• Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Koran
indoposco.id
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks
No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks
No Result
View All Result
indoposco.id
No Result
View All Result
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
  • Koran
Home Gaya Hidup

Cegah Kebutaan Penderita Lepra, JEC Perkenalkan Teknik Modifikasi Tarsorafi

Folber Siallagan by Folber Siallagan
Selasa, 10 Agustus 2021 - 13:23
in Gaya Hidup
indoposco

Spesialis mata dari JEC, Dr. dr. Yunia Irawati,Sp.M(K) cetuskan tindakan modifikasi tarsorafi untuk mengatasi lagoftalmus paralisis sehingga dapat mencegah kebutaan pada penderita lepra; mengantarkannya raih gelar Doktor dari Universitas Gadjah Mada

1.2k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

INDOPOSCO.ID – Di tengah tingginya penambahan angka kasus positif Covid-19 harian yang masih di atas 25 ribu, situasi penyakit lepra di Indonesia ternyata masih mengkhawatirkan. Secara global, Indonesia menempati urutan ketiga sebagai negara dengan penderita lepra terbanyak, setelah India dan Brazil.

Pada 2019, jumlahnya mencapai 17.439 kasus, naik 2,48% dibandingkan tahun sebelumnya. Sebagai penyakit infeksi sistemik, lepra bisa membuat penderitanya mengalami komplikasi okular lagoftalmus paralisis atau ketidakmampuan mata untuk menutup rapat. Jika tidak segera ditangani, risiko kebutaan pun mengancam.

“Penyakit lepra merupakan penyakit infeksi dengan frekuensi komplikasi okular yang cukup tinggi. Kelainan mata pada penyandang lepra, termasuk lagophthalmos paralisis, membutuhkan deteksi dini dan tatalaksana yang tepat guna mencegah gangguan penglihatan yang bisa berakibat kebutaan. Keterbatasan akses dan biaya untuk berobat menyebabkan penyandang lepra baru mengunjungi penyedia layanan kesehatan ketika sudah mengalami komplikasi yang mengancam penglihatan,” jelas Dr. dr. Yunia Irawati, Sp.M(K) selaku Head of Trauma Center sub Spesialis Divisi Plastik dan Rekonstruksi Mata JEC Eye Hospitals and Clinics.

“Teknik modifikasi tarsorafi yang saya teliti, terbukti sama efektifnya dengan metode gold weight implant – yang paling sering digunakan untuk menangani lagoftalmus paralisis pada penderita lepra. Bahkan, dibandingkan metode tersebut, teknik ini juga teruji lebih efisien dari sisi komplikasi dan biaya operasi. Harapan saya, teknik modifikasi tarsorafi segera menjadi langkah penanganan yang bisa menjangkau lebih banyak penyandang lepra dari berbagai kalangan,” lanjut staff pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-RSCM.

Pembahasan mengenai penelitian tersebut tertuang dalam disertasi “Perbandingan Efektivitas dan Efisiensi antara Teknik Modifikasi Tarsorafi dengan Teknik Gold Weight Implant sebagai Tatalaksana Operatif Lagoftalmus Paralisis pada Penderita Lepra”. Pemaparan hasil penelitian secara rasional, sistematis dan empiris pada Ujian Terbuka, Program Doktor Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, yang berlangsung hari ini secara virtual, mengantarkan Dr. dr. Yunia Irawati, Sp.M(K) meraih gelar Doktor.

Gold weight implant telah dikenal sejak 1958 sebagai teknik dengan tingkat kesuksesan tinggi untuk penanganan lagoftalmus paralisis. Teknik ini menjahitkan implan emas pada bagian kelopak mata atas sehingga penderita lepra dengan lagoftalmus paralisis bisa kembali menutupkan matanya secara pasif; terbantu oleh beratnya implan emas dan gaya gravitasi. Meski demikian, biaya tindakan metode ini cenderung mahal dan masih bisa berdampak komplikasi setelah pemasangan implan, seperti inflamasi, alergi, ekstrusi, migrasi, ptosis, dan astigmatisme. Pada sekelompok orang, penggunaan emas sebagai bahan implan juga terhalangi tradisi/keyakinan.

Dalam penelitiannya, Dr. dr. Yunia Irawati, Sp.M(K) membandingkan metode gold weight implant dengan modifikasi tarsorafi yang menggabungkan teknik tarsorafi lateral permanen dan levator recess, serta teknik kantopeksi/lateral tarsal strip (LTS) dan cantoplastia. Penelitian berlangsung selama Oktober 2018-Mei 2020 dengan melibatkan 19 subjek yang terdiri dari 27 mata.

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa modifikasi tarsorafi memberi tingkat efektivitas yang sama dengan teknik gold weight implant sebagai tatalaksana operatif lagoftalmus paralisis pada penderita lepra. Durasi atau lama waktu tindakan yang dibutuhkan metode modifikasi tarsorafi juga sama efisiennya dengan teknik gold weight implant. Namun, modifikasi tarsorafi lebih unggul dari segi efisiensi biaya dan risiko komplikasi yang mungkin terjadi. “Bagi penderita lepra yang sebagian besar berasal dari masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah dan pekerjaan yang tidak tetap, tindakan penanganan melalui gold weight implant tentunya membutuhkan pendanaan yang memberatkan. Dengan pengembangan lebih lanjut, modifikasi tarsorafi dapat menjadi alternatif tatalaksana operatif lagoftalmus paralisis untuk menjangkau penderita lepra dari kalangan yang lebih membutuhkan,” imbuh Dr. dr. Yunia Irawati, Sp.M(K).

