Taliban Ketuk Pintu Rumah Warga supaya Kembali Bekerja

INDOPOSCO.ID – Kamis (19/8), anggota-anggota Taliban yang bersenjata mengetuki pintu di kota-kota di seluruh Afghanistan pada Rabu (18/8) untuk meminta masyarakat Afghanistan yang ketakutan untuk kembali bekerja, menurut saksi mata.
Taliban mau menghidupkan kembali ekonomi negara yang hancur.
Kehancuran yang meluas selama perang 20 tahun antara pasukan pemerintah yang dibantu Amerika Serikat serta Taliban, nilai mata uang yang jatuh, dan kurangnya persediaan dolar merupakan pemicu krisis ekonomi di negara itu.
Dalam konferensi pers pertama Taliban sejak kelompok itu merebut Ibu Kota Kabul, Taliban pada Selasa (17/8) menjanjikan perdamaian, kemakmuran, serta tampaknya akan meninggalkan aturan sebelumnya yang melarang perempuan bekerja. Tetapi banyak orang tetap waspada.
Wasima, 38 tahun, menyatakan ia terkejut pada saat 3 anggota Taliban yang sambil memegang senjata mendatangi rumahnya di kota barat, Herat, pada Rabu (18/8) pagi.
Taliban menanyai Wasima mengenai profesi dari gaji yang diterimanya dari sebuah organisasi bantuan, juga menyuruhnya untuk kembali bekerja, tutur dia.
Sebanyak 12 orang menyatakan pada Reuters kalau ada kunjungan mendadak dari Taliban dalam 24 jam terakhir, mulai dari Ibu Kota Kabul sampai ke Lashkar Gah di selatan serta Mazar-i-Sharif di utara.
Mereka tidak ingin memberikan nama lengkap mereka, karena takut akan pembalasan.
Tidak hanya mendorong orang untuk bekerja, beberapa orang menjelaskan kalau mereka juga merasa kalau pemeriksaan itu dirancang untuk mengintimidasi serta menanamkan rasa takut pada kepemimpinan baru.
Seorang juru bicara Taliban belum menanggapi permintaan komentar soal kunjungan itu.
Banyak tempat usaha di Kabul tetap tutup serta sebagian besar kota sudah ditinggalkan sejak Taliban merebut kota itu pada Minggu pada akhir serangan kilat di seluruh negeri.
Satu-satunya lalu lintas utama di ibu kota yang padat yaitu di bandara, tempat orang-orang mencoba melarikan diri dari negara itu dengan penerbangan evakuasi diplomatik, tutur penduduk.
Tujuh belas orang terluka di bandara pada Rabu, serta Taliban menyatakan mereka melepaskan tembakan ke udara untuk membubarkan massa.
Pada konferensi pers hari Selasa, juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid menyatakan Taliban tengah mencari hubungan baik dengan negara- negara lain untuk memungkinkan kebangkitan ekonomi dan “kemakmuran untuk keluar dari krisis ini.”
Namun, beberapa orang bersikap ragu pada Taliban, yang selama berkuasa di Afghanistan dari 1996- 2001 melarang perempuan untuk bekerja serta anak perempuan untuk bersekolah, dan memberlakukan hukuman seperti rajam di depan umum.
Penyiar bernama Shabnam Dawran menjelaskan dalam sebuah video yang diunggah di Twitter pada Rabu bahwa ia dipecat dari pekerjaannya di Radio Televisi Afghanistan milik negara.
“Mereka menjelaskan pada saya kalau rezim sudah berubah. Kamu tidak diizinkan bekerja, pulanglah,” tuturnya.
Taliban serta organisasi berita itu belum mengomentari insiden itu.
Wasima, yang menyaksikan konferensi pers Taliban dengan kedua putrinya, menyatakan ia khawatir peluang untuk perempuan akan berkurang di bawah Taliban, apalagi walaupun mereka saat ini mendesaknya kembali bekerja.
“Taliban menyatakan wanita harus bekerja namun saya tahu tentu kalau peluang akan berkurang,” tuturnya. (Mg2)