INDOPOSCO.ID – PermataBank kembali melanjutkan komitmennya dalam meningkatkan literasi keuangan dan kesadaran lingkungan bagi pelajar di Indonesia melalui program tahunan Permata CERITA (Cinta dan Edukasi daRI kiTA).
Tahun ini, kegiatan edukatif tersebut digelar serentak di 23 kota dan melibatkan lebih dari 500 karyawan PermataBank yang turun langsung sebagai Employee Volunteers (EVO) untuk mengajar para siswa dari tingkat TK hingga SMA, termasuk Sekolah Luar Biasa (SLB).
Program ini merupakan bagian dari inisiatif Permata Hati – CSER & Sustainability for Social Impact, serta menjadi wujud nyata dukungan PermataBank terhadap program Ayo Menabung dari Bank Indonesia dan Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (GENCARKAN) dari OJK.
Fokus pada Literasi dan Lingkungan Sejak Usia Dini
Direktur Utama PermataBank, Meliza M. Rusli, menjelaskan bahwa sejak tahun lalu, PermataBank mulai menggabungkan edukasi keuangan dengan edukasi lingkungan hidup dalam program CERITA.
Langkah tersebut menjadi pendekatan baru agar anak-anak memahami bahwa mengelola uang dan menjaga bumi merupakan dua hal yang saling berkaitan.
“Tahun lalu kami mulai menggabungkan literasi keuangan dengan kesadaran lingkungan hidup. Tahun ini kami teruskan dan kami perkuat keduanya,” jelas Meliza.
“Untuk anak usia sekolah dasar, penting sekali memahami bahwa menabung bukan hanya soal uang, tetapi juga soal tanggung jawab terhadap lingkungan.”
Meliza menambahkan, pendekatan ini juga relevan dengan generasi digital yang tumbuh di era teknologi.
“Anak-anak sekarang sangat dekat dengan teknologi. Jadi, dasar pemahaman tentang keuangan dan keberlanjutan perlu ditanamkan sejak awal. Mereka harus tahu bentuk uang, fungsi menabung, hingga bagaimana uang bisa digunakan untuk menjaga kelestarian lingkungan,” lanjutnya.
Tabungan Anak dan Program Keluarga
Selain edukasi di sekolah, PermataBank juga menyediakan produk khusus untuk mendukung kebiasaan menabung bagi anak-anak.
Meliza menjelaskan bahwa PermataBank memiliki produk tabungan “PeTabungan Bintang”, yang dirancang khusus untuk anak di bawah usia 12 tahun, serta program tabungan keluarga yang mendorong orang tua dan anak menabung bersama.
“Kami fokus pada tabungan untuk keluarga, agar anak-anak di bawah 17 tahun bisa ikut menjadi bagian dari tabungan keluarga bersama orang tuanya,” ujarnya.
Seleksi Sekolah dan Perluasan Dampak
Program Permata CERITA setiap tahunnya dilaksanakan di sekolah-sekolah berbeda agar manfaatnya merata di berbagai daerah.
“Kriteria sekolah yang kami datangi selalu berganti setiap tahun. Kami ingin menjangkau lebih banyak siswa di berbagai kota, terutama di lokasi yang memiliki cabang PermataBank, agar para relawan kami bisa terlibat secara langsung,” jelas Meliza.
Hingga 2024, Permata CERITA telah menjangkau lebih dari 7.000 siswa di 376 sekolah, dengan dukungan lebih dari 3.500 relawan karyawan.
Melalui sistem Poin Senyum, setiap partisipasi relawan dikonversi menjadi beasiswa bagi anak berprestasi dari keluarga kurang mampu. Sejak 2010, program ini telah menyalurkan lebih dari 8.500 beasiswa di seluruh Indonesia.
Komitmen dalam Industri Keuangan Berkelanjutan
Dalam sesi wawancara, Meliza juga menegaskan dukungan PermataBank terhadap kebijakan pemerintah di sektor perumahan melalui produk Kredit Pemilikan Rumah (KPR), serta komitmen untuk menjaga kinerja positif di tengah dinamika industri perbankan.
“PermataBank selalu mendukung arahan pemerintah, termasuk dalam penyaluran KPR bagi masyarakat. Pertumbuhan kredit kami sejauh ini masih sejalan dengan industri, berada di kisaran 5–7 persen,” jelasnya.
Selain itu, Meliza menegaskan bahwa PermataBank terus memperkuat hubungan dengan nasabah melalui pendekatan berbasis nilai tambah dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia.
“Kami fokus memperdalam hubungan dengan nasabah dan memberikan added value melalui pelayanan dan pengetahuan yang kuat dari karyawan kami,” ujarnya.
Menanam Nilai, Membangun Generasi
Dengan semangat “Growing Together”, Permata CERITA 2025 bukan hanya menjadi kegiatan sosial, tetapi juga gerakan nasional untuk membangun generasi muda yang cerdas finansial, peduli lingkungan, dan siap menghadapi dunia digital.
“Kami ingin anak-anak tumbuh menjadi generasi yang bukan hanya pintar mengatur uang, tetapi juga sadar bahwa keberlanjutan bumi ada di tangan mereka,” tutup Meliza. (srv)