Lepra tergolong penyakit infeksi kronis yang disebabkan bakteri Mycobacterium leprae (M. leprae) yang menyerang kulit, saraf tepi, mukosa saluran pernapasan atas dan mata. Penyakit ini dapat ditularkan melalui kontak langsung antar kulit dalam jangka waktu yang lama. Lepra secara endemis ditemukan di negara berkembang, terutama yang berada di wilayah tropis dan sub tropis, salah satunya Indonesia.

Sementara, lagoftalmus paralisis merupakan ketidakmampuan kelopak mata untuk menutup secara sempurna. Lagoftalmus paralisis yang tidak segera ditangani menyebabkan kerusakan sel goblet pada bagian konjungtiva (lapisan tipis pelindung area putih mata/sklera). Apabila permukaan konjungtiva terus menerus terekspos/terbuka, terjadilah ketidakstabilan lapisan air mata yang memicu mata kering/dry eyes. Kondisi ini memunculkan risiko infeksi yang secara berkelanjutan bisa berdampak kebutaan. Meski prevalensinya sangat bervariasi, tetapi lagoftalmus paralisis berpotensi terjadi pada penderita dengan beberapa faktor risiko seperti berusia lebih dari 15 tahun saat terdiagnosis lepra, menderita lepra lebih dari setahun, dan mengalami kelelahan fisik.

Menanggapi penelitian dan pencapaian gelar Doktor oleh Dr. dr. Yunia Irawati, Sp.M(K) tersebut, Dr. Johan A. Hutauruk, SpM(K), Presiden Direktur JEC Eye Hospitals and Clinics menyampaikan JEC Eye Hospitals and Clinics terus mendukung upaya-upaya pencegahan gangguan penglihatan masyarakat Indonesia yang bisa berdampak pada kebutaan sehingga mempengaruhi kualitas hidup, tak terkecuali para penyandang lepra.

“Tidak hanya melalui kemutakhiran teknologi, tetapi juga penerapan temuan berbasis sains yang progresif, guna memberi solusi pada tantangan yang tengah dihadapi masyarakat Indonesia. Bersama jajaran praktisi yang mumpuni, seperti Dr. dr. Yunia Irawati, Sp.M(K), JEC optimis mampu melanjutkan kontribusi kami pada dunia kesehatan mata di Tanah Air,” katanya. (ibs)

Tags: JEC Eye Hospitals and ClinicskesehatanLepraTeknik Modifikasi Tarsorafi
Previous Post

Jokowi: Ekonomi di Kuartal III Lebih Berat

Next Post

Meski Pandemi, Ekonomi Banten Tumbuh 8,95 Persen

Related Posts

17620724355888788044155029265874
Gaya Hidup

Di tangkap Polisi, Onad Mengaku Menyesal Pakai Narkoba

Minggu, 2 November 2025 - 18:08
17620723466252697627814545945412
Gaya Hidup

Polisi Masih Dalami Pengakuan Onad Pakai Narkoba

Minggu, 2 November 2025 - 16:36
17620720577871573078686512938752
Gaya Hidup

Artis Onad Diduga Dapat Narkoba dari Pemasok KR

Minggu, 2 November 2025 - 15:35
IMG-20251102-WA0003
Gaya Hidup

“Miracle Runway” di JFW 2026: Transformasi 9 Perempuan Hebat Melawan Ageism dengan Gaya

Minggu, 2 November 2025 - 14:45
WhatsApp Image 2025-11-02 at 13.54.27
Gaya Hidup

ROSA Pendamping Cerdas Spesialis Ortopedi, Bukan Robot Pengganti Dokter

Minggu, 2 November 2025 - 14:21
lari
Gaya Hidup

Risiko Cedera Lari Ditentukan Kondisi Individu, Begini Penjelasan Ahli

Sabtu, 1 November 2025 - 23:13
Next Post
indoposco

Meski Pandemi, Ekonomi Banten Tumbuh 8,95 Persen

BERITA POPULER

  • WhatsApp Image 2025-11-01 at 08.26.51 (1)

    Bhayangkara FC vs Persita: Pendekar Cisadane Janjikan Laga Sulit untuk The Guardian

    966 shares
    Share 386 Tweet 242
  • PPK BPJN Banten Bantah Pekerjaan Ruas Jalan Nasional Bayah Cibareno Mangkrak, Ini Alasannya

    671 shares
    Share 268 Tweet 168
  • Ampas Teh

    719 shares
    Share 288 Tweet 180
  • Presiden Prabowo Pulang Lebih Cepat dari KTT ASEAN karena Hal Mendesak

    662 shares
    Share 265 Tweet 166
  • Kepala BNN Ajak Generasi Muda Jadi Pejuang Anti-Narkoba

    655 shares
    Share 262 Tweet 164
  • Redaksi
  • Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Standar Perlindungan Wartawan
  • Sertifikat Dewan Pers

© - & DESIGN BY INDOPOSCO.ID.

No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Nusantara
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Multimedia
    • Fotografi
    • Video
  • Disway
  • Koran
  • Indeks

© - & DESIGN BY INDOPOSCO.ID.