INDOPOSCO.ID – Sudah lama tak terdengar kabar pertemuan antara para tokoh senior kepolisian dengan mantan pejabat tinggi negara. Namun, pagi yang cerah di Jakarta Pusat itu menjadi momentum hangat penuh makna.
Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD kembali bersua dengan dua sosok penting di tubuh kepolisian: Irjen Pol. (Purn.) Taufiqurrahman Ruki, Ketua pertama Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang sukses membangun fondasi lembaga antirasuah itu, dan Komjen Pol. (Purn.) Ito Sumardi, mantan Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) yang dikenal profesional dan berintegritas.
Tak hanya berdua, pertemuan itu juga dihadiri oleh delapan jenderal purnawirawan Polri lainnya yang telah menorehkan rekam jejak profesional selama bertugas. Dalam suasana akrab dan penuh semangat kebangsaan, mereka bersilaturahmi ke kantor Mahfud MD untuk berdiskusi mengenai kondisi terkini serta arah masa depan Polri.
“Lama tak berjumpa dengan Irjen Pol. (Purn.) Taufiqurrahman Ruki, Ketua pertama yang sukses membangun KPK. Lama juga tak bertemu Komjen Pol. (Purn.) Ito Sumardi, eks Kabareskrim yang profesional,” tulis Mahfud dalam unggahan di akun Instagram pribadinya, dikutip pada Rabu (29/10/2025).
Mahfud menuturkan, pertemuan itu berlangsung penuh keakraban namun tetap serius membahas substansi penting tentang reformasi Polri. Mahfud mengungkapkan bahwa mereka memiliki pandangan yang sama: Polri saat ini tengah berada dalam sorotan publik, dan sudah saatnya kembali ke jati diri sejatinya sebagai pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat.
“Kami berdiskusi tentang masa lalu dan masa depan Polri dengan berpijak pada kondisi Kepolisian saat ini. Semuanya sadar bahwa Polri sedang menjadi sorotan. Semuanya ingin agar Polri kembali ke jati dirinya sebagai polisi masyarakat,” ujar Mahfud.
Menurut Mahfud, perbincangan tersebut juga menyinggung makna hakiki dari konsep reformasi Polri — bukan hanya sebagai slogan, melainkan arah nyata perubahan di tubuh kepolisian agar tetap menjadi pilar keadilan dan penjaga demokrasi.
“Kami berdiskusi tentang makna hakiki dan operasional dari konsep reformasi Polri. Semua ide-ide tentang reformasi harus ditampung secara adil dan seimbang, untuk kemudian kita olah dengan niat tulus untuk memposisikan Polri sebagai aset penjaga dan pemaju NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia),” tambah Mahfud.
Dalam pertemuan yang berlangsung hangat itu, para purnawirawan jenderal sepakat bahwa reformasi Polri tidak boleh berhenti di tataran wacana. Diperlukan langkah konkret, kemauan politik yang kuat, serta pembenahan internal agar kepercayaan masyarakat terhadap institusi kepolisian dapat pulih sepenuhnya. (her)







