Jakarta Jadi Barometer Penanganan Covid-19 saat Terjadi Gelombang Ketiga

INDOPOSCO.ID – Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI), Masdalina Pane mengatakan, Jakarta memiliki peran strategis dan menjadi barometer penanganan Covid-19. Mengingat kapasitas fasilitas kesehatannya lebih baik.
Penanganan Covid-19 terus dilakukan, untuk mengendalikan kasus positif yang kian meningkat seiring temuan kasus Omicron. Terlebih gelombang ketiga pandemi virus Corona diprediksi terjadi Februari mendatang.
“Kalau Jakarta berhasil mengendalikan, mudah-mudahan tidak meluas,” kata Masdalina melalui gawai menanggapi kekhwatiran gelombang ketiga Covid-19, Kamis (20/1/2022).
Keberhasilan itu ditandai, salah satunya turunnya tren positif Covid-19. Jika itu bisa dipertahankan, maka penyebaran dan penularan kasus di daerah lain tidak melonjak.
“Jakarta punya segalanya. Jadi kalau Jakarta saja gagal, maka daerah lain juga akan lebih parah,” tutur Masdalina.
Baca Juga : Omicron Indonesia Capai 882 Kasus Terbanyak dari Perjalanan ke Arab Saudi
Ia menambahkan, upaya tindakan melakukan tes (Testing), Penelusuran Kontak Erat (Tracing) dan Tindak Lanjut berupa perawatan bagi penderita Covid-19 harus terus digalakan.
“Testing dan tracing Jakarta cukup baik, walaupun akhir-akhir ini tracing-nya kewalahan,” nilainya.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan, DKI Jakarta menjadi medan perang pertama untuk menghadapi peningkatan kasus Covid-19 varian Omicron.
“Sekitar 90 persen transmisi lokal (Omicron) terjadi di Jakarta, jadi kita harus persiapkan khusus DKI Jakarta sebagai medan perang pertama menghadapi Omicron dan kita harus pastikan kita menang menghadapi Omicron,” kata Budi Gunadi di kantornya di Jakarta, Minggu (16/1/2022).
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Dwi Oktavia mengimbau masyarakat mewaspadai penularan virus Varian Omicron yang kini juga meningkat di Jakarta. Sebanyak 988 orang terinfeksi varian Omicron.
“Sebanyak 663 orang adalah pelaku perjalanan luar negeri, sedangkan 325 lainnya adalah transmisi lokal,” kata Dwi dalam keterangannya.(dan)