INDOPOSCO.ID – Beberapa emiten di IHSG terus mencatatkan nilai positif beberapa waktu terakhir. Salah satunya saham PT Diamond Citra Propertindo Tbk (DADA) terus mencatatkan kinerja moncer, hingga penutupan perdagangan 9 Oktober 2025. DADA telah mencatat kenaikan 2.448 persen hanya dalam 3 bulan.
Padahal, sahamnya masih dibatasi aturan ketat. Tentu saja banyak yang menyebut DADA sebagai si “kuda hitam” yang mencuri perhatian pasar modal Indonesia.
“Peluang ini (kenaikan DADA,red) tentu bisa dimanfaatkan oleh investor untuk menangkap kesempatan ini memanfaatkan fenomena kenaikan yang luar biasa,” ungkap Investor Retail Saham Devlin Gabriel dalam keterangan di Jakarta, Kamis (9/10/2025).
Bahkan diprediksi bila pada 10 Oktober 2025 status Papan Pemantauan Khusus (FCA) akan segera keluar dan kembali diperdagangkan secara normal di Bursa Efek Indonesia (BEI), maka dianalogikan rem yang selama ini menahan lajunya dilepaskan. Dan saham DADA bersiap untuk reli besar-besaran.
“Bukan tanpa alasan, dalam kondisi “terkunci rem tangan” karena status FCA (yang membatasi kenaikan harian dan volatilitas), saham DADA mampu melesat dari Rp7 ke Rp178 hanya dalam 3 bulan,” ungkapnya.
Ia mengatakan, kenaikan lebih dari 2.400 persen ini bukan sekadar euforia, tapi cermin dari keyakinan pasar terhadap potensi fundamental dan arah strategis perusahaan. Harapannya jika benar DADA keluar dari FCA pada 10 Oktober 2025, maka saham ini kembali ke lintasan bebas tanpa batasan auto rejection yang menahan lajunya.
Karena, lanjut dia, ini akan memberikan efek yang luar biasa, di antaranya: kenaikan harian tanpa batas ketat, potensi lonjakan lebih eksplosif, likuiditas meningkat tajam, investor institusi kembali aktif serta volume dan partisipasi pasar melonjak, memperkuat momentum teknikal.
“Tentu saja banyak analis meyakini, fase ini bisa menjadi “gelombang kedua” reli DADA, dan kali ini, tanpa hambatan,” katanya.
Menurutnya, sentimen semakin memanas dengan rumor besar di balik layar. DADA disebut menjadi target akuisisi The Vanguard Group, raksasa manajer investasi asal AS yang mengelola dana lebih dari 50 kali APBN Indonesia.
Tak hanya itu, masih ujar dia, dua konglomerasi properti asal Jepang yang terhubung dengan portofolio Vanguard dikabarkan siap masuk ke DADA sebagai kendaraan ekspansi mereka ke pasar properti Indonesia.
“Jika rumor ini terealisasi, arus modal raksasa dan percepatan ekspansi bisa mengubah DADA menjadi salah satu pemain properti paling agresif di Asia Tenggara,” ujarnya.
“Dengan kombinasi fundamental yang makin solid, momentum teknikal yang kuat, dan motensi strategis dari masuknya investor global, harga DADA belum menyentuh harga langitnya. Dengan adanya ini free float yang cukup sebagai syarat investor asing masuk mulai berjalan pada saham dada,” sambung Devlin.
Dikatakan dia, para analis juga berani menyebut target jangka panjang di pasar menempatkan harga di kisaran Rp230.000 per saham seiring dengan derasnya modal asing yang masuk ke sektor properti nasional.
Tentu saja, menurutnya, berkaca dari beberapa analisa di atas, bila rem dilepas serta membuat mesin panas tentunya memacu saham untuk siap meluncur. Selama ini, DADA sudah membuktikan kekuatannya meski dalam kondisi terbatas.
“Kini, dengan pembagian dividen dan potensi keluar dari FCA, skenario besar sedang disiapkan. Ibarat layang-layang yang selama ini ditahan talinya, ketika dilepaskan, ia akan terbang jauh lebih tinggi,” ucapnya.
“Genggam erat saham ini. Karena yang akan terjadi bisa menjadi salah satu reli paling fenomenal dalam sejarah pasar modal Indonesia,” imbuhnya. (nas)