INDOPOSCO.ID – Pendakwah dan penulis Indonesia, Husein bin Ja’far Al Hadar atau yang akrab disapa Habib Ja’far, mengajak masyarakat khususnya kalangan santri untuk membuka diri terhadap kritik dan dialog lintas kelompok. Pesan itu ia sampaikan dalam momentum Hari Santri Nasional 2025 yang jatuh pada hari ini, Rabu (22/10/2025).
“Hari ini adalah Hari Santri. Kita perlu mendengar kritik orang pada (kalangan) santri. (Tujuannya) Agar ngerti, jadi bisa diskusi, untuk introspeksi atau (memberikan) klarifikasi. Tak perlu tersinggung, apalagi marah,” kata Habib Ja’far dalam unggahan di akun Instagramnya, dikutip pada Rabu (22/10/2025).
Menurutnya, kritik bukanlah serangan, melainkan jembatan untuk memahami realitas yang lebih luas. Ia menilai, selama ini kalangan santri dan non-santri, terutama generasi digital dan anak-anak perkotaan, seolah hidup di dua dunia yang berbeda.
“Karena menurut gue, kalangan santri dan non-santri (seperti generasi digital dan anak perkotaan) punya universe (semesta) yang beda, tapi jarang komunikasi atau komunikasinya kayak dua orang (yang berkendara) di (atas) motor yang enggak saling dengar karena berisik (bising),” jelasnya.
Akibat minimnya ruang temu dan saling dengar, lanjut Habib Ja’far, sering kali yang tumbuh bukan dialog, melainkan kesalahpahaman dan provokasi. Ia pun mengajak semua pihak membuka kanal komunikasi yang lebih sehat.
“Akhirnya, mereka tak ada kanal diskusi (yang sehat). Yang terjadi adalah provokasi. Makanya, (diskusi) di sini aja yuk,” tambah sang pendakwah mengajak netizen dari semua kalangan untuk berdiskusi di akun media sosialnya.
Lewat pesannya yang ringan namun penuh makna, Habib Ja’far mengingatkan bahwa menjadi santri di era digital bukan hanya soal menjaga tradisi, tapi juga keberanian mendengar, berdialog, dan memahami dunia yang terus berubah. (her)


