INDOPOSCO.ID — Anggota Komisi I DPR RI, Mayjen TNI (Purn) TB Hasanuddin, menyambut positif rencana Presiden Prabowo Subianto yang ingin menjadikan mobil Maung produksi PT Pindad sebagai mobil nasional. Ia menilai langkah ini akan menjadi tonggak penting bagi kemandirian industri otomotif dalam negeri.
“Saya kira ini sangat bagus. Dalam sejarah otomotif kita, Indonesia belum pernah benar-benar punya mobil nasional. Dulu ada Timor, tapi itu dari Korea. Bimantara juga dari Hyundai. Pak Habibie sempat merencanakan Maleo, tapi tak terealisasi. Terakhir Esemka, namun kini tak terdengar lagi. Karena itu, saya berharap Presiden bisa mewujudkan Maung sebagai mobil nasional,” ujar Hasanuddin dalam keterangannya, dikutip Kamis (30/10/2025).
Sebelumnya, Presiden Prabowo berkelakar bahwa para menteri Kabinet Merah Putih akan segera beralih menggunakan mobil Maung. Pernyataan itu disampaikan dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, Senin (20/10/2025).
Hasanuddin mendukung agar Maung segera diproduksi massal, namun mengingatkan pentingnya kesiapan strategi besar, mulai dari konsep produksi, pemasaran, hingga layanan purna jual.
“Kalau nanti Maung diproduksi massal, tentu harus ada konsep besar. Jaringan pemasaran, layanan purna jual, dan penjualan suku cadang di daerah harus siap. Pindad punya kemampuan teknis untuk itu karena mereka punya divisi otomotif sendiri,” ujarnya.
Politikus PDI-Perjuangan itu menilai, kandungan lokal (TKDN) Maung tidak harus langsung mencapai 100 persen. Yang terpenting, kata dia, mobil tersebut menjadi simbol nyata karya anak bangsa yang membanggakan.
“Tak ada satu pun produk otomotif di dunia yang 100 persen buatan dalam negeri. Yang penting Maung jadi karya yang membanggakan Indonesia,” tuturnya.
Selain punya keunggulan untuk versi sipil dan militer, Hasanuddin menilai Maung juga berpotensi menjadi ikon kemandirian pertahanan nasional.
“Kalau Indonesia punya produk sekelas jeep dengan harga kompetitif, itu akan jadi kebanggaan. Dari sisi pertahanan, ini langkah strategis menuju kemandirian industri nasional,” jelasnya.
Hasanuddin juga membuka peluang kolaborasi dengan pihak swasta, baik dalam maupun luar negeri, untuk memperkuat kualitas dan daya saing Maung.
“Produk berteknologi tinggi memang sulit dikerjakan sendiri. Kolaborasi tetap penting, selama tujuannya memperkuat industri nasional,” katanya.
Terkait pembiayaan, ia menjelaskan bahwa kendaraan untuk kebutuhan militer bisa dibiayai melalui anggaran pertahanan, sementara versi sipil sebaiknya dikerjakan bersama sektor swasta.
“Dengan melibatkan swasta, produksi dan penjualan bisa lebih luas tanpa membebani APBN,” terang anggota DPR dari Dapil Jawa Barat IX itu.
Hasanuddin berharap proyek Maung berjalan lancar dan menjadi kebanggaan nasional.
“Yang penting, kita dukung bersama. Ini kebanggaan bangsa punya kendaraan nasional karya anak bangsa sendiri. Mudah-mudahan sukses,” pungkasnya. (dil)









