INDOPOSCO.ID – Upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat terus bergulir di Kabupaten Bojonegoro melalui program penguatan ekonomi berbasis potensi lokal. Seperti halnya program Gerakan Ayam Petelur Mandiri (Gayatri).
SKK Migas bersama ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) menjalankan Program Ayam Petelur Keluarga Pra-Sejahtera Produktif sebagai bentuk dukungan terhadap Gayatri, yang menjadi program prioritas Pemerintah Kabupaten Bojonegoro dalam pengentasan kemiskinan dan kemandirian ekonomi masyarakat.
Program itu menyasar 400 keluarga pra-sejahtera produktif di 16 desa dan 3 kecamatan di sekitar wilayah operasi EMCL. Sebanyak 21.600 ekor ayam petelur akan dibagikan secara bertahap, dilengkapi dengan kandang dan pakan.
Setiap manfaat program akan mengelola 54 ayam petelur, sekaligus mendapatkan peningkatan kapasitas teknis dalam pemeliharaan unggas, manajemen produksi telur, serta pemasaran hasil produksi.
“Kami mendorong hadirnya aktivitas ekonomi yang produktif dan mandiri. Program ayam petelur ini dirancang tidak hanya sebagai bantuan, tetapi sebagai peluang tumbuhnya usaha keluarga,” ujar Senior Vice President EMCL Muhammad Nurdin dalam Kunjungan Lapangan Media SKK Migas KKKS ke EMCL, Bojonegoro, Rabu (5/11/2025).
Kepala Desa Gayam Winto menyambut baik program ayam petelur dimulai di desanya. Inisiatif itu sejalan dengan visi pemerintah desa dalam pemberdayaan masyarakat, khususnya Desa Gayam.
Ia dan jajarannya bertekad akan mengawal program ini agar tepat sasaran dan bermanfaat untuk warganya. Winto meyakini, program ini bisa mendorong kemajuan ekonomi Desa Gayam. “Kami yakin program Gayatri akan memberi manfaat yang baik. Dan tentunya berkelanjutan,” ucap Winto dalam kesempatan yang sama.
Salah satu penerima manfaat program dari Desa Gayam, Sutrisno menyebut program tersebut memudahkan mereka. Perawatannya mudah, hasilnya pun bagus. Ia sudah pernah mendapatkan pengetahuan ternak ayam petelur dari Pusat Inkubasi Bisnis Bojonegoro.
“Kami akan jaga betul-betul ayamnya, InsyaAlloh akan terus berkembang. Jual telurnya, jangan ayamnya,” imbuh Sutrisno. (dan)









