INDOPOSCO.ID – Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Menteri Mukhtarudin menegaskan bahwa arahan Presiden Prabowo Subianto menekankan penyiapan program vokasi secara masif mulai 2026 mendatang. Hal itu disampaikannya dalam pelepasan perdana penempatan 12 pekerja migran Indonesia ke industri pesawat Korea Selatan di Jakarta, Jumat (19/12/2025).
“Ini agar Indonesia memasuki era penempatan pekerja migran berbasis keterampilan menengah dan tinggi. Fokus kami bukan lagi kuantitas, melainkan kualitas,” kata Mukhtarudin di Jakarta dikutip Sabtu (20/12/2025).
Ia menyatakan bahwa pekerja terampil jarang mengalami masalah serius, berbeda dengan yang berangkat tanpa persiapan memadai. Program vokasi masif pada tahun 2026 bertujuan memastikan setiap pekerja migran Indonesia memiliki ‘perisai’ berupa keahlian.
“Artinya, penempatan kali ini melalui skema pisa E-7 menjadi bukti pergeseran paradigma dari sektor domestik ke industri strategis seperti dirgantara,” jelas Mukhtarudin.
Keberhasilan penempatan di Korea Aerospace Industries merupakan pengakuan dunia internasional terhadap kualitas intelektual dan keterampilan teknis sumber daya manusia Indonesia. Hal itu juga membuktikan bahwa pekerja migran Indonesia telah merambah sektor teknologi dan industri strategis.
Penempatan melalui skema pisa E-7 merupakan buah dari kerja keras serta diplomasi bilateral yang kuat antara Indonesia dan Korea Selatan, khususnya di bidang industri pertahanan dan penempatan tenaga kerja.
Pemerintahan Prabowo-Gibran dipastikannya akan terus memfasilitasi dan menyiapkan regulasi yang baik untuk menciptakan ekosistem penempatan dan pelindungan pekerja migran yang bermartabat dan berkelanjutan.
Menurutnya, pelindungan paling awal dimulai dari proses penyiapan sumber daya manusia (SDM). “Pelindungan itu dimulai sejak kita menyiapkan CPMI secara matang, termasuk kompetensi, bahasa, dan keterampilan kerja,” ucap politikus Golkar itu.(dan)








