KORAN INDOPOSCO – Pemerintah dilanda dilema yang cukup pelik terkait kian membengkaknya subsidi anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) -khususnya-terhadap energi seperti pertalite, solar, gas, dan listrik. Dari penganggaran subsidi yang awalnya Rp 170 triliun, kini sudah membengkak menjadi Rp 502 triliun. Jokowi sendiri sudah mengeluhkan betapa beratnya APBN harus menanggung besarnya subsidi tersebut. Seperti menghadapi buah simalakama, pemerintah berpikir keras memilih antara menaikkan BBM untuk menyelamatkan APBN atau tidak menaikkan BBM untuk menyelamatkan perekonomian masyarakat.
Sejumlah pihak sudah memberi peringatan kepada pemerintah untuk berhati-hati dalam memberikan subsidi jika tidak ingin APBN jebol lebih parah dan membawa negara ke dalam kebangkrutan. (*)