INDOPOSCO.ID – Pengamat Transportasi dari Universitas Katolik Soegijapranata Djoko Setijowarno mengemukakan, lima catatan evaluasi kinerja setahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka di sektor transportasi. Salah satunya ialah bantuan transportasi yang tidak efektif.
Berdasar rangkuman sejumlah sumber menyebutkan, pemerintah telah memberikan diskon tiket transportasi senilai Rp940 miliar selama liburan sekolah. Insentif ini mencakup diskon tiket pesawat, kereta api, dan tarif tol pada Juni-Juli 2025.
Pemerintah juga berencana memberikan subsidi untuk tiket pesawat selama liburan Nataru 2025/2026. Namun, muncul kritik karena insentif diskon tiket pesawat itu kurang efektif meningkatkan jumlah penumpang secara signifikan.
“Insentif transportasi tidak tepat sasaran,” kata Djoko dalam keterangannya, Jakarta, Senin (20/10/2025).
Kedua, menurunnya prioritas dalam perbaikan sarana transportasi publik. Meski pemerintah memprioritaskan pembangunan infrastruktur transportasi yang terintegrasi di seluruh Indonesia.
“Perhatian terhadap pembenahan transportasi umum berkurang,” nilai Djoko.
Pemerintah diklaim akan menghadirkan akses transportasi umum massal hingga ke kawasan perumahan bersubsidi, sejalan dengan program pembangunan perumahan yang diprioritaskan. Termasuk mengembangkan pengembangan kawasan berbasis transit (TOD).
Ketiga, pengembangan pembangunan infrastruktur dan transportasi daerah kepulauan, daerah 3T, daerah perbatasan tidak banyak dilakukan, terutama daerah penghasil mineral dibiarkan hasil bumi dikeruk sementara kesejahteraan rakyat dibiarkan tidak sejahtera.
“Minimal mereka disediakan layanan transportasi umum untuk aktivitas keseharian,” ucap Djoko.
Catatan keempat, transportasi perairan minim perhatian. Bahkan tidak didukung dengan pemenuhan anggaran. “Transportasi sungai, danau dan penyeberangan masih minim anggaran,” jelas Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) itu.
Kelima, prioritas keselamatan transportasi masih diabaikan. Meski laporan yang diterbitkan pada April 2025 menunjukkan penurunan kasus kecelakaan selama musim mudik Lebaran 2025 dibandingkan tahun sebelumnya.
“Keselamatan transportasi masih terabaikan. Angka kecelakaan transportasi masih tinggi, terutama di usia produktif,” imbuh Djoko. (dan)