• Redaksi
  • Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Standar Perlindungan Wartawan
  • Sertifikat Dewan Pers
indoposco.id
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks
No Result
Lihat Semua
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks
No Result
Lihat Semua
indoposco.id
No Result
Lihat Semua
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
  • Koran
Home Nasional

Menikah Separuh dari Kehidupan Beragama

Folber Siallagan Editor Folber Siallagan
Selasa, 16 Juli 2024 - 23:08
in Nasional
menikahco

Kepala BKKBN dokter Hasto (kanan batik merah, dan Rektor Untar Tiga dari kiri). nelly marinda

Share on FacebookShare on Twitter

INDOPOSCO.ID – Tren menurunkan angka pernikahan di Indonesia tampaknya membuat Kepala Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), dokter Hasto khawatir. Pasalnya, dengan penurunan angka perkawinan tentu akan membuat penurunan angka kelahiran atau depopulasi jumlah penduduk Indonesia.

Padahal, menika merupakan separuh dari kehidupan beragama. Hal itu dikemukakan dokter Hasto dalam jumpa pers disela kegiatan Executive Meeting dan Workshop Pengelolaan Barang Milik Negara (BMN) di lingkungan BKKBN Tahun 2024, Selasa (16/07/2024).

BacaJuga:

Penyimpangan pada Pelaksanaan TKA di Jenjang SMA Sederajat 2025, Mendikdasmen: Ini Sebabnya

Hari Ibu, Ketua DPR RI: Momentum Kebangkitan Pergerakan Perempuan Indonesia

Kasasi Lisa Rachmat Gugur, MA Pertahankan Hukuman 14 Tahun

“Misalnya kalau wanita single kalau bangun pagi bisa jam berapa? Sementara kalau sudah menikah pasti akan siapkan kopi untuk suaminya, kalau sudah punya anak pasti akan bangun lebih pagi dan menyediakan keperluan anaknya. Jadi menikah itu separuh dari kehidupan menunaikan agama,” terang dokter Hasto.

Padahal, menurut dokter Hasto, angka usia pernikahan 2013 dibanding tahun 2023, jauh lebih banyak. Akan tetapi angka pernikahan lebih sedikit. Artinya, banyak orang yang usia sudah harus menikah, memilih untuk tidak menikah. Sebagai dokter kandungan, dokter Hasto juga menuturkan agar jangan takut menikah, melahirkan dan menyusui.
Melalui edukasi kesehatan reproduksi yang selalu disampaikan bahwa orang yang tidak menikah, tidak pernah menyusui, punya risiko lebih tinggi untuk kanker payudara, tumor payudara, daripada yang menikah dan menyusui.

“Orang yang tidak pernah hamil lebih punya peluang terkena kanker rahim dibandingkan mereka yang punya anak dua atau tiga orang,” urai dokter Hasto.

Menurut dokter Hasto, melahirkan dan menyusui mempunyai banyak manfaat untuk kesehatan. Maka, ia menyampaikan kepada generasi muda jangan takut menikah.

“Kalau belum nikah, belum jadi suami, hidup nggak jelas, boros dan nggak teratur. Begitu punya istri, punya anak, dia jadi pemimpin. Kemudian akhirnya hidup jadi teratur. Istri kalau belum punya suami belum ada kebaikan yang bisa dibagikan. Tapi kalau sudah punya suami, membikin minuman saja sudah surga. Jadi, sebetulnya banyak indahnya (ketika menikah),” jelasnya.

Pada kesempatan yang sama,
Rektor Universitas Tarumanegara Profesor, Dr Agustinus Purna Irawan mengatakan, mulai bekerjasama dengan berbagai rumah sakit dan BKKBN juga mengerjakan hal-hal spesifik terkait KB.

“Kita spesifikasi, di Untar keahlian yang didorong adalah pelayanan keluarga baik di Fakultas Psikologi maupun Fakultas Kedokteran. Kita arahkan ke pelayanan keluarga, maka kerjasama dengan panti wreda untuk orang tua, panti asuhan. Hal yang sangat praktis ini dibekali untuk para calon dokter,” Prof Agus.

Selain itu, prof Agus juga sampaikan Untar memiliki konsentrasi bisnis enterpreneurship, sehingga para wanita tidak akan takut menikah karena tahu bagaimana mendatangkan income atau penghasilan. “Salah satu persoalan orang takut menikah, karena khawatir tidak menafkahi anak atau keluarga. Tapi kalau sudah ada bekal pengetahuan untuk mencari nafkah salah satu kekhawatiran hilang. Karena faktor ekonomi bisa pemicu orang enggan menikah,” ungkap prof Agus. (ney)

Tags: Kehidupan BeragamaMenikah Separuh
Berita Sebelumnya

Dirut LPDP Sebut SDGs Desa Jadi Panduan Pembangunan Komprehensif

Berita Berikutnya

Pentingnya Menjaga Keselamatan Berkendara Lewat Teknologi Keamanan Ban

Berita Terkait.

siswa
Nasional

Penyimpangan pada Pelaksanaan TKA di Jenjang SMA Sederajat 2025, Mendikdasmen: Ini Sebabnya

Senin, 22 Desember 2025 - 16:06
puan
Nasional

Hari Ibu, Ketua DPR RI: Momentum Kebangkitan Pergerakan Perempuan Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 - 15:25
ma
Nasional

Kasasi Lisa Rachmat Gugur, MA Pertahankan Hukuman 14 Tahun

Senin, 22 Desember 2025 - 13:18
mendes
Nasional

Program TEKAD Berlanjut, Mendes Yandri Targetkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Timur

Senin, 22 Desember 2025 - 12:45
eiger
Nasional

Sinergi Pemerintah-Swasta, 5 Ton Pakaian Disalurkan untuk Korban Banjir Sumatera

Senin, 22 Desember 2025 - 12:29
menag
Nasional

Luncurkan PMB PTKIN 2026, Menag: Harus Jadi Kampus Inklusif dan Ramah Difabel

Senin, 22 Desember 2025 - 11:52
Berita Berikutnya
banco

Pentingnya Menjaga Keselamatan Berkendara Lewat Teknologi Keamanan Ban

  • Redaksi
  • Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Standar Perlindungan Wartawan
  • Sertifikat Dewan Pers

© - & DESIGN BY INDOPOSCO.ID.

No Result
Lihat Semua
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks

© - & DESIGN BY INDOPOSCO.ID.