INDOPOSCO.ID – Presiden Prabowo Subianto menyebut, jumlah kasus keracunan akibat menu program Makan Bergizi Gratis (MBG) masih di batas wajar ketimbang dengan porsi makanan yang sudah didistribusikan kepada penerima manfaat sejak memulai program tersebut pada awal tahun 2025.
“Kalau diambil statistik 8.000 (kasus keracunan MBG) dari 1,410 miliar masih dalam koridor ‘error’ yang manusiawi,” kata Prabowo dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, Senin (20/10/2025).
Dari data tersebut diklaimnya bahwa salah satu program unggulannya itu sukses. Sementara angka kasus keracunan akibat MBG tercatat hanya kurang dari 1 persen.
“Kalau tidak salah kekurangannya adalah angka yang sakit itu adalah mungkin sekitar 0,0007 yang berarti 99,99 persen berhasil,” ujar Prabowo.
Ia menambahkan, dalam proses tindakan melakukan sesuatu selama satu tahun pasti menemukan kegagalan. Kendati demikian kasus keracunan sangat disesalkan.
“Saya kira, sepanjang usaha manusia hampir tidak ada usaha manusia yang dilaksanakan satu tahun, dengan volume dengan demikian besar yang ‘zero error,’ ‘zero defect.’ Walaupun kita tidak bisa menerima (kasus keracunan),” imbuh Prabowo.
Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) kurang sependapat dengan pernyataan Presiden Prabowo soal program MBG. Klaim itu dinilainya bukan bukti keberhasilan, melainkan tanda bahaya.
“Pemerintah sedang menormalisasi MBG yang amburadul, sekaligus menyepelehkan keselamatan nyawa anak,” nilai Koordinator Nasional JPPI Ubaid Matraji terpisah dalam keterangannya, Jakarta, Minggu (19/10/2025).
“Presiden tampaknya lupa, di balik angka itu ada ribuan anak yang keracunan dan keselamatannya terancam. Bahkan, jumlah korban keracunan sama sekali tidak mencerminkan realitas,” tambahnya.(dan)