• Redaksi
  • Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Standar Perlindungan Wartawan
  • Sertifikat Dewan Pers
indoposco.id
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks
No Result
Lihat Semua
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks
No Result
Lihat Semua
indoposco.id
No Result
Lihat Semua
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
  • Koran
Home Internasional

Jika Rusia Runtuh, ‘Kami Semua Akan Mati’, Kata Presiden Belarus

Ali Rachman Editor Ali Rachman
Rabu, 28 Juni 2023 - 16:45
in Internasional
Arsip - Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) dan Presiden Belarusia Alexander Lukashenko menghadiri pertemuan Dewan Negara Tertinggi Negara Persatuan Rusia dan Belarus di Kremlin di Moskow, Rusia, 6 April 2023. Sputnik/Mikhail Klimentyev/as

Arsip - Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) dan Presiden Belarusia Alexander Lukashenko menghadiri pertemuan Dewan Negara Tertinggi Negara Persatuan Rusia dan Belarus di Kremlin di Moskow, Rusia, 6 April 2023. Sputnik/Mikhail Klimentyev/as

Share on FacebookShare on Twitter

INDOPOSCO.ID – Presiden Belarus Alexander Lukashenko menyatakan jika Rusia runtuh maka “kami semua akan mati”.

Pernyataan ini disampaikan setelah tentara bayaran Wagner memberontak terhadap Kremlin.

BacaJuga:

Jenazah WNI Korban Kebakaran di Hong Kong Mulai Dipulangkan ke Tanah Air

Krisis Pangan Sudan, WFP Catat 33 Juta Warga Butuh Bantuan

Krisis Kemanusiaan Gaza, WHO Sebut 137 Ribu Anak dan Ibu Hamil Berisiko Malnutrisi

“Jika Rusia runtuh, kami akan tetap berada di bawah reruntuhan, kami semua akan mati,” kata Lukashenko dalam sebuah upacara di ibu kota Minsk, dilansir Antara, Rabu (28/6/2023).

Menyaksikan “pemberontakan bersenjata” di Rusia akhir pekan lalu adalah “menyakitkan”, kata Lukashenko.

“Saya harus bilang sungguh menyakitkan bagi saya menyaksikan perkembangan terakhir di selatan Rusia. Banyak warga negara kami juga bersimpati kepada mereka. Ini karena tanah air kami satu,” kata dia.

Lukasheno mengakui telah memerintahkan tentara Belarus dalam siaga penuh selama peristiwa di Rusia itu.

Mengenai kesepakatan yang ditengahi Lukashenko untuk mengakhiri konflik antara Wagner dan Kremlin, Presiden Belarus itu meminta agar tidak menjadikan dia “pahlawan”.

“Jangan menjadikan saya pahlawan, baik saya maupun (Presiden Rusia Vladimir) Putin atau (pemimpin Wagner Yevgeny) Prigozhin,” ujar dia.

“Karena kami membiarkan situasi itu terjadi begitu saja dan kemudian kami mengira konflik itu akan selesai dengan sendirinya, nyatanya tidak,” sambung Lukashenko.

Dia juga mengklaim oposisi Belarus juga sudah “mulai nyaring” di tengah peristiwa yang terjadi di Rusia, tetapi mereka salah.

“Mereka (oposisi Belarus) berusaha keras menunjukkan paling tidak hasil kerja mereka kepada bos-bos mereka. Mereka bahkan telah mengeluarkan seruan dan menerbitkan rencana yang menunjukkan kesiapan mengimplementasikan skenario pemberontakan bersenjatanya sendiri,” ucap dia.

Sebelumnya pada 24 Juni, pemimpin tentara bayaran Wagner, Yevgeny Prigozhin, menuding Kementerian Pertahanan Rusia menyerang petempur-petempurnya, dan mendeklarasikan “Unjuk Keadilan” dan bergerak dari perbatasan Ukraina ke kota Rostov-on-Don di Rusia.

Prigozhin bahkan berencana mengerahkan pasukannya ke Moskow untuk “menggulingkan para pimpinan militer.”

Badan Keamanan Federal menyebut tindakan kelompok Wagner itu “pemberontakan bersenjata”. Badan ini mengajukan gugatan pidana terhadap Prigozhin.

Namun sebelum tiba di Moskow, Prigozhin dan pasukannya memutuskan mundur untuk menghindari pertumpahan darah di Rusia.

Lukashenko mengatakan dia turut membantu dalam penyelesaian konflik tersebut dengan berunding bersama pemimpin Wagner itu dan mendesak Prigozhin agar menerima kesepakatan tidak menghentikan konflik. (mg1)

Sumber: Anadolu

Tags: Alexander LukashenkoBelarusperangRusiatentara bayaran WagnerukrainaVladimir PutinYevgeny Prigozhin
Berita Sebelumnya

Muhadjir Sebut Al Zaytun Mirip Komune

Berita Berikutnya

Polres Ciamis Tetapkan Tersangka Seorang Guru Cabuli 15 Murid di Sekolah

Berita Terkait.

hongkong
Internasional

Jenazah WNI Korban Kebakaran di Hong Kong Mulai Dipulangkan ke Tanah Air

Senin, 22 Desember 2025 - 14:34
sudan
Internasional

Krisis Pangan Sudan, WFP Catat 33 Juta Warga Butuh Bantuan

Senin, 22 Desember 2025 - 13:38
gaza
Internasional

Krisis Kemanusiaan Gaza, WHO Sebut 137 Ribu Anak dan Ibu Hamil Berisiko Malnutrisi

Senin, 22 Desember 2025 - 13:13
ilustrasi tembak
Internasional

Insiden Penembakan Tewaskan 10 Orang di Kedai Minum dekat Johannesburg

Minggu, 21 Desember 2025 - 20:02
ai
Internasional

Jepang Kembangkan Proyek AI Nasional Senilai Rp318 Triliun

Minggu, 21 Desember 2025 - 19:09
Elon Musk
Internasional

Forbes: Elon Musk Orang Pertama dengan Kekayaan Lebih dari Rp12 Ribu Triliun

Minggu, 21 Desember 2025 - 18:18
Berita Berikutnya
cabul

Polres Ciamis Tetapkan Tersangka Seorang Guru Cabuli 15 Murid di Sekolah

  • Redaksi
  • Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Standar Perlindungan Wartawan
  • Sertifikat Dewan Pers

© - & DESIGN BY INDOPOSCO.ID.

No Result
Lihat Semua
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks

© - & DESIGN BY INDOPOSCO.ID.