• Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Koran
indoposco.id
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks
No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks
No Result
View All Result
indoposco.id
No Result
View All Result
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
  • Koran
Home Disway

Pasien Prabowo

Juni Armanto by Juni Armanto
Senin, 10 November 2025 - 08:00
in Disway
disway

disway

1.3k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

INDOPOSCO.ID – Pasien No 1. Terbitnya putusan Presiden Prabowo soal reformasi Polri ini mengingatkan saya pada Pasien No 1, pementasan teater Butet Kartaredjasa, pekan lalu. Ternyata Pasien No 1 yang dimaksud Butet adalah ”sakitnya hukum di Indonesia”.

Saat menonton di Taman Ismail Marzuki itu awalnya saya heran: tumben Butet tidak jadi pemeran utama. Ia hanya muncul sekelebatan: adegan saat ia mendaftar sebagai pasien. Ia datang pertama ke rumah sakit hari itu. Ia terdaftar sebagai pasien dengan nomor urut pertama.

Lalu Butet muncul lagi. Sekelebatan lagi. Hanya untuk protes: mengapa diabaikan. Mengapa pasien yang datang belakangan yang dilayani. Bahkan Butet, oleh dokter, justru disuruh bersih-bersih toilet.

Adegan-adegan berikutnya didominasi Cak Lontong dan pasangannya: Akbar. Lucunya bukan main. Penonton terus tertawa. Tidak habis-habisnya. Kadar lucunya tidak menurun sampai pun sudah hampir 3,5 jam. Cak Lontong sendiri memerankan dokter kepala rumah sakit.

Di sela-sela itu Butet muncul lagi. Beberapa kali. Juga sekelebatan. Hanya untuk menagih: mengapa belum juga dilayani. Pasien-pasien lain, yang sakitnya biasa-biasa saja, sudah diperiksa –antara lain karena menyogok.

Di dunia nyata Butet sudah sangat sehat. “Saya sudah tidak pakai tongkat,” katanya di sambutan sebelum pementasan. Asu! Ia bisa sembuh. Padahal sakitnya begitu gawat. Begitu lama.

Di akhir cerita, ketika penonton sudah lelah tertawa selama 3,5 jam, Butet muncul memberi klimaks. Ia jadi monolog tulen yang menjadi keunggulannya. Di situlah penonton baru jelas apa yang dimaksud judul teater itu: Pasien No 1.

Dengan pembentukan tim reformasi Polri, ”Dokter Prabowo” mulai menangani pasien nomor satu Indonesia: bidang hukum.

Yang mengejutkan: ketuanya bukan Prof Mahfud MD seperti terdengar nyaring selama ini. Yang ditunjuk sebagai ketua adalah Prof Dr Jimly Asshiddiqie. Tapi Prof Mahfud tetap masuk tim: sebagai salah satu dari 10 anggota.

Saya juga kaget tapi bukan kecewa. Itu baik-baik saja. Sangat baik. Rupanya Presiden Prabowo memilih jalan yang lebih tenang: Prof Jimly tidak terasosiasi dengan kekuatan politik mana pun. Sedang Prof Mahfud, Anda sudah tahu, mantan cawapres dari PDI-Perjuangan.

Cara Prof Jimly berkomunikasi juga terlihat lebih ”dingin” dinginnya es batu: keras. Anda masih ingat saat Prof Jimly jadi ketua dewan etik yang mengadili ketua Mahkamah Konstitusi: Anwar Usman. Putusannya begitu independen. Ia tidak terpengaruh oleh kekuatan penguasa yang sangat berkuasa saat itu.

”Jalan tenang” lainnya bisa dilihat siapa saja anggota tim itu: ada tiga mantan kapolri. Masih ditambah kapolri yang menjabat sekarang. Ini sekaligus untuk mengakomodasikan niat dari dalam Polri: bahwa Polri sendiri sudah membentuk tim reformasi.

