INDOPOSCO.ID – PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) terus mempercepat transformasi menuju layanan transportasi publik yang cerdas, inklusif, dan berorientasi pada warga.
Direktur Utama PT Transjakarta, Welfizon Yuza, menegaskan, Transjakarta kini tidak lagi sekadar mengoperasikan bus, tetapi membangun ekosistem smart mobility yang menjadi bagian penting dari wajah baru Jakarta.
“Kalau dulu layanan didorong dari sisi operasional, sekarang kami tarik dari sisi pelanggan,” kata Welfizon di Jakarta, Selasa (4/11/2025).
Menurutnya, transformasi besar ini dimulai sejak 2015, ketika Transjakarta beralih dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) menjadi Perseroan Terbatas (PT).
“Perubahan tersebut mengubah paradigma perusahaan dari operational driven menjadi customer driven,” ujarnya.
“Bahkan, istilah “penumpang” kini resmi diganti menjadi “pelanggan,” untuk menegaskan penghormatan terhadap warga sebagai pusat layanan publik,” imbuhnya.
Selain itu, hasil dari perubahan budaya ini terlihat nyata, lanjutnya, fokus rapat operasional harian kini bukan lagi soal jumlah bus yang beroperasi, melainkan berapa banyak pelanggan yang terlayani.
Jangkauan layanan Transjakarta kini mencapai 91,8 persen wilayah Jakarta, atau setara dengan akses bagi sembilan dari sepuluh warga yang bisa menemukan halte dalam jarak berjalan kaki lima hingga sepuluh menit.
Meski sempat terpukul pandemi Covid-19, Transjakarta tetap beroperasi melayani sektor esensial. Kini, jumlah pelanggan melonjak pesat.
“Tahun lalu kami melayani 372 juta pelanggan. Tahun ini targetnya tembus 400 juta,” kata Welfizon optimistis.
Ke depan, Transjakarta menyiapkan fase baru menuju sistem transportasi publik terintegrasi berbasis teknologi yang berpusat pada warga.
“Kami tidak lagi bicara sekadar busway. Transjakarta kini bagian dari kota cerdas bukan hanya customer centric, tapi citizen centric,” ucapnya.
Selain mobilitas harian, Transjakarta juga mengembangkan urban tourism melalui layanan open top tour bus, untuk menghadirkan pengalaman menikmati wajah baru Jakarta dari sudut pandang berbeda.
“Kalau ke London atau Paris orang naik bus tingkat untuk menikmati kota, sudah saatnya Jakarta punya daya tarik yang sama. Transjakarta siap jadi wajahnya,” tegasnya.
Terpisah, Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta, Muhammad Taufik Zoelkifli (MTZ), mengapresiasi kemajuan pesat transportasi Jakarta.
Menurutnya, dalam lima tahun terakhir, Jakarta berhasil melampaui beberapa kota besar di Asia Tenggara dalam hal integrasi dan layanan publik.
“Kalau kita bandingkan, dulu Kuala Lumpur masih lebih baik. Tapi kini Jakarta sudah melampaui Kuala Lumpur, Bangkok, bahkan Manila,” ujar Taufik.
Meski begitu, MTZ mengingatkan agar pemerintah dan BUMD transportasi tidak terlena.
Masih banyak ruang untuk penyempurnaan agar sistem transportasi Jakarta menjadi lebih efisien, aman, nyaman, dan manusiawi.
Ia menilai, momentum ini harus dijaga menjelang ulang tahun ke-500 Jakarta pada 2027.
“Peningkatan mobilitas publik yang ramah warga harus menjadi kado terbaik bagi Jakarta di usia bersejarahnya,” tegas Taufik.
Politikus PKS itu menambahkan, pembangunan transportasi publik tak cukup berhenti di infrastruktur. Aspek pelayanan, pengawasan, dan kolaborasi lintas lembaga juga harus diperkuat.
“Transjakarta, MRT, dan LRT telah menghadirkan pelayanan yang lebih manusiawi. Tapi perbaikan harus terus berlanjut,” kata dia.
Ia juga mengajak masyarakat ikut menjaga fasilitas publik dan mendukung penggunaan transportasi umum sebagai bagian dari gaya hidup kota yang berkelanjutan.
“Kami optimistis, kerja sama antara DPRD, Pemprov DKI, BUMD transportasi, dan masyarakat akan membawa Jakarta menuju era baru mobilitas publik yang maju dan berkeadilan sosial,” pungkasnya. (fer)









