Minyak Naik Empat Persen Akibat Pelemahan Dolar dan Ancaman Pasokan

INDOPOSCO.ID – Harga minyak melonjak sekitar empat persen pada akhir perdagangan Jumat (9/9) atau Sabtu (10/9) pagi WIB, akibat pelemahan USD, pengurangan dan ancaman pasokan dari Rusia meskipun kontrak berjangka mencatat penurunan mingguan kedua karena kenaikan suku bunga yang agresif dan pembatasan Covid-19 China menekan prospek permintaan.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober terangkat USD3,25 atau 3,9 persen, menjadi menetap di USD86,79 per barel di New York Mercantile Exchange, demikian dilansir Antara, Sabtu (10/9).
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman November bertambah 3,69 dolar atau 4,1 persen, menjadi ditutup di 92,84 dolar per barel di London ICE Futures Exchange.
Baca Juga : OPEC Turunkan Perkiraan Ekonomi Global dan Permintaan Minyak 2022
Meskipun membukukan kenaikan tajam pada Jumat (9/9), kekhawatiran permintaan membuat harga minyak lebih rendah dalam seminggu. WTI mencatat kerugian mingguan 0,1 persen, sementara Brent turun 0,2 persen, berdasarkan kontrak bulan depan.
Mata uang AS mundur pada Jumat (9/9) setelah reli baru-baru ini, memberikan daya apung pada minyak. Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,64 persen menjadi 109,0030 pada akhir perdagangan. Secara historis, harga minyak berbanding terbalik dengan harga USD.
Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengancam akan menghentikan ekspor minyak dan gas ke Eropa jika pembatasan harga diberlakukan dan pemotongan kecil untuk rencana produksi minyak OPEC+ yang diumumkan minggu ini juga mendukung harga.
“Selama beberapa bulan mendatang, Barat harus menghadapi risiko kehilangan pasokan energi Rusia dan melonjaknya harga minyak,” kata Stephen Brennock dari pialang minyak PVM.
Sementara itu, Kota Chengdu memperpanjang penguncian untuk sebagian besar dari lebih dari 21 juta penduduknya pada Kamis (8/9), sementara jutaan lainnya di bagian lain China diberitahu untuk menghindari perjalanan selama liburan mendatang.
Pasar mengabaikan lonjakan tak terduga dalam stok minyak mentah Amerika Serikat (AS). Badan Informasi Energi AS melaporkan Kamis (8/9) persediaan minyak mentah komersial negara itu meningkat sebesar 8,8 juta barel selama pekan yang berakhir 2 September. Analis yang disurvei oleh S&P Global Commodity Insights memperkirakan pasokan minyak mentah AS menunjukkan penurunan 1,8 juta barel.(mg2)