INDOPOSCO.ID – Makassar kembali mencatatkan sejarah baru di dunia olahraga Indonesia. Untuk pertama kalinya, kota ini menjadi pusat perhatian nasional ketika Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Soft Tennis Piala Wali Kota Makassar 2025 resmi ditutup dengan penuh kesan dan meninggalkan cerita kompetisi yang tak kalah dramatis dari ajang-ajang besar.
Kontingen Jakarta keluar sebagai juara umum setelah tampil mendominasi sepanjang turnamen. Tiga medali emas, tiga perak, dan satu perunggu menjadi bukti bahwa pembinaan soft tennis di ibu kota berjalan dengan arah yang tepat dan konsisten. Para atlet Jakarta tampil begitu percaya diri sejak fase penyisihan, membawa tempo permainan matang yang sulit diredam lawan.
Kalimantan Timur (Kaltim) harus puas berada di posisi kedua, namun torehan dua emas, dua perak, dan lima perunggu menjadi indikator lain bahwa kekuatan soft tennis nasional semakin merata. Banyak wajah baru dari provinsi ini yang tampil mengejutkan, seolah mengirim pesan bahwa mereka siap menjadi kekuatan baru di masa mendatang.
Tuan rumah Sulawesi Selatan (Sulsel), yang berlaga dengan semangat tinggi, mengunci posisi ketiga berkat satu emas dan empat perunggu. Dukungan publik Makassar menjadi energi tersendiri bagi para pemain lokal, meski target maksimal belum tercapai.
Atmosfer sepanjang Kejurnas tahun ini begitu menggembirakan. Selain menjadi tuan rumah pertama, Makassar juga menunjukkan kesiapan sebagai pusat gelaran olahraga nasional berskala besar. Hal inilah yang turut mendapatkan apresiasi dari para pengurus pusat.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Pengurus Pusat Persatuan Soft Tennis Indonesia (PP PESTI), Buyung Wijaya Kusuma menyampaikan rasa bangganya atas penyelenggaraan Kejurnas yang berlangsung lancar.
“Kami sangat bangga melihat antusiasme peserta dan kualitas pertandingan yang ditampilkan. Kami juga menyampaikan terima kasih kepada Wali Kota Makassar yang mendukung kegiatan ini. Kejurnas ini menjadi bukti bahwa soft tennis semakin berkembang di Indonesia,” ujar Buyung dalam keterangannya, Selasa (9/12/2025).
Sementara itu, Wakil Ketua Umum PP PESTI, Ferly Montolalu, menegaskan bahwa Kejurnas bukan sekadar arena perebutan medali, tetapi juga ajang pemetaan kekuatan soft tennis nasional.
“Melalui Kejurnas, kami bisa melihat potensi besar dari berbagai provinsi. Ini menjadi dasar bagi PP PESTI untuk menyiapkan tim nasional yang lebih kompetitif,” kata Ferly.
Ferly juga menambahkan bahwa Kejurnas tahun ini semakin bernilai karena disertai pelatihan singkat bagi wasit dan pelatih lokal.
“Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan pertandingan di masa depan sekaligus memperkuat ekosistem soft tennis di daerah,” tutur Ferly.
Dengan berakhirnya Kejurnas di Makassar, PP PESTI kembali menegaskan komitmennya untuk membangun sistem kompetisi berjenjang yang lebih solid. Mereka membawa ambisi besar: menjadikan Indonesia sebagai salah satu kekuatan soft tennis di Asia.
“Target besar ke depan adalah menjadikan Indonesia sebagai salah satu kekuatan soft tennis di Asia, dengan dukungan pembinaan yang berkesinambungan dari pusat hingga daerah,” tegasnya.
Dalam gemerlap penutupan Kejurnas ini, satu pesan menjadi nyata: soft tennis Indonesia tengah melangkah makin cepat, makin luas, dan makin percaya diri menuju masa depan yang lebih cerah. (her)









