INDOPOSCO.ID – Cak Udin konsisten mengabdikan dirinya pada lahan pertanian dan mendapat dukungan Cap Panah Merah terutama lewat benih unggul Tomat SERVO F1 dan Tomat Hibrida GUSTAVI F1.
Ketekunan dan semangat belajar menjadi kunci keberhasilan Saumal Abidin, atau akrab disapa Cak Udin, seorang petani asal Kediri yang dikenal rendah hati dan gigih. Di usianya yang ke-49 tahun, ia tetap aktif mengelola lahan pertanian dan menjadi panutan bagi banyak petani di sekitarnya.
Sejak tahun 2005, Cak Udin menapaki jalan pertanian dengan keyakinan sederhana, yaitu tanah yang dirawat dengan sabar akan selalu memberi hasil. Ia belajar dari teman-teman sesama petani, mencoba berbagai jenis tanaman seperti tomat, timun, cabai merah keriting (CMK), hingga bawang merah dari biji (TSS). Dari perjalanan panjang itu, ia semakin memahami bahwa kunci keberhasilan ada pada kerja keras, ilmu, dan ketekunan.
Salah satu pengalaman yang paling berkesan baginya adalah saat menanam tomat varietas SERVO F1, di mana dari 4.000 tanaman, ia mampu memanen hingga 20 ton. Hasil itu membuatnya semakin percaya bahwa hasil besar datang dari perawatan yang tekun dan pemilihan benih yang tepat. Kini, Cak Udin tengah fokus menanam tomat varietas GUSTAVI F1, yang menurutnya memiliki daya tahan baik dan kualitas buah unggul.
Namun, bagi Cak Udin, panen melimpah bukanlah tujuan akhir. Ia percaya ilmu akan lebih bermanfaat jika dibagikan. Saat ini, sekitar 50 petani di sekitarnya telah mengikuti langkahnya dalam menerapkan pola tanam yang lebih efektif. Bahkan, lahan kecil miliknya seluas 0,5 hektar kini sering menjadi tempat belajar bersama. Pernah, sekitar 100 petani dari desa sekitar datang untuk melihat langsung cara ia menanam, memupuk, dan memanen.
“Saya ingin teman-teman juga merasakan hasil yang sama. Kalau hanya saya yang untung, tidak ada gunanya. Pertanian harus maju bersama,” tuturnya.
Ketekunan dan kepedulian itu membuat Cak Udin dikenal luas sebagai sosok yang tak hanya produktif, tetapi juga inspiratif. Ia menerima penghargaan Master Panen sebagai bentuk apresiasi atas semangatnya dalam menggerakkan para petani agar berani mencoba hal baru dan terus belajar. Bagi Cak Udin, penghargaan itu bukan akhir perjalanan.
“Predikat itu amanah. Artinya saya harus lebih banyak berbagi lagi supaya makin banyak petani yang percaya diri mengembangkan lahannya,” ujarnya.
Selain terus belajar secara mandiri, Cak Udin juga aktif mengikuti berbagai pelatihan dan sekolah lapangan, termasuk program seperti Learning Farm, yang mempertemukan petani dengan praktisi dan ahli budidaya. Menurutnya, wadah belajar semacam itu membantu petani memahami solusi langsung dari masalah yang mereka hadapi di lapangan. “Yang dibutuhkan petani sebenarnya itu tempat untuk belajar sambil praktik,” katanya.
Kini, dari lahan sederhana di Kediri, Cak Udin tidak hanya menanam sayuran, tetapi juga menanam harapan dan kebersamaan. Ia menjadi contoh nyata bahwa dengan kemauan belajar dan semangat berbagi, pertanian bisa menjadi jalan hidup yang membawa manfaat bagi banyak orang. (ibs)