Lalu masih ada mantan petinggi Polri seperti Ahmad Dhofiri yang sejak lama ingin mereformasi institusinya sendiri.

”Jalan tenang” ini mungkin tidak memuaskan kelompok yang menginginkan perombakan Polri sangat radikal. Tapi Jenderal Prabowo lebih berhitung strategis. Ribut-ribut yang mungkin timbul akibat reformasi radikal akan bisa mengguncang stabilitas. Itu tidak menguntungkan.

Yang penting rambut berhasil ditarik dari dalam tepung tanpa tepungnya berserakan. Presiden SBY sejak menjabat kassospol TNI berhasil melaksanakan reformasi TNI dengan sangat mulus.

Padahal sebelum itu TNI menguasai hampir seluruh bidang kehidupan: di jabatan-jabatan pemerintahan, di BUMN, di perpolitikan.

Hebatnya TNI bisa menerima reformasi itu dengan sangat lapang dada –sebagai keharusan sejarah. Padahal TNI punya segala-segalanya untuk menggagalkan reformasi itu. Terutama punya senjata. Tapi TNI pilih menyelamatkan bangsa ini: agar Indonesia bisa menjadi negara sejahtera dan maju.

Tapi setelah 25 tahun TNI kembali ke barak, Anda bisa melihat sendiri apa yang terjadi. ”Pengorbanan” besar TNI itu belum membawa Indonesia seperti yang diinginkan reformasi. Indonesia masih menjadi pasien. Sudah 25 tahun menjadi pasien. Di beberapa bidang justru kian parah.

Kini ”dokter Prabowo” menangani pasien itu. Prof Jimly sudah mencanangkan target: dalam tiga bulan sudah bisa melaporkan hasilnya kepada Presiden.

Maka Butet jangan dulu keburu bikin teater dengan judul ”Pasien No 2”. Biarlah Pasien No 1 sembuh dulu karena bisa saja saat penyakit itu ditangani justru terjadi komplikasi. (Dahlan Iskan)

Tags: disway
Previous Post

Pemkot dan Warga Berduka Atas Wafatnya Suami Wali Kota Semarang

Next Post

Cenderung Berawan Tebal Sepanjang Hari, Waspadai Potensi Hujan di Jakarta

Related Posts

disway
Disway

Meritokrasi Ponorogo

Minggu, 9 November 2025 - 08:00
disway
Disway

Asgar Underground

Sabtu, 8 November 2025 - 08:00
disway
Disway

Cium Kaki

Jumat, 7 November 2025 - 08:00
disway senin
Disway

Hati Robot

Kamis, 6 November 2025 - 08:00
disway
Disway

Hati Hitam

Rabu, 5 November 2025 - 08:00
disway
Disway

Ahlan Zohran

Selasa, 4 November 2025 - 08:00
Next Post
cerah

Cenderung Berawan Tebal Sepanjang Hari, Waspadai Potensi Hujan di Jakarta

BERITA POPULER

  • Hansip

    Gagalkan Aksi Curanmor di Cakung, Hansip Alami Luka Tembak di Perut

    705 shares
    Share 282 Tweet 176
  • Antusiasme Melonjak, JAECOO Serahkan Unit Perdana SUV Listrik J5 EV ke Konsumen di Seluruh Indonesia

    702 shares
    Share 281 Tweet 176
  • Liverpool vs Real Madrid: The Reds Diuntungkan Statistik, Tapi…

    685 shares
    Share 274 Tweet 171
  • Hasil Liga Champions: Liverpool-Bayern Menang Tipis, Arsenal-Tottenham Berpesta

    675 shares
    Share 270 Tweet 169
  • PGN Raih Penghargaan Subroto 2025, Dukung Ketahanan dan Swasembada Energi Nasional

    668 shares
    Share 267 Tweet 167
  • Redaksi
  • Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Standar Perlindungan Wartawan
  • Sertifikat Dewan Pers

© - & DESIGN BY INDOPOSCO.ID.

No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks

© - & DESIGN BY INDOPOSCO.ID.