawa Barat, Senin (13/10/2025).
Di Subang sendiri, terdapat dua sekolah penerima bantuan revitalisasi, yaitu SLB Negeri Trituna Subang dan SLB Al-Islah Purwadadi. Di SLB Negeri Trituna Subang, revitalisasi telah berjalan selama dua bulan dengan progres mencapai 70 persen. Sekolah ini menerima bantuan sebesar Rp390 juta untuk rehabilitasi empat ruang kelas, satu ruang pembelajaran khusus, satu ruang administrasi, dan satu toilet.
Kepala Sekolah SLB Negeri Trituna Subang, Lela Latifah, menyampaikan bahwa revitalisasi membawa dampak besar terhadap semangat belajar siswa dan kinerja guru, terutama dengan ruangan yang menunjang dan fasilitas yang tempat pembelajaran.
“Sebelum revitalisasi, sebagian kelas memang sangat kumuh karena hujan dan banyak yang bocor, sebagian atap pun plafonnya juga ada yang jatuh. Sehingga ketika ada program revitalisasi bisa kami ajukan. Jadi kelas-kelas yang tadinya memang membutuhkan perbaikan, dengan revitalisasi ini kita perbaiki,” ungkap Lela.
SLB Negeri Trituna Subang memiliki 146 siswa dari jenjang SD, SMP, hingga SMA, dengan 22 tenaga pendidik. Revitalisasi sekolah juga memperhatikan aksesibilitas bagi penyandang disabilitas, sehingga seluruh siswa dapat belajar dengan lebih mudah dan mandiri.
Manfaat revitalisasi tak hanya dirasakan oleh warga sekolah, tetapi juga memberdayakan masyarakat sekitar. Salah satunya adalah Baisnu, yang bertugas menjadi mandor proyek. Ia menyebut bahwa ada sekitar 40 pekerja yang ditugaskan saat awal pembangunan, dan 60 persen di antaranya merupakan warga sekitar.
Salah satu siswa SLB Negeri Trituna Subang, Raka, turut merasakan perubahan nyata di sekolahnya. “Senang karena lebih terbantu untuk akses jalur ke kelas dan musholla. Sekolahnya jadi lebih bagus dan baik,” ujarnya dengan antusias.
Dukungan juga datang dari para orang tua murid. Dini, salah satu orang tua siswa, menyambut baik program revitalisasi yang dilaksanakan di sekolah anaknya. Dengan adanya program revitalisasi ini, ia merasa lebih tenang melihat anak-anak belajar di tempat yang layak.
“Saya menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam untuk Bapak Presiden, Pak Menteri, dan semua yang peduli kepada sekolah anak-anak kami. Semoga ke depannya semakin sukses, dan sekolah-sekolah yang memang memerlukan bantuan segera terealisasi,” ucap Dini.
Melalui program revitalisasi satuan pendidikan, pemerintah berkomitmen mewujudkan pendidikan inklusif dan bermutu untuk semua. Subang menjadi contoh nyata bagaimana revitalisasi tidak hanya memperkuat infrastruktur pendidikan, tetapi juga menumbuhkan semangat belajar, mempererat hubungan sosial, dan menghadirkan harapan baru bagi masa depan anak-anak Indonesia. (adv)