• Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Koran
indoposco.id
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks
No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks
No Result
View All Result
indoposco.id
No Result
View All Result
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
  • Koran
Home Disway

Fatwa Akhundzada

Juni Armanto by Juni Armanto
Senin, 30 Agustus 2021 - 23:59
in Disway
1.2k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh : Dahlan Iskan

BESOK adalah batas waktu yang tidak bisa dimundurkan lagi. Seluruh tentara Amerika harus sudah meninggalkan Afghanistan besok malam. Apa yang akan terjadi besok lusa? Harapan saya: misteri besar satu ini terungkap. Yakni tampilnya pemimpin tertinggi Taliban yang sebenarnya. Yang selama ini belum pernah muncul. Jangankan sosoknya. Pun suaranya. Itulah ia: Mawlawi Hibatullah Akhundzada. Umur: tidak ada yang tahu. Tempat tinggal: rahasia. Selebihnya: masih misteri. Setidaknya saya menunggu fatwa apa yang akan diucapkannya.

Ia adalah Rais Syuriah Afghanistan. Di atas pemerintahan. Ia yang akan memberi fatwa. Ke mana arah kebijakan baru Afghanistan 2.0. Pemimpin tinggi Taliban yang sudah muncul belakangan ini ”hanyalah” deputi beliau. “Tapi pers Barat sudah terhipnotis oleh penampilan para pimpinan baru itu.

Jangan percaya dulu,” ujar Husain Haqqani, 65 tahun. Haqqani adalah tokoh Pakistan yang tinggal di Amerika. Ia pernah menjadi duta besar di PBB dan di beberapa negara. Ia pernah menjadi penasihat dua perdana menteri Pakistan: Nawaz Syarif dan Benazir Bhutto. Ia mantan aktivis mahasiswa. Juga mantan wartawan. Termasuk pernah meliput perang di Afghanistan untuk media Amerika.

Tapi kita juga tidak bisa percaya Haqqani sepenuhnya: ia terlalu dibenci kalangan intelijen Pakistan. Ia dianggap terlalu membela kepentingan Amerika. “Taliban tetap Taliban,” katanya. “Semoderat-moderat Taliban tetap akan represif. Terutama terhadap wanita,” tambahnya. Haqqani memang agak heran atas sikap baru para pemimpin tinggi Taliban. Yang terlihat begitu moderat. Yang kok bersedia tampil di depan konferensi pers. Yang kok mau diwawancarai /live/ oleh TV dengan pewawancara wartawan Barat.

“Tapi ingat. Mereka bukan pemimpin tertinggi Taliban. Jangan tergiur oleh mereka yang punya kemampuan berkomunikasi dengan bahasa Inggris,” katanya. Sang pemimpin tertinggi, Hibatullah Akhundzada, masih gaib. Ia pemimpin tertinggi ketiga dalam sejarah Taliban. Ia menggantikan Akhtar Mansour yang tewas oleh serangan Amerika. Itu yang tidak boleh lagi terjadi pada Akhundzada. Keberadaannya harus dirahasiakan berlapis-lapis. Apalagi dua tahun lalu ada rumor kuat: ia terbunuh di Pakistan.

Memang sudah dua kali Akhundzada jadi sasaran pembunuhan. Pertama tahun 2012, ketika berada di ”persembunyiannya” di Quetta. Itu adalah ibu kota Provinsi Balochistan, yang termiskin di Pakistan. Yakni yang berbatasan dengan Kandahar, Afghanistan. Baik yang di sisi Pakistan maupun yang di sisi Afghanistan sama-sama berpenduduk suku Pastun.

Persaudaraan sesama Pastunnya mengalahkan batas negara. Boleh dikata di Quetta itulah Akhundzada bersembunyi di tempat terang. Ia diterima di Quetta sebagai pemimpin agama setempat yang dihormati. Ia diminta menjadi pemimpin lembaga pendidikan yang memiliki banyak madrasah. Bagaimana bisa ulama asing bisa diterima begitu dalam di Pakistan kalau tidak benar-benar istimewa. Di Quetta itu, seseorang berdiri di tengah peserta pengajian Akhundzada. Mengacungkan pistol. Dari jarak dekat. Tidak terdengar bunyi dor. Pistol macet. Pemegang pistol segera diringkus oleh pengawal Akhundzada.

Yang kedua terjadi persis dua tahun lalu. Tepatnya 16 Agustus 2019. Sebuah ledakan besar meletus di masjid tepat setelah salat Jumat. Juga di Provinsi Balochistan, Pakistan. Yang hampir separo penduduknya suku Pastun. Akhundzada selamat. Tapi saudara kandungnya, Hafiz Ahmadullah, tewas. Hafiz juga mengakar di wilayah Pakistan. Ia menggantikan kakaknya sebagai pimpinan madrasah di Pakistan itu. Yakni ketika sang kakak diangkat menjadi pemimpin tertinggi Taliban di tahun 2016.

