Manfaatkan TIK sebagai Alat Perkuat Nilai Budaya dan Penguatan Karakter Siswa

INDOPOSCO.ID – Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi (Kapusdatin), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) M. Hasan Chabibie mengatakan, untuk mewujudkan pembelajaran digital, tak hanya sekadar infrastruktur yang perlu dibangun. Namun juga aspek kemanusiaan yang akan mengembangkan inovasi.

“Pendidik harus mengawal pendidikan karakter dan nilai-nilai budaya yang perlu diketahui anak-anak bangsa,” ujar M Hasan Chabibie dalam keterangan, Minggu (5/12/2021).

Ia menuturkan, Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) bisa menjadi alat bagi pendidik untuk mewujudkan pendidikan karakter dan nilai-nilai budaya.

Baca Juga : Kemkominfo bersama Kemendikbud Ristekdikti Ajak Masyarakat Membuat Rekam Jejak Digital Positif di Internet

Dia berharap masyarakat semakin tertarik untuk mengeksplor pembelajaran digital untuk mendukung metode pembelajaran hibrida.

“Pendidikan karakter yang juga menjadi sorotan di pembelajaran digital juga perlu disikapi dengan bijak. Di saat sebagian orang tua meragukan pembelajaran daring dan sebagian guru mengkhawatirkan berkurangnya karakter peserta didik kita, jangan lupa bahwa TIK menyediakan peluang untuk membagikan nilai-nilai positif,” katanya.

Ia menyebut, ada sebelas rekomendasi International Symposium On Open, Distance, and e-Learning (ISODEL) 2021. Di antaranya: disrupsi teknologi membawa perubahan sistemik yang cepat dalam pendidikan yang perlu disikapi secara strategis.

“Ini jadi solusi yang inovatif untuk mendukung lingkungan belajar yang adaptif dan transformatif,” ungkapnya.

Lalu di era new normal, dikatakan dia, kolaborasi sudah menjadi suatu kebutuhan. Para penggiat dan pakar teknologi pembelajaran senantiasa menggali berbagai peluang dan pendekatan untuk merancang arsitektur pembelajaran yang mencerahkan dan memberdayakan. “Dalam mengembangkan inovasi, kita tidak boleh melupakan pentingnya pedagogi,” ucapnya.

Kemudian, lanjut dia, isu penting terkait daerah terpencil di Indonesia terutama di daerah 3T adalah sulitnya aksesibilitas, blended learning akan menjadi kenormalan baru (new normal) dalam dunia pendidikan.

“Guru harus lebih berfungsi sebagai fasilitator pembelajaran daripada hanya sekedar sosok yang memberikan perintah saja,” ucapnya.

Pada pendidikan vokasi, masih ujar Hasan, pengalaman belajar siswa secara daring melalui berbagai model pembelajaran yang inovatif harus dikombinasikan dengan media pembelajaran yang kreatif, strategi untuk memajukan pendidikan kejuruan di era digitalisasi menawarkan tingkat keterampilan yang lebih tinggi serta fleksibel.

“Perlu peningkatan kompetensi guru khususnya dalam pemanfaatan TIK untuk meningkatkan pembelajaran,” ujarnya.

“Pendidikan karakter adalah salah satu hal yang penting dalam pembelajaran digital. Sehingga dapat memberikan pengaruh positif,” imbuhnya.(nas)

Exit mobile version