INDOPOSCO.ID – Dengan teknologi dunia pendidikan harus semakin kreatif dan kritis. Karena banyak peluanga dan kesmepatan yang terbuka. Pernyataan tersebut diungkapkan Menteri Pendidikan, Kebudayaan dan Ristek (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim pada acara daring, Kamis (20/5/2021).
Menurut Nadiem, keberadaan teknologi jangan menurunkan niat belajar dan prestasi siswa. Oleh karenanya, harus didukung oleh digitalisasi sekolah.
“Kami prioritaskan digitalisasi sekolah, agar anak-anak Indonesia bisa meningkatkan prestasi dengan teknologi,” katanya.
Nadiem mengatakan, Kihajar (kita harus belajar) merupakan program peningkatan kompetensi siswa melalui teknologi. Program tersebut, menurutnya, sudah diluncurkan sejak 2006 lalu.
“Kihajar pada 2021 hadir dengan 3 varian program yang terbuka untuk semua jenjang sekolah,” ungkapnya.
Tiga program tersebut di antaranya Kihajar Science, Technology, Engineering and Mathematics (STEM), Kihajar Explorer dan Kihajar Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) Talks. Menurut Nadiem, Kihajar STEM menjadi wadah eksplorasi siswa dari jenjang SD hingga SMA/SMK juga sekolah Indonesia di luar negeri.
“Program ini untuk menumbuhkan anak berpikir kritis, kolaboratif dan inovatif,” katanya.
Program Kihajar TIK Talks, masih ujar Nadiem, diperuntukkan kepada guru dan orangtua siswa. Program tersebut, sangat bermanfaat meningkatkan kompetensi guru serta mengenalkan teknologi lebih jauh kepada orangtua.
“Kami memberikan solusi masalah di daerah, khusus untuk guru dengan menggunakan teknologi,” ucapnya.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi, Kemendikbud Ristek M Hasan Chabibie menambahkan, pada 2020 lalau sedikitnya 65 ribu siswa dari berbagai jenjang mendaftar program Kihajar. Sementara target program Kihajar tahun ini, sedikitnya 70 ribu peserta.
“Target kami tahun ini sebanyak 70 ribu siswa. Dan program Kihajar sudah kami kemas serenyah mungkin, seenak dan semilenial mungkin,” ujarnya. (nas)