INDOPOSCO.ID – Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan bahwa kondisi ekonomi Indonesia saat ini tengah menghadapi tantangan siklus bisnis yang fluktuatif. Namun, ia menegaskan, pemerintah tetap menjaga arah kebijakan agar tidak terjebak dalam langkah yang justru memperburuk situasi.
“Waktu saya diperintah untuk dikasih tugas menjadi Menteri Keuangan, ekonomi kita sedang melambat cukup signifikan. Tanpa banyak yang menyadari, ini sudah terjadi sejak setahun terakhir,” kata Purbaya dalam Sarasehan 100 Ekonom bertema ‘Resiliensi Ekonomi Domestik Sebagai Fondasi Menghadapi Gejolak Dunia’ di Jakarta, Selasa (28/10/2025).
Purbaya menilai, pemulihan ekonomi sempat menunjukkan perbaikan pada awal tahun, tetapi kemudian kembali tertekan.
“Dari bulan sampai April tahun ini sebetulnya bagus, sudah ada recovery. Tapi Mei hingga Agustus, ekonomi seperti menghilangkan uang dari perekonomian,” ujarnya menggambarkan dinamika ekonomi yang sedang dihadapi.
Menurutnya, kebijakan fiskal harus bersifat counter-cyclical, yakni rem saat ekonomi ngebut, dan gas saat ekonomi melambat. “Kalau (ekonomi) lagi naik, jangan kepanasan. Kalau (ekonominya) turun, juga jangan terlalu dalam,” tegasnya.
Purbaya menyoroti pentingnya menjaga keseimbangan antara pendapatan dan belanja negara tanpa langkah ekstrem seperti menaikkan pajak di tengah perlambatan ekonomi. “Kalau ekonomi jatuh seperti itu, lalu semuanya kita naikkan pajak, itu bukan counter-cyclical. Saya bisa saja kenakan pajak seperti itu, tapi tidak ada gunanya. Makin jatuh ekonominya, makin sedikit juga penerimaan pajak,” jelasnya.
Kebijakan fiskal, lanjut Purbaya, saat ini belum mengarah pada ekspansi besar-besaran, melainkan pada optimalisasi dana yang ada. “Saya belum sampai ke titik ekspansi fiskal. Saya kerjakan adalah mengoptimalkan semua uang yang ada di tangan saya,” tuturnya.
Purbaya bahkan mengungkapkan langkah cepat yang dilakukan untuk mempercepat perputaran ekonomi. “Rp400-500 triliun, misalnya. Saya pikir, kita belanja rakyatnya cepat. Saya balikin Rp200 triliun. Orang bilang, itu langkah luar biasa. Padahal itu langkah paling gampang, nggak mikir, cuma pindahin uang dari BI (Bank Indonesia) ke belanja,” ujarnya sambil tersenyum.
Menutup paparannya, Purbaya menekankan bahwa kebijakan ekonomi bukan sekadar soal angka, tetapi tentang menjaga arah dengan tenang dan penuh perhitungan.
“Saya lebih baik terlambat dengan penjagaan, daripada cepat tapi salah arah. Karena yang kita jaga bukan hanya angka, tapi kepercayaan dan masa depan ekonomi bangsa,” tambahnya. (her)