Ketika bom itu meledak, Akhundzada baru berhasil memimpin penumpasan kelompok ”Negara Islam Iraq” (bagian dari ISIS) di Afghanistan Timur. Jadi, kalau Taliban 2.0 menyatakan anti ISIS tampaknya bukan sikap baru. Pemimpin mereka memimpin sendiri penumpasan basis ISIS. Dan ia sendiri nyaris jadi korban bom ISIS. Apakah Akhundzada benar-benar masih hidup? Pers Barat sendiri masih yakin Akhundzada masih hidup. Bahkan sudah menyeberangi perbatasan Pakistan.

Sudah menuju Kandahar, ”ibu kota” Taliban. Di Kandahar, Akhundzada bermarkas di suatu tempat rahasia. Reputasi Taliban dalam menyembunyikan pemimpin tertinggi mereka sudah terkenal. Misalnya saat pemimpin tertinggi Taliban pertama, Mohammed Omar, meninggal dunia. Akibat TBC menahun. Publik baru tahu dua tahun kemudian. Tempat meninggalnya di sebuah rumah sangat miskin di sebuah gunung terpencil. Besok atau lusa adalah hari penantian yang panjang.

Taliban sendiri memang tidak menyangka begitu cepat menguasai Kabul. Menurut rencana, mereka hanya akan bertahan di luar kota Kabul. Lalu mengirim juru runding. Untuk menemui pemerintah. Mereka akan menegosiasikan kekuasaan. Ternyata Kabul ditinggalkan begitu saja oleh pemerintahnya. Taliban sampai terkaget-kaget, seperti yang terungkap di pers konferensi mereka. Amerika sendiri juga kaget. Evakuasi belum dimulai. Semua panik. Berbondong menuju bandara. Kacau. Akhirnya Amerika Serikat berhasil bersepakat dengan Taliban. Bagi tugas. Keamanan di dalam bandara menjadi tanggung jawab Amerika.

Di luar bandara wewenang Taliban. Begitu longgarnya pengamanan. Sampai terjadi peristiwa bom bunuh diri di bandara itu tiga hari lalu: 170 orang tewas. Luar biasa. Pelakunya ISIS yang bermarkas di Afghanistan. Amerika berduka. Taliban berduka. Kita semua berduka. Besok adalah genap 2 minggu Taliban kembali menguasai Afghanistan. Arah pemerintahan belum jelas. Semua menunggu selesainya penarikan mundur semua kekuatan asing besok malam. Lusa adalah tanda tanya. Kecuali tiba-tiba Akhundzada muncul untuk memberikan fatwanya. Setidaknya lewat suaranya. (*)

Tags: disway
Previous Post

Harapan dari Badan Pangan Nasional

Next Post

Keren, Koleksi Batik Desainer Indonesia Berlaga di Kanada

Related Posts

disway-kamis
Disway

Angsa Hitam

Selasa, 11 November 2025 - 08:00
disway
Disway

Pasien Prabowo

Senin, 10 November 2025 - 08:00
disway
Disway

Meritokrasi Ponorogo

Minggu, 9 November 2025 - 08:00
disway
Disway

Asgar Underground

Sabtu, 8 November 2025 - 08:00
disway
Disway

Cium Kaki

Jumat, 7 November 2025 - 08:00
disway senin
Disway

Hati Robot

Kamis, 6 November 2025 - 08:00
Next Post
Keren, Koleksi Batik Desainer Indonesia Berlaga di Kanada

Keren, Koleksi Batik Desainer Indonesia Berlaga di Kanada

BERITA POPULER

  • jecoo

    Antusiasme Melonjak, JAECOO Serahkan Unit Perdana SUV Listrik J5 EV ke Konsumen di Seluruh Indonesia

    942 shares
    Share 377 Tweet 236
  • Gagalkan Aksi Curanmor di Cakung, Hansip Alami Luka Tembak di Perut

    706 shares
    Share 282 Tweet 177
  • Hasil Liga Champions: Liverpool-Bayern Menang Tipis, Arsenal-Tottenham Berpesta

    675 shares
    Share 270 Tweet 169
  • PGN Raih Penghargaan Subroto 2025, Dukung Ketahanan dan Swasembada Energi Nasional

    669 shares
    Share 268 Tweet 167
  • Hansip yang Gagalkan Curanmor di Cakung Meninggal Dunia Usai Tertembak

    662 shares
    Share 265 Tweet 166
  • Redaksi
  • Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Standar Perlindungan Wartawan
  • Sertifikat Dewan Pers

© - & DESIGN BY INDOPOSCO.ID.

No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks

© - & DESIGN BY INDOPOSCO.ID.