INDOPOSCO.ID – Upaya membentuk karakter bangsa, memperkuat identitas nasional, serta meningkatkan literasi masyarakat, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) bersama Komisi X DPR RI menyelenggarakan kegiatan Diseminasi Bahan Penguatan Program Literasi Kebahasaan dan Kesastraan.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan guru serta tenaga kependidikan dalam mengimplementasikan kedaulatan bahasa Indonesia. Selain itu, juga untuk memperkuat peran guru sebagai agen perubahan dalam penguatan literasi kebahasaan dan kesastraan.
Melalui diskusi dan paparan materi, para peserta diharapkan mampu menciptakan suasana belajar yang kontekstual dan menarik selaras dengan Permendikdasmen Nomor 2 Tahun 2025 yang menekankan pentingnya mutu pendidikan berbasis identitas bangsa.
Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) Imam Budi Utomo mengatakan bahwa literasi kebahasaan dan kesastraan bukan sekadar kemampuan membaca dan menulis. Literasi juga mencakup kemampuan berpikir kritis, berkomunikasi efektif, dan menumbuhkan apresiasi terhadap nilai budaya bangsa.
“Dengan literasi yang kuat, generasi muda akan lebih siap menghadapi tantangan zaman. Bahasa dan sastra menjadi fondasi penting untuk mewujudkan masyarakat berdaya saing global tanpa kehilangan jati diri,” ujar Imam dalam keterangan, Selasa (7/10/2025).
Imam juga menyampaikan pesan yang menitikberatkan pada gotong royong semua pihak terkait dalam menyukseskan program pembinaan bahasa dan sastra. Menurutnya, keberhasilan program pembinaan bahasa dan sastra bergantung pada dukungan semua pihak.
Pemerintah, legislatif, dan masyarakat, menurutnya, harus bersinergi dalam menumbuhkan kesadaran akan pentingnya bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. “Sinergi inilah yang menjadi kunci terwujudnya masyarakat literat dan berkarakter,” tegas Imam.
Di tempat yang sama, anggota Komisi X DPR RI, Melly Goeslow, menyampaikan materi bertema “Implementasi Kedaulatan Bahasa Negara untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan.” Ia mengatakan bahwa Bahasa Indonesia lahir dari semangat persatuan sejak Sumpah Pemuda pada 1928.
“Di era globalisasi ini, kita memang berinteraksi dengan berbagai bahasa asing, tetapi keterbukaan tersebut jangan sampai membuat kita kehilangan jati diri terhadap bahasa sendiri,” tuturnya.
Melly menuturkan, beberapa faktor penentu mutu pendidikan adalah guru yang berkualitas, kurikulum yang relevan dengan kebutuhan zaman, sarana dan prasarana yang memadai, serta pelibatan orang tua dan masyarakat. Pendidikan yang bermutu tidak hanya melahirkan lulusan cerdas secara akademik, tetapi juga berkarakter dan berakhlak sehingga mampu menghadapi tantangan zaman.
Sementara itu, Kepala Balai Bahasa Jawa Barat, Herawati, menjelaskan bahwa Badan Bahasa merupakan salah satu unit utama di Kemendikdasmen yang memiliki tugas mengembangkan, membina, melindungi, dan meningkatkan status bahasa sesuai amanat Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan.
Dalam paparannya tentang Pemanfaatan Buku Bacaan Bermutu untuk Meningkatkan Pendidikan, ia menyebutkan terdapat empat program prioritas Badan Bahasa, yaitu Pemartabatan Bahasa Indonesia, Peningkatan Kecakapan Literasi, Pelindungan Bahasa Daerah, dan Penginternasionalan Bahasa Indonesia.
Dalam kegiatan Diseminasi Bahan Penguatan Program Literasi Kebahasaan dan Kesastraan, selain terdapat paparan narasumber, kegiatan juga menghadirkan sesi diskusi interaktif mengenai program-program Badan Bahasa. Dalam sesi ini, peserta dapat berdialog langsung dan memperoleh wawasan baru terkait praktik pembelajaran literasi.
Salah seorang peserta, Dani Apriansyah, mengungkapkan, Badan Bahasa telah menyediakan berbagai fasilitas literasi digital, seperti buku bacaan digital. “Saya berharap fasilitas ini dapat dinikmati lebih luas, terutama oleh siswa di daerah terpencil, untuk meningkatkan minat baca,” ujarnya.
Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah meningkatnya kualitas literasi kebahasaan dan kesastraan peserta didik. Guru dan tenaga kependidikan diharapkan semakin terampil mengintegrasikan literasi dalam pembelajaran, sekaligus membangun jejaring kolaborasi antarpemangku kepentingan untuk memperkuat keberlanjutan program kedaulatan bahasa Indonesia. (adv)