Arah Transformasi BNI dan Strategi Ekspansi 2025

INDOPOSCO.ID – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI telah menjalankan transformasi besar-besaran sejak 2021, yang mengantarkan perseroan menjadi bank dengan pertumbuhan berkelanjutan dan kualitas aset yang terjaga.

Transformasi ini tidak hanya memperkuat fundamental bisnis BNI, tetapi juga mempersiapkan perseroan untuk menghadapi tantangan dan peluang di tahun 2025.

Salah satu capaian signifikan dalam transformasi BNI adalah penguatan permodalan. Rasio Kecukupan Modal (CAR) BNI meningkat dari 16,8% pada 2020 menjadi 21,4% pada 2024.

Selain itu, BNI berhasil menyelaraskan portofolio pinjamannya ke segmen dengan risk-adjusted return yang lebih tinggi, seperti kredit korporasi dan kredit konsumen. Hal ini dilakukan sebagai antisipasi terhadap pelemahan segmen usaha kecil dan menengah (UKM), dengan tetap menekankan kualitas dan pertumbuhan yang berkelanjutan.

Direktur Utama BNI Royke Tumilaar menjelaskan, ekspansi kredit ke depan tidak hanya akan ditopang oleh segmen korporasi dan konsumen, tetapi juga diarahkan untuk mencapai pertumbuhan yang lebih merata.

“Pertumbuhan kredit harus lebih inklusif, dengan fokus pada segmen high yield seperti komersial dan UKM, sambil memprioritaskan penguatan manajemen risiko kredit dan proses bisnis,” ujar Royke.

BNI juga berhasil menjaga kualitas asetnya. Rasio Loan at Risk (LAR) turun dari 28,7% pada 2020 menjadi 10,3% pada 2024. Pada periode yang sama, rasio Non-Performing Loan (NPL) membaik dari 4,3% menjadi 2%, sehingga credit cost turun menjadi 1,1% dari sebelumnya 4,1% pada 2020.

Transformasi digital menjadi pilar penting dalam perjalanan transformasi BNI. Pada 2024, BNI meluncurkan aplikasi mobile banking wondr by BNI dan memperkenalkan fitur-fitur baru pada platform BNIdirect untuk segmen korporasi dan bisnis.

“Kami terus mengembangkan keamanan siber dan analitik data yang lebih komprehensif untuk meningkatkan pendanaan berbiaya rendah, efisiensi operasional, dan keterlibatan pelanggan,” kata Royke.

Transformasi BNI juga mencakup penguatan sumber daya manusia (SDM). Perseroan telah membangun budaya risiko, memperkuat kolaborasi internal, dan mengimplementasikan sistem remunerasi berbasis kinerja meritokrasi.

Langkah-langkah ini tidak hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga menciptakan nilai tambah bagi investor. Return on Equity (ROE) BNI meningkat signifikan dari 2,6% pada 2020 menjadi 14,2% pada 2024, sementara dividend payout ratio naik dari 25% menjadi 50% dalam periode yang sama.

“Transformasi BNI memasuki tahap selanjutnya dengan fokus pada penguatan dana murah (CASA) transaksional untuk mendorong pertumbuhan berkelanjutan,” ujar Royke.

Strategi Hadapi 2025

Menghadapi tahun 2025, BNI telah menyusun sejumlah strategi dan inisiatif utama yang berfokus pada Branch Transformation dan penguatan layanan digital. Langkah-langkah ini dirancang untuk meningkatkan pengalaman nasabah (customer journey), mengoptimalkan efisiensi operasional, serta mendorong pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.

Salah satu strategi kunci BNI adalah peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK) melalui optimalisasi transaksi nasabah. Perseroan akan terus mendorong pertumbuhan dana murah (CASA) dengan memanfaatkan platform digital seperti wondr by BNI dan BNIdirect.

Selain itu, BNI akan melakukan ekspansi kredit pada segmen-segmen berkualitas, seperti korporasi, bisnis, dan UKM, melalui pendekatan value chain, nasabah prioritas, serta kerja sama strategis dengan lembaga atau institusi terkait.

BNI juga berkomitmen untuk meningkatkan kualitas aset guna mendorong penurunan rasio Loan at Risk (LAR). Langkah ini akan didukung oleh penguatan manajemen risiko kredit dan proses bisnis yang lebih efisien.

Di sisi lain, perseroan akan terus mengembangkan platform digital, termasuk wondr by BNI dan BNIdirect, serta platform lain yang mendukung customer journey secara holistik.

Tidak hanya itu, BNI akan memperkuat enablers atau pendukung bisnis untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi operasional. Hal ini mencakup pengembangan kapabilitas sumber daya manusia (SDM), pemanfaatan teknologi, serta penerapan sistem yang lebih terintegrasi.

“Branch Transformation menjadi salah satu fokus utama kami dalam menghadapi tahun 2025. Transformasi ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan customer journey, tetapi juga mengoptimalkan efisiensi proses bisnis melalui digitalisasi yang terintegrasi,” ujar Royke.

Keberadaan BNI yang sangat dekat dengan Masyarakat Indonesia semakin diperkuat dengan adanya Branch Transformation. BNI terus beradaptasi dengan perubahan perilaku masyarakat Indonesia yang semakin digital.

Saat ini, proporsi transaksi yang dilakukan di cabang hanya sebesar 0,7%, sejalan dengan indeks literasi inklusi keuangan yang mencapai 75,02% dan indeks literasi keuangan sebesar 65,43%.

Untuk merespons hal ini, BNI memperkenalkan konsep Banking Café dan telah melakukan re-layout pada 247 cabang dengan format baru yang disesuaikan berdasarkan value proposition, potensi daerah, dan model layanan perbankan berbasis digital.

Sebagai bank dengan jaringan luar negeri terbesar di Indonesia, BNI juga terus memperkuat komitmennya dalam mendukung literasi keuangan dan pembiayaan bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI) dan diaspora. Pada Oktober 2024, BNI merelokasi cabangnya di Singapura ke lokasi strategis di Raffles Place, pusat bisnis terkemuka di Singapura.

Melalui transformasi yang berkelanjutan, Royke optimistis BNI akan tetap menjadi bank pilihan masyarakat Indonesia, baik di dalam maupun luar negeri. “Dengan strategi yang telah kami susun, BNI siap bersaing dan terus memberikan nilai tambah bagi pemegang saham serta seluruh pemangku kepentingan,” pungkas Royke. (srv)

Exit mobile version