INDOPOSCO.ID – Film sangat berpengaruh pada pembentukan karakter anak. Pernyataan tersebut diungkapkan oleh Sekretaris Komisi II Lembaga Sensor Film (LSF) Roseri Rosdy Putri, Rabu (21/4/2021).
Ia mengatakan, LSF secara masif melakukan sosialisasi regulasi dalam membuat film. Dan itu menyasar para pembuat film, seperti di antaranya terkait adegan. Agar adegan tidak masuk dalam pornografi dan kekerasan.
“Tujuan agar adegan dalam film tidak ditiru anak. Karena bisa membentuk karakter anak. Misalnya saja pada adegan kekerasan, ada batasan-batasan adegan kekerasan yang tidak boleh dilanggar,” katanya.
“Sosialisasi ini juga agar mutu film Indonesia sesuai perkembangan budaya Indonesia,” imbuhnya.
Sebelumnya, Ketua LSF Rommy Fibri Hardianto mengatakan, LSF terus melakukan sosialisasi budaya sensor mandiri film. Budaya ini mengajak masyarakat untuk memilih kemampuan memilih dan memilah film yang sesuai dengan kebutuhan atau usia.
“Kita mustahil melakukan sensor semua film, apalagi yang berbasis elektronik. Di 2020 saja baru 599 film yang kami sensor, sementara di media sosial (Medsos) jumlah sangat banyak,” katanya.
Ia menyebut, budaya sensor mandiri memberikan pemahaman kepada masyarakat agar lebih selektif melakukan pengecekan klasifikasi film. Karena, klasifikasi film tersebut tidak sembarang.
“Budaya ini sifatnya mandiri. Dan ini kami harus lakukan karena dampak tsunami film di medsos,” ucapnya. (nas)








