Buku “Historiografi Khittah dan Politik Nahdlatul Ulama” Diluncurkan

INDOPOSCO.ID – Buku “Historiografi Khittah dan Politik Nahdlatul Ulama” karya Ahmad Basho diluncurkan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat secara lebih mendalam mengenai khittah dan politik NU.
“Latar Belakang penerbitan buku ini bermula dari kegelisahaan terhadap deviasi pemahaman tentang Khittah NU,” kata Ketua Yayasan Garuda Bhumandala, Taufiq R.Abdullah seperti dikutip Antara, Rabu (22/12/2021).
Ia yang punya berperan besar dalam penerbitan buku tersebut mengatakan Khittah NU sering menjadi alibi untuk mereduksi perjuangan NU, pada sebatas komitmen untuk berceramah dan berkarya di jalur sosial budaya belaka.
Baca Juga : Said Aqil Bersyukur Indonesia Memiliki Ulama yang Nasionalis
Padahal, perjuangan NU sejak awal kelahirannya, mencakup pula kesediaan untuk memasuki arena politik praktis, demi menyuarakan serta membela faedah umat, sekaligus ikut memastikan tegaknya agama dan negara secara serasi dalam koridor NKRI.
“Khittah NU banyak disalahpahami, terjadi semacam deviasi pemahaman. Bahkan ada yang menganggap confused (membingungkan, red) dalam konsepsi. Deviasi pemahaman itu terlihat dari reduksi dan simplifikasi, ada yang mempertentangkan khittah dan politik,” ucapnya.
Di sisi lain, sebagian memahami bahwa khittah yang dicetuskan tahun 1984, adalah sesuatu yang situasional, karena kondisi represi Orde Baru. “Padahal, jika melihat sejarah, para muassis NU sangat fleksibel, dan tidak anti politik,” ucapnya.
Anggota Komisi I DPR RI itu juga mempersoalkan, bahwa apabila memahami khittah sebagai sikap anti politik, apakah tidak sama dengan menaruh NU pada ruang hampa?.
“Apakah tidak sama dengan menyalahkan para muassis dan kiai NU. Apakah tidak sama dengan menyalahkan Hadratussyaikh Hasyim Asyari yang mendirikan Partai Masyumi?” tambahnya.
Ia juga menyayangkan ketika khittah sering menjadi isu musiman, untuk menjegal kader atau aktivis NU yang memutuskan terjun di dunia politik praktis.
“Kegelisahan inilah yang mendorong saya, mengajak Mas Basho untuk mendiskusikan ini, saya meminta untuk menuliskannya,” imbuhnya.
Hasilnya adalah Buku” Historiografi Khittah dan Politik Nahdlatul Ulama” yang telah diluncurkan oleh Wakil Presiden KH Maruf Amin. “Dan saya setuju paparan dia, bahwa khittah adalah permanen, tetapi langkah- langkah kita, yang disebut dengan khatwah itu harus adaptif,” imbuhnya. (mg4)