INDOPOSCO.ID – Gelombang keberhasilan sektor pangan Indonesia mulai menampakkan wujud nyatanya. Tahun 2025 menjadi tonggak baru di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, ketika produksi beras nasional melesat melampaui capaian sebelumnya. Kabar menggembirakan ini menandai kebangkitan kedaulatan pangan yang selama ini menjadi cita-cita besar bangsa.
Peningkatan produksi yang signifikan ini tak hanya memperkuat ketahanan pangan nasional, tetapi juga memastikan stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) berada dalam kondisi kokoh tanpa ketergantungan pada impor.
“Kami hitung selalu moderat. Tahun lalu, 4 tahun swasembada, rencananya. Alhamdulillah, tinggal 1 bulan lagi. Sesuai BPS (Badan Pusat Statistik), produksi beras aman. Naik produksi 4,1 juta ton dan itu tertinggi sejak perubahan data BPS,” ucap Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) yang juga Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dalam keterangannya, Senin (10/11/2025).
Amran menjelaskan, lonjakan produksi ini bukan semata angka statistik, melainkan hasil kerja kolaboratif dari hulu ke hilir. Ia mengingatkan bahwa perbaikan data BPS beberapa tahun lalu memberikan pijakan baru bagi pengukuran yang lebih akurat.
“Pada saat itu ada perbaikan data BPS. Yang dulunya 50 juta ton, turun menjadi 31,31 juta ton (tahun 2019). Sekarang naik 34,77 juta ton. Jadi kalau mau apple to apple, sejak 2019, produksi tahun ini menjadi tertinggi. Bisa jadi tertinggi kenaikannya selama ini,” lanjutnya.
Kondisi ini menjadikan produksi beras dan stok nasional dalam posisi “ideal” untuk menjaga stabilitas pangan hingga tahun-tahun mendatang. Bahkan, Amran menyebut bahwa stok CBP berpotensi mencapai capaian tertinggi sepanjang lima tahun terakhir.
“Sudah bisa kami instruksi langsung ke Bulog. Bulog akan membangun gudang nilainya Rp 5 triliun dan gudangnya 100. Januari 2026 kita start, kita percepat. Mudah-mudahan semester kedua 2026 bisa operasional,” sebut Amran.
Dari catatan Bapanas, stok akhir tahun CBP yang biasanya berkisar di bawah dua juta ton kini berpeluang menembus lebih dari tiga juta ton—angka yang belum pernah dicapai dalam 18 tahun terakhir tanpa impor beras.
“Stok cadangan beras nasional kita, diproyeksikan menembus lebih dari 3 juta ton hingga akhir tahun. Ini juga tertinggi dalam 5 tahun terakhir,” ungkapnya.
Penyaluran CBP kepada masyarakat pun terus digencarkan, baik melalui program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), bantuan beras, hingga penanganan bencana. Total penyaluran hingga kini sudah mencapai 1,031 juta ton, dan dipastikan meningkat hingga akhir tahun.
Amran menegaskan bahwa seluruh langkah ini merupakan bagian dari strategi besar pemerintah menjaga harga di tingkat pasar agar tetap stabil dan terjangkau.
“Kami laporkan bahwa kondisi stok dan produksi saat ini sangat kuat untuk menjaga stabilitas pangan. 2 bulan terakhir harga beras mulai turun. Namun kami tidak akan berhenti. Operasi pasar terus kami jalankan hingga seluruh harga di lapangan benar-benar stabil,” terangnya.
Sebagai langkah pengawasan, Satgas Pengendalian Harga Beras yang terdiri dari Polri, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, Bapanas, Bulog, serta pemerintah daerah telah melakukan lebih dari 5.000 pengawasan di 38 provinsi dan 514 kabupaten/kota. Gerakan ini menjadi bukti nyata keseriusan pemerintah menegakkan kendali atas harga dan distribusi beras di seluruh penjuru negeri.
“Jadi insya Allah tahun ini kita hampir pasti tidak ada impor. Sampai detik ini tidak ada impor. Saya yakin satu bulan ke depan insya Allah tidak ada impor beras,” tambahnya.
Tahun 2025 bukan sekadar catatan angka dalam statistik pangan. Ini adalah tanda bahwa Indonesia sedang menapaki era baru, era kemandirian, di mana beras dari tanah sendiri kembali menjadi simbol kemakmuran dan kebanggaan bangsa. (her)









