Konsisten Mengabdi Menuju Adaptasi Perubahan

INDOPOSCO.ID – Pemimpin Wilayah VIII Jakarta 1 PT Pegadaian, (Persero) Mulyono telah mendedikasikan dirinya dalam lembaga keuangan bukan bank tersebut selama puluhan tahun. Dia kerap menempati posisi strategis.
Ia memulai karir sebagai karyawan, kemudian menjadi pimpinan cabang wilayah hingga menduduki jabatan Senior Vice President. Bisnis gadai di Indonesia telah merentang waktu dan melalui berbagai generasi.
Beberapa jabatan yang pernah diembannya antara lain, menjadi Senior Vice President di Pekanbaru pada tahun 2012-2015. Pernah menjabat General Manager Divisi Produk Emas di Jakarta tahun 2015-2017.
Menjadi Pemimpin Wilayah Semarang dan Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2017-2021. Sejak awal tahun 2021, baru menjabat Pemimpin Wilayah VIII Jakarta 1. Dari pengalaman kerja itu ia telah dianggap senior.
“Jadi kalau mengabdi di pegadaian sudah 30 tahun. Memang sudah senior managemen. Baik secara jabatan maupun secara masa kerja sudah cukup lama,” kata Mulyono saat bincang di kantor Indoposco, Tangerang, Minggu (5/9/2021).
Sepanjang karirnya bersama Pegadaian telah banyak mengalami perubahan dari tiap zaman. Prinsipnya perusahaan jasa mengikuti dinamika masyarakat dalam sisi inovasi produk maupun inovasi layanan.
“Visi Pegadaian menjadi perusahaan paling bernilai di industri keuangan di Indonesia. Juga menjadi pilihan utama masyarakat akses keuangan. Baik akses pembiayaan maupun investasi,” tutur Mulyono.
Pimpinan wilayah Jakarta terbagi menjadi dua, wilayah 1 itu meliputi Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Bekasi, Depok, Bogor dan Karawang. Sementara, wilayah 2 meliputi, Jakarta Selatan, Jakarta Utara, Jakarta Barat, Tangerang, Banten.
“Perjalanan 30 tahun banyak suka duka, banyak cerita, banyak perjalanan karir yang dilewati,” ungkapnya.
Riwayat pendidikannya antara lain, pernah menempuh Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) Diploma 3 Jurusan Pegadaian. Mengambil Strata Satu di Pekalongan dan pascasarjana di Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Jawa Tengah.
“Jadi waktu kuliah tahunya kita ambil jurusan pegadaian itu lembaga keuangan bukan bank. Terus berkarir, dari karyawan menjadi pemimpin cabang di beberapa tempat sampai menjadi Senior Vice President,” imbuhnya.
Pegadaian menjawab tantangan zaman melalui pengembangan inovasi dari sisi produk dan saluran layanan agar bisa bersaing. Transformasi yang dilakukan, misalnya meluncurkan Pegadaian Digital Services (PDS).
Selain itu, inovasi produk yang dihadirkan kepada nasabah seperti Gadai Tabungan Emas, Gadai on Demand, Gadai Efek (Saham & Obligasi), G-Cash, Gold Card, Digital Lending, Arrum Umroh, dan Rahn Tasjily Tanah.
“Sekarang ini jangan dimanfaatkan teknologi, tapi kita yang memanfaatkan teknologi informasi untuk kegiatan bisnis kita,” jelas Mulyono.
Tentu dengan digitalisasi bisnis layanan perseroan akan menjadi lebih efisien dan lebih mudah. Dengan layanan digital bisa dilangsungkan transaksi apa saja, kapan saja dan di mana saja.
“Jadi Pegadaian meskipun jauh di mata, dekat di genggaman karena ada pegadaian digital services” ujarnya.
Transformasi Pegadaian di mulai sejak tajun 2012, diubah dari perusahaan umum, menjadi persero. Perusahaan offline menjadi online terkoneksi di seluruh Indonesia. Inovasi sangat sering dilakukan sesuai pekembangan zaman.
“Capaian ke depan tahun 2023 Pegadaian menjadi perusahaan paling bernilai, menjadi yang bermanfaat bagi masyarakat. Juga menjadi pilihan utama dalam akses keuangan. Baik di kota maupun di desa,” tandasnya. (srv)