Internasional

AS Desak Iran Kembali Berunding: Pilih Diplomasi atau Hadapi Tekanan Maksimal

INDOPOSCO.ID – Ketegangan nuklir kembali memuncak. Amerika Serikat (AS) memperingatkan Iran bahwa waktu hampir habis untuk menyelamatkan kesepakatan nuklir yang tertunda.

Dikutip dari Iran International, dalam sebuah pernyataan tegas di hadapan Dewan Keamanan PBB, Washington menantang Teheran untuk memilih antara keterbukaan diplomatik atau semakin terisolasi di panggung global.

“Tanpa adanya kesepakatan, Amerika Serikat akan terus memberlakukan tekanan diplomatik dan ekonomi maksimum untuk membatasi segala aktivitas, seperti upaya memperoleh senjata nuklir, yang dapat mengancam keamanan warga negara AS, personel, dan mitra kami di kawasan,” ujar Duta Besar (Dubes) Sementara AS untuk PBB, Dorothy Camille Shea dalam pertemuan pada Rabu (23/7/2025).

Pernyataan tersebut disampaikan menyusul meningkatnya kekhawatiran atas langkah Iran yang mempersempit akses pengawasan internasional terhadap program nuklirnya. Shea menyampaikan dengan nada tegas bahwa dunia tengah menantikan pilihan yang akan diambil oleh Teheran.

“Iran bisa terus melanjutkan jalurnya saat ini, menentang kewajiban pengamanan yang diamanatkan oleh NPT — demi membangun kembali program nuklirnya secara rahasia,” lanjut Shea, memperingatkan konsekuensi dari kebijakan Iran yang dianggap menutup pintu terhadap akuntabilitas global.

Teheran sendiri bersikukuh bahwa mereka belum menutup kerja sama dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA). Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi menegaskan bahwa koordinasi teknis ke depan akan dikelola langsung oleh Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran.

“Undang-undang Iran untuk menangguhkan kerja sama dengan IAEA telah mengaburkan visibilitas internasional terhadap programnya,” ungkap Abbas, merespons kritik yang datang dari berbagai negara.

Langkah Iran menangguhkan kerja sama itu datang setelah serangkaian serangan udara oleh AS dan Israel terhadap fasilitas nuklir Iran pada Juni lalu — serangan yang semakin memperburuk hubungan diplomatik yang sudah rapuh.

Situasi semakin genting menjelang akhir Agustus, di mana tenggat waktu yang ditetapkan oleh AS dan negara-negara Eropa akan menentukan masa depan kesepakatan nuklir. Jika Iran gagal menunjukkan kemajuan, mekanisme “snapback” dari perjanjian nuklir 2015 (JCPOA) dapat diberlakukan kembali, secara otomatis mengaktifkan semua sanksi PBB yang sebelumnya dicabut.

Mekanisme tersebut diatur dalam Resolusi Dewan Keamanan PBB 2231, dan memungkinkan negara penandatangan untuk mengajukan pemulihan sanksi jika ada pelanggaran signifikan oleh Iran. Jika dalam 30 hari tidak ada resolusi yang menghentikan proses tersebut, maka sanksi akan diberlakukan kembali tanpa perlu pemungutan suara.

Sementara itu, harapan diplomatik belum sepenuhnya padam. Iran dijadwalkan menggelar pertemuan dengan negara-negara Eropa, termasuk Jerman, Prancis, dan Inggris, pada Jumat mendatang di Istanbul. Namun, dialog dengan Washington masih tertunda setelah perundingan di Muscat dibatalkan pada menit terakhir, sehari sebelum Israel melancarkan serangan terhadap Iran pada 13 Juni lalu. (her)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button