Pasca Ribuan Penerbangan Dunia Terganggu, DPR: Maskapai dan Bandara Lakukan Langkah Ini

INDOPOSCO.ID – Anggota Komisi V DPR RI Nurhayati menilai ada sejumlah masalah penerbangan di Indonesia. Di antaranya system management penerbangan yang harus dibenahi.
“Sistem manajemen yang digunakan oleh maskapai dan bandara sudah ketinggalan zaman (usang) dan tidak mampu memenuhi tuntutan penerbangan modern,” kata Nurhayati kepada indopos.co.id, Sabtu (20/7/2024).
Ini, menurutnya, sangat dibutuhkan perawatan, sehingga tidak rentan terhadap kesalahan dan gangguan operasional. Selain itu, menurut dia, data yang tidak akurat atau tidak terbarui dapat menyebabkan penjadwalan penerbangan yang tidak efektif atau masalah dalam pengelolaan kapasitas.
“Harus ada investasi dalam teknologi baru. Ini untuk mencegah terjadi kendala dalam penerbangan, seperti yang baru-baru ini terjadi,” terangnya.
Ia menuturkan, maskapai dan bandara perlu berinvestasi dalam perangkat lunak manajemen penerbangan terbaru yang dirancang. Hal ini untuk meningkatkan efisiensi operasi.
“Perlu juga pelatihan kepada SDM, terutama pada pengoperasian dan pemeliharaan sistem baru. Agar mereka dapat mengatasi masalah secara efektif,” katanya.
“Tak kalah penting juga pemantauan dan pembaruan berkala,” imbuhnya.
Hal itu, lanjut dia, bisa dilakukan dengan melakukan audit dan pembaruan berkala pada sistem. Hal ini untuk memastikan semua perangkat lunak berjalan dengan optimal dan memenuhi keamanan yang diperlukan.
“Mengintegrasikan sistem manajemen penerbangan dengan platform lain (misalnya, sistem pemesanan dan manajemen bandara) untuk memfasilitasi aliran informasi yang lebih baik,” terangnya.
Dan, masih ujar dia, dibutuhkan penggunaan teknologi cloud. Langkah ini mempertimbangkan penggunaan solusi berbasis cloud untuk meningkatkan aksesibilitas dan fleksibilitas sistem, serta mengurangi ketergantungan pada perangkat keras fisik.
“Dengan penerapan langkah-langkah ini, diharapkan sistem manajemen penerbangan dapat berfungsi secara lebih efisien, meminimalisir gangguan, dan meningkatkan keselamatan serta kenyamanan penumpang,” ujarnya.
Sebelumnya, sedikitnya 4.400 penerbangan di seluruh dunia dibatalkan dan lebih dari 39.700 lainnya ditunda akibat gangguan teknologi informasi (TI).
Menurut perusahaan Amerika pemantau penerbangan itu, jumlah penerbangan yang dibatalkan maupun ditunda tersebut tercatat pada Jumat (19/7/2024) pukul 23.00 GMT atau Sabtu pukul 06.00 WIB. (nas)