Nasional

Masa Pakai Sampai 550 Jam, Karya SMK ini Diklaim Ungguli Produk Luar Negeri

INDOPOSCO.ID – Mesin CNC karya anak bangsa ini memiliki harga sangat kompetitif, yakni Rp170 juta untuk CNC 3 Axis dan Rp370 juta untuk CNC 5 Axis. Mesin juga telah berstandar industri sehingga dapat dipesan oleh pihak industri.

Pernyataan tersebut diungkapkan Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Diksi), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Wikan Sakarinto dalam keterangan, Selasa (2/2/2021).

Menurut Wikan, mesin Computer Numerical Control (CNC) karya SMK Warga, Surakarta ini diberi label HKI (Hasil Karya Indonesia). Mesin yang terdiri atas CNC 3 Axis dan CNC 5 Axis ini merupakan hasil karya proyek guru SMK bersama mitra industri, dengan melibatkan langsung siswa-siswa SMK Warga.

“Selain melayani pesanan industri, dana bantuan CoE ini dapat menjadikan teaching factory di SMK Warga menjadi workshop dan training center bagi murid kelas XI dan XII maupun bagi satuan pendidikan vokasi lainnya dan masyarakat sekitarnya,” terangnya.

Di samping itu, masih ujar Wikan, dengan daya sekitar 500 watt, mesin CNC 3 Axis dapat digunakan untuk home industry. “Saya sangat menyarankan kepada seluruh kampus vokasi seluruh Indonesia yang memiliki jurusan manufaktur dan permesinan untuk membeli produk HKI ini,” ujar Wikan.

Selain membuat mesin CNC, SMK Warga juga membuat bucket yang dipakai untuk escavator atau alat berat pertambangan berukuran besar. Bahkan, produk yang dibuat melalui kerja sama SMK Warga, PT BUMA, dan juga industri kecil sekitarnya ini telah dibeli oleh PT BUMA sendiri sebanyak 180 pieces.

Produk ini juga memiliki keunggulan dengan memiliki masa pakai lebih lama, yakni 550 jam, dibandingkan produk yang harus dibeli dari luar negeri yang hanya memiliki masa pakai 480 jam.

“Biasanya impor dari Cina dan Jepang, sekarang justru menghasikan pesanan hingga 500 pieces dengan kisaran harga Rp1 juta. Jelas produk ini lebih unggul dibandingkan buatan luar negeri,” tegas Wikan.

Tak hanya itu, mesin CNC besutan HKI ini memiliki sistem controller yang dikembangkan mandiri oleh SMK Warga sendiri. “Karya anak bangsa ini sungguh patut diapresiasi oleh bangsa sendiri dan dunia,” tutur dia.

Nantinya, dikatakan Wikan, SMK akan mendapatkan pendampingan dari perguruan tinggi vokasi untuk mengawasi berjalannya teaching factory dengan baik. Ditambah lagi, “Kami juga akan membuat kebijakan, semua politenik dan SMK harus memakai batik buatan SMK pada hari tertentu,” ujarnya. (nas)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